Mimpi Adalah Kunci

dokumen pribadi: wallpaper monitor dari 삼성 

Mimpi. Setiap orang berhak kan untuk bermimpi? Jangan takut untuk tak mampu, padahal kita hanya bermimpi. Mimpi itu indah kok, ibarat pepatah, mimpi itu bunga. Dan bunga itu harus kita semai agar semakin indah dan subur. Begitu pula mimpi, jika hanya dibiarkan bergelantungan di dahi ya gak bakal terwujud. Harus ada ekstra aksi untuk mewujudkan mimpi menjadi nyata. Kalau kata novel 2, segala sesuatu itu diciptakan dua kali, di alam mimpi kita dan didunia nyata.

Saat menulis postingan ini saya sedikit mengulik masa lalu, tepatnya masa kecil yang saya lewati di desa. Mimpi yang saya ciptakan saat saya berseragam putih merah di gedung sekolah negeri yang terbilang sangat kecil tapi dipenuhi dengan prestasi manusia-manusia kecil yang tak mau diam.

"Saya mau jadi insinyur, soalnya insinyur itu pintar dan bisa keliling dunia."

Pada saat saya mengucapkan kata insinyur, sejatinya saya pun tak tahu apa arti sebenarnya. Pekerjaan seperti apa yang dilakukan oleh insinyur. Yang saya tahu bahwa seorang insinyur itu pintar dan bisa menciptakan sesuatu. Itu pemikiran saya saya di kelas 4 SD. Saya sendiri tidak begitu ingat, cita-cita apa saja yang pernah saya ucapkan sewaktu kecil. Tapi yang pasti, saya tak pernah mengucapkan kata dokter. Ah, hanya karena saat itu saya takut dengan jarum suntik hahaha.

Waktu terus berjalan hingga pemikiran saya bisa menjadi sedikit lebih dewasa, namun mengenai cita-cita saya tetap ingin jadi insinyur. Nah, pertanyaan demi pertanyaan kembali muncul. Mau jadi insiyur apa? dan jawaban saya adalah, pokoknya saya mau jadi orang yang pintar! Dari kalimat itu akhirnya membawa banyak perubahan dalam diri saya. Saya berani untuk menembus batas yang katanya orang tidak akan bisa diraih.

Blogwalking

Pagi tadi ada seorang teman yang bertanya kepada saya, saat saya membuka begitu banyak blog dalam browser. Kenapa saya harus membuka begitu banyak blog dalam satu waktu, apa ya dibaca semua? Tanya-nya. Dan saya menjawab bahwa itu adalah blogwalking atau kita mengunjungi blog lain. Dan dalam postingan ini saya akan sedikit membeberkan kebiasaan blogwalking saya yang sebenarnya biasa-biasa aja sih, hehe.

Blogwalking biasanya saya lakukan di pagi hari. Dan tujuan blogwalking saya yang pertama adalah semua blogger yang telah berkunjung ke blog saya dan meninggalkan jejak atau komentar pada postingan. Pada saat itu, memang saya tidak akan langsung membalas komen yang ditinggalkan pada postingan saya karena terlebih dulu saya akan melakukan kunjungan balik pada blogger-blogger tesebut. Bagi saya, kunjungan balik terhadap blogger yang telah mengunjungi blog kita merupakan satu etika dalam ngeblog. Ah, intinya saya gak mau dicap sombong karena tidak mau melakukan kunjungan balik, hehe.

Tujuan blogwalking selanjutnya adalah update postingan pada blog-blog yang saya ikuti. Kan, pasti muncul pada halaman blogger, jadi semakin mudah bagi saya untuk mengakses blog yang ter-update. Biasanya juga lapak-lapak giveaway itu suka saya kunjungi, hehehe.

Nah, kenapa sih harus blogwalking? Selain tidak mau dicap sombong, sebenarnya banyak sekali keuntungan yang bisa diambil dari kegiatan saling berkunjung ini. Menurut saya, diantaranya:
  1. Ajang silaturahmi dan menambah teman. Walaupun hanya sebatas dunia maya, tapi silaturahmi dan teman virtual juga mempengaruhi banyak hal dalam hidup saya. Teman virtual yang mampu memberikan motivasi yang sangat luar biasa. Saya pernah menulis tentang betapa nikmatnya mempunyai teman virtual dalam postingan yang berjudul: Suka Duka Ngeblog.
  2. Meningkatkan trafik blog. Secara tidak langsung, dengan blogwalking, blog kita pun akan dikunjungi balik oleh blogger lain. Kunjungan-kunjungan tersebut akan berpengaruh pada trafik blog, bukan?
  3. Mendapat informasi. Nah, ini termasuk manfaat yang tak boleh terlewatkan. Akan banyak sekali informasi yang kita dapat dari kegiatan blogwalking, termasuk info giveaway aatu kontes, hehe.

Mempertahankan Hubungan Jarak Jauh

Mempunyai hubungan yang harmonis dan selalu guyup rukun di waktu yang bersamaan, selalu tertawa bersama, melewati waktu bersama adalah hal yang sangat diinginkan oleh setiap manusia. Entah itu dengan keluarga, teman, maupun pasangan. Saya rasa, tidak ada orang yang menginginkan hubungan jarak jauh dengan orang-orang terkasih. Seperti halnya saya. Sedari kecil sudah hidup terpisah dengan orang tua hingga sekarang. Temasuk dengan pasangan saya, yang sekarang sedang menjalani hubungan jarak jauh.

Saya mau? Tentu tidak. Tapi karena suatu keharusan maka saya harus mampu menjalaninya. Hal ini terjadi karena si mas (kekasih hati) mendapat tempat kerja di Borneo sana. Saya sering bercerita tentang suka duka hubungan jarak jauh, nano-nano rasanya. Karena dengan adanya ribuan kilometer yang memisahkan hati kami maka banyak sekali perasaan yang diluapkan. Bahagia? Pasti. Karena saya bahagia bisa mendapatkan seorang lelaki yang sangat pengertian dan sabar terhadap tingkah manja saya. Galau? Tentu. Bentangan samudra yang memisahkan cinta kami menimbulkan banyak sekali konsekuensi. Yang paling terasa adalah intensitas pertemuan kami. Semasa kuliah, setiap hari saya bertemu dengan si mas, sedangkan sekarang paling tidak saya harus menunggu 3 bulan terlebih dahulu.

Dan yang paling menyakitkan adalah disaat saya atau si mas mengalami titik jenuh. Penyebabnya banyak, begitu pula akibatnya. Disini saya akan sedikit membuka rahasia saya dan si mas dalam menjaga hubungan jarak jauh. Menjaga cinta agar tetap tumbuh subur meski terpisah oleh jutaan partikel ciptaan Tuhan.

1. Komitmen
Sebuah janji tanpa hitam diatas putih dan tanpa materai harus ada. Setidaknya akan memberikan gambaran yang jelas mau dibawa kemana hubungan yang terlanjur terpisah oleh jarak ini. Well, hal ini yang kami lakukan. Salah satu keuntungan dengan adanya komitmen ini adalah, membuat saya sebagi perempuan menjadi lebih tenang dalam menjalani hubungan jarak jauh. Merencenakan masa depan dengan matang untuk menuju ke tahap yang lebih tinggi, misal, pernikahan. Dengan adanya komitmen inilah, maka harus ada salah satu pihak yang mengalah agar bisa berada dalam satu wilayah dengan pasangan. Disini emosi diuji, karena saya dan si mas sama-sama mempunyai pekerjaan yang sudah mapan. Ya, memang karena istri harus ngikut suami, insyaallah saya yang akan diboyong ke pulau Kalimantan. Dengan adanya komitmen seperti ini, maka kesetiaan akan mengikutinya kok, Insyaallah :)

2. Komunikasi
Satu hal yang tak boleh dibantah dalam hubungan jarak jauh adalah adanya komunikasi yang kuat. Bukan berarti harus memberikan kabar setiap saat. Karena bagi saya akan lebih menarik jika komunikasi itu berkualitas. Si mas termasuk orang dengan kerjaan yang super sibuk, hampir tiap minggu dinas ke luar kota. Dan disini, saya bersedia mengalah jika zona waktu antara saya dan si mas berbeda. Misal, saat si mas harus dinas ke Makassar sedang saya di Jawa. Maka saya harus pengertian agar si mas bisa tidur malam terlebih dahulu.

[BeraniCerita #17] Tanda Cinta

Sepi, itu yang dirasakan Roni siang itu. Mungkin hanya beberapa anak saja yang berseliweran di lorong kelas saat jam ketiga. 

"Kesempatan. Mumpung sepi."

Roni tersenyum sambil bersyukur dalam hati karena sepertinya suasana sedang berpihak padanya. Diambilnya sebuah kursi, lalu membuka sebuah jendela kelas 8-H yang sudah rusak.

Dalam sekejap kakinya sudah menapak di lantai kelas. Matanya menelisik sekitar dan menuju ke bangku nomor dua di sebelah kanan. Tas selempang merah jambu bermotif bunga tepat dalam pandangannya.

Lalu diambilnya sebuah kotak kecil dari saku kanannya. Kotak kecil yang terbungkus manis, kertas kado berwana merah jambu dan bermotif bunga. Sebuah pita merah pun menambah manisnya kado kecil ini. Sebuah tanda cinta untuk perempuan yang beberapa hari ini telah mengganggu pikirannya.

"Kamu pasti akan menyukainya, Ayu."

Setelah memasukkan kotak itu ke dalam tas merah jambu dan puas tersenyum kecil, Roni kembali meninggalkan ruang kelas dengan melewati jendela. Ada perasaan lega terpancar dari senyum sunggingnya.

Keesokan harinya.

Seorang gadis muda berkacamata tebal dengan rambut kepang dua mondar mandir melewati kelas Roni, 8-F. Wajahnya meringis memperlihatkan giginya yang berpagar besi. Sesekali terlihat langkah kakinya yang cepat.

"Bu! Saya ijin ke toilet." Teriak Roni.

Seakan tak mau ketinggalan langkah cepat gadis itu, Roni pun menambah kecepatan langkahnya. Dengan setengah berlari akhirnya Roni tepat di belakang punggung gadis itu.

"Ayu!!"

Gadis itu menoleh ke arah Roni dan tetap memperlihatkan wajahnya yang meringis.

"I...iya, Ron. Ada apa? Sebentar ya, udah kebelet."

"Yes."

Hatinya berlonjak gembira dapat melihat Ayu, gadis yang diincarnya. Dengan santai Roni kembali ke dalam kelasnya dan menyunggingkan seutas senyum kemenangan. Rasa puas yang berlipat karena Ayu telah menerima tanda cinta darinya, meski Ayu tak tahu bahwa Roni pengirimnya.

"Salah sendiri mengalahkan nilai ujianku semester lalu. Rasakan tuh mencret-mencret!" Begitu hati Roni berbicara pada dirinya sendiri.

******
290 kata

[Prompt #17] Pak Guru Juga Manusia

Ada yang mengganjal perasaanku hari ini setelah kejadian semalam. Sedari di kelas tadi, aku tak kuasa untuk terus memperhatikannya. Wajahnya memang cantik.

Dengan seragam SMP yang dia kenakan, wajah polosnya terlihat dengan jelas. Tapi dari balik seragamnya itu, dadanya terlihat penuh dan berisi. Sama halnya dengan foto yang membuatku terperangah semalaman. Kaos merah ketat dengan potongan leher yang lebar membuat jantungku tak karuan. Muridku yang satu ini memang cantik, mungkin juga tercantik.

Rasa penasaranku kembali membara. Posisiku duduk di atas kasur lebar ini sudah cukup membuatku nyaman untuk memandangai kecantikan muridku yang satu ini. Otakku semakin segar setelah melihat foto-fotonya yang lain. Gayanya macam-macam, tapi yang membuat aku semakin gusar adalah celana pendek dan kaos kuning tanpa bahu yang dia gunakan saat berfoto di Bali. Segar sekali.

Pikiranku semakin tak karuan. Apa yang telah aku lakukan pada muridku ini. Antara nikmat melihat gadis muda yang sangat cantik dan peranku sebagai seorang pendidik. Ah, malam ini saja, bathinku. Mumpung istriku sedang pengajian, jadi tak ada salahnya aku menyegarkan mata sejenak.

Aku melanjutkan menikmati foto-foto gadis muda cantik, sesekali terlihat fotonya bersama teman sekelasnya yang juga tak kalah cantik. Tapi dia tetap yang tercantik bagiku, tubuhnya juga bagus.

Tak lama kudengar pintu rumah terbuka, mungkin istriku yang baru pulang pengajian. Ya, pengajian. Astaghfirullah. Salah kaprah.

Segera aku mengambil ponsel dan mencari nama Alya di kontakku.

Alya, kalo upload foto di facebook yang sopan ya. Pak Anwar.

Lalu aku menutup akun facebook yang bernama Alya Imoetz dan mematikan laptopku.

******
246 kata

Penjual Online

Selamat malam temans. Setelah seharian saya memberikan perhatian khusus untuk pekerjaan di kantor, sekarang saya ingin sekedar berbagi uneg-uneg yang sedari kemaren nangkring di kepala saya. Hal itu mengenai online shop. Saya tidak akan membahas apa itu online shop, namun ingin sedikit membahas tentang etika dalam berjualan di online shop.

Semakin suksesnya internet merambah semua lapisan masyarakat, maka semakin kreatif pula ide para pebisnis untuk menciptakan toko online. Saya sendiri mempunyai dua online shop yang saat ini masih berjalan, untuk Gendhiss Boutique memang saya tutup sementara waktu karena sedang ada kendala teknis. Dan untuk si nyonya gendhiss alhamdulillah masih berjalan, kok jadi promosi yak :p

Saya akan memberikan pandangan dari segi penjual dalam hal etika yang sudah pernah saya rasakan. Menjual secara online bisa jadi sangat menguntungkan karena penyebaran informasi yang cukup cepat. Namun ada beberapa etika yang patut diperhatikan sebagai penjual online, karena etika tersebut menyangkut  nama baik online shop yang sedang kita kelola dan bisa menarik pembeli yang lebih banyak.
  • Jika berjualan menggunakan blog atau pun media sosial lainnya, usahakan agar blog tersebut mudah untuk diakses. Janganlah terlalu banyak menanam widget sehingga loading time untuk toko online kita menjadi lama. Jika ada barang-barang baru yang dijual, segera di update ke blog atau media lainnya.
  • Lakukan pemasaran yang efektif. Misal melalui jejaring sosial facebook atau twitter. Tapi jangan nyampah (spam) dengan menebar link ke smua teman karena tidak semua orang suka dengan cara berjualan seperti ini, termasuk saya. Perkenalkan online shop kita dengan cara yang sopan.
  • Pastikan media komunikasi yang kita cantumkan pada online shop itu aktif. Misalkan nomer HP, WhatsApp, BBM, atau media sosial. Karena kontak-kontak tersebut yang akan menjaring calon pembeli. Kalo nomernya gak aktif bisa jadi calon pembeli beranggapan online shop kita sudah tutup.
  • Usahakan memberikan respon yang cepat terhadap calon pembeli. At least, jika kita sedang sibuk, cukup jawab dengan singkat namun dengan bahasa yang sopan. Jangan sampai membiarkan calon pembeli menunggu berhari-hari informasi yang tak kunjung diberikan.

[BeraniCerita #16] Suporter Bola

Suporter Bola
credit
Aku tak pernah meminta dengan kehidupan model begini. Apa-apa susah. Bapakku cuma tukang becak, ibuku petani yang setiap hari menggarap ladang kecil berisi sawi. Ya, bisa dipastikan setiap hari yang tersaji di balik tudung di atas meja adalah sawi. Paling keren sebagai lauknya itu sayap ayam, sebulan sekali. Kalau setiap harinya ya tahu tempe atau ikan pindang di goreng renyah.

Aku seorang siswa yang tiap bulan harus telat satu minggu untuk membayar SPP. Tapi bulan ini, egoku sedang diuji. Sebuah peperangan batin yang sangat kuat dan tak bisa aku hindari. Ditambah hasutan teman-temanku yang membuat nafsuku semakin membara.

"Ayolah, Ron. Ini kesempatanmu. Katanya kau seorang Liverpudlian, buktikan dong!"

"Betul, Sob. Bayar SPP dobel bulan depan aja."

"Kalau orang tuaku menanyakan uangnya kemana, aku harus jawab apa?"

"Halaaahhhh.. Bilang aja ada iuran mendadak atau beli buku. Nanti sore kita langsung beli tiketnya, oke?"

Hatiku memanas, hidungku kembang kempis melawan amarah yang ada di dalam diriku sendiri. Kulihat 5 lembar uang lima puluh ribu dan beberapa receh yang sudah lusuh dalam dompet hitamku yang telah memudar. Seketika bayangan tubuh bongkok ibuku yang sedang memanggul sekarung sawi terlintas di hadapanku. Cucuran keringat bapak di kala maghrib pun turut andil mengaduk emosiku.

Dalam hati aku berdo'a.

Tuhan, maafkan aku. Lancarkan rejeki orang tuaku.

*****

Aku sudah nampak mentereng dengan seragam Liverpool KW yang kubeli murah di pasar malam. Masih satu jam lagi sebelum pertandingan dimulai, tapi suasana riuh telah menyemarakkan stadion bola yang megah itu. Lautan merah dimana-mana. Suporter Indonesia dan Liverpool sama-sama berkostum merah, pantas.

Sebuah Alasan

Sak ombo-ombone alas, isih luweh ombo alasane manungso. Ya, kalimat itulah yang sering saya dengar dalam sebuah 'perdebatan' semasa kuliah dulu. Ngomong sama manusia gak akan ada habisnya, ada aja alasan yang muncul untuk sebuah pembelaan. Atau sekedar untuk menjawab sebuah pertanyaan yang agak keblinger. Atau mungkin juga alasan untuk sebuah pilihan.

Asal, alasan itu tak dibuat-buat.

Saya sering dihadapkan dalam sebuah pertanyaan "kenapa?" dalam pilihan yang saya ambil. Kenapa kok gini? Kenapa kok gitu? Kok gak gini saja? Kok gak gitu saja? Nah, ini yang buat pilihan kan saya, kenapa jadi orang lain yang ikut ambil pusing. Dalam sebuah diskusi yang kadang nyentil urusan pribadi, seringnya saya meilipir lebih dulu untuk menghindari perdebatan yang seharusnya tak perlu terjadi. Ya, saya memilih diam.

Untuk sebuah pilihan yang saya ambil, jika ada orang lain yang turut andil berkomentar saya akan dengan tenang mendengarkan omongan mereka. Jika memang keputusan belum saya pilih, maka dengan senang hati saya mendengarkan omongan mereka, kali aja ada benernya dan bermanfaat buat saya. Namun, jika keputusan itu sudah diketok maka saya hanya akan diam menanggapi omongan orang lain. Mungkin cukup memberikan alasan singkat, selebihnya itu urusan saya. Toh, ini pilihan hidup saya yang tidak ada sangkut pautnya dengan orang yang berkomentar tersebut. Apalagi kalo komenya ngece.

Nah, jika ada yang berkomentar dengan agak sedikit nyentil emosi saya, maka yawes gak usah digubris. Orang lain kan bisanya melihat dari luarnya saja, gak bisa menelaah dari dalam. Bahkan, kadang orang terdekat pun belum tentu mengerti. Kalo saya, hanya orang-orang tertentu yang akan tau alasan pasti dalam pilihan saya, dan itu memang orang-orang terpilih. Bukan maksud untuk pilih-pilih teman, tapi pilihan hidup itu gak perlu untuk digembor-gemborkan ke ruang publik. Jadinya gak spesial.

Makanya, jangan suka asal komentar tentang pilihan hidup orang lain. Jatohnya itu gak enak kalo gak tepat komennya. Yang jalani hidup itu saya, kok kamu yang repot.

[Prompt #16] Kenya, Anakku

credit: dokumen pribadi Hana Sugiharti
Seperti biasa, sore hari setelah memandikannya, aku mengajak Kenya bermain sembarang di ruang tamu. Kadang menata balok-balok kayu mainan atau sekedar mengajarkannya kosa kata baru.

"Kenya... Bunda mana, Nak?"

"Baa."

Sambil menunjukkan deretan gigi mungil dan bersih, Kenya berusaha untuk menyebut namaku. Cuma itulah kata yang keluar dari mulut Kenya saat aku menyebut kata 'bunda'. Momen seperti inilah yang sangat aku suka, sembari menunggu ayahnya pulang ke rumah, aku bercengkrama dengan Kenya tentunya dengan bahasa yang hanya dia sendiri yang menegrti.

Dengan mulut komat kamit seperti merapal sesuatu, aku memperhatikan bidadari kecilku ini memainkan tongkat peri mainan yang dibelikan ayahnya. Seketika dia berdiri dengan mulut terus bergumam lalu menoleh ke arah jendela di samping pintu rumah. Kakinya mulai bergerak dan berjalan sedikit cepat ke arah jendela.

Aku memperhatikan tingkahnya, aku ingin tahu seberapa jauh perkembangan Kenya.

Sambil berjinjit Kenya terus berjalan keluar rumah dan berhenti tepat di depan jendela besar di samping pintu rumah. Tangan kanan yang memegang tongkat peri diayunkan ke kanan dan ke kiri. Aku melihatnya dari balik jendela, kepalanya sedikit terangkat dan wajahnya meringis dan mulutnya tetap berkomat kamit. Sedang apa kau ini, Nak? bathinku. Aku terus memperhatikannya, Kenya kemudian jongkok di depan jendela, tangan kirinya berpegang pada kusen jendela yang cukup rendah untuk diraihnya.

"Kenya, kenapa?"

Tanyaku yang kemudian duduk bersimpuh tepat di hadapannya. Aku tak dihiraunya, mulutnya terus merapal kata yang tak kumengerti dan wajahnya meringis.

"Ba. Baa."

Hanya kata itu yang kudengar jelas. Kurasa, Kenya ingin menyampaikan sesuatu padaku. Maksud hati ingin segera menggendongnya, namun Kenya berontak enggan. Ditolaknya tanganku kemudian dia berdiri dan berlari kecil ke dalam rumah dan berhenti di balik jendela.

[Prompt #16] Wanita Dibalik Jendela

credit
Ah, aku tahu mereka selalu membicarakanku saat melintas di depan rumah mungil ini. Mereka berhenti sejenak lalu menoleh ke arahku yang menyembulkan kepala dan setengah tubuhku dari balik jendela besar di depan rumah, seperti biasanya. Kulihat setiap mulut yang bergerak cepat dengan tatapan mata sedikit mengernyit, lalu ditimpali oleh mulut lainnya. Kemudian mereka berlalu dan sesekali menoleh lagi ke arahku. Aku hanya bisa tersenyum melihat mereka, sesekali aku menganggukkan kepala saat mereka menatap ke arahku.

Yang lebih sering memang ibu-ibu sekitar kompleks rumahku. Biasanya ibu-ibu anggota pengajian yang lebih sering menyapaku. "Neng, kok gak pernah ikut pengajian lagi?" begitulah, dan aku hanya bisa tersenyum agak lebar menjawab pertanyaan itu. Kadang juga kulambaikan tanganku sambil tertawa lepas melihat mereka menegurku. Jika aku sedang kesal, maka kulempar gelas kaca ke arah mereka dari balik jendela.

Kata suamiku, aku tak mungkin bisa melakukan aktivitas di luar rumah termasuk mengikuti pengajian setiap malam Jum'at seperti dulu. "Nanti bikin malu", begitu katanya. Dia tak memperbolehkanku keluar rumah, hanya dari balik jendela ini aku melihat aktivitas warga. Ya, warga kampung memang belum tahu kondisiku setelah kecelakaan pada malam yang telah merenggut nyawa buah hatiku satu-satunya. Mereka pun belum tahu kondisi kakiku yang mengerikan ini. Kata suamiku, "Nanti kita diusir kalo mereka tahu." begitulah. Maka aku menghabiskan hariku hanya dari balik jendela ini.

Jika aku bosan menunggu suamiku pulang ke rumah, maka kucakari seluruh tubuhku dan kuacak rambut panjangku. Kondisi kakiku memang tak bisa membuat aku keluar rumah sehingga membuatku selalu bosan. Pergelangan kakiku selalu terasa nyeri dan kadang sakit sekali. Rantai besi yang melingkar sempurna di kaki kanan ini membekas sebuah lingkaran merah dan bernanah.

[BlogReview] Story From Mama Arkananta

Story From Me, Mama Arkananta. Pasti sudah pada tahu pemilik nama blog tersebut yang tidak lain adalah salah satu dari Mbak Mimim BeraniCeritadotCom alias Miss Rochma. Ya, kali ini saya akan mereview blog Miss Rochma dalam rangka mengikuti Kontes Unggulan Blog Review: Saling berhadapan yang diadakan oleh Pakdhe Cholik. Setelah pencarian pasangan yang saya pasang di Facebook Warung Blogger akhirnya Miss Rochma menjawab pinangan saya. Dan berikut review saya terhadap blog yang beralamat di http://mamaarkananta.blogspot.com/ dengan mengangkat 3 hal yaitu design, konten, dan trafik blog.

DESIGN BLOG
1. Background dan Body
Kesan pertama saat berkunjung ke blog Miss Rochma adalah rame. Hal ini mungkin karena pandangan mata langsung tertuju pada background dengan gambar yang cukup rame. Kalau soal design itu memang soal selera sih jadinya ya kesan rame itu opini pribadi saya. Tapi, menurut saya jika ingin tetap menggunakan gambar yang rame sebaiknya opacity dari gambar tersebut dikurangi agar gambar tidak terlalu mencolok dan tampilan blog bisa menjadi lebih manis.

background dan body
Sebenarnya background tersebut tidak terlalu mengganggu karena didukung dengan warna body blog yang putih terang. Untuk komposisi warna pun terlihat manis, tidak ada ketimpangan warna, jadi saya suka. Sehingga pengunjung blog pun tetap bisa menikmati tulisan Miss Rochma tanpa ada kesulitan membaca. Hanya saja ini soal keindahan blog itu sendiri, jadi kita bisa menciptakan kenyaman pengunjung agar betah berlama-lama untuk membaca isi dari blog kita.

Membuat SIM Dengan Cara Nakal

Sebelumnya saya sudah memiliki SIM C yang saya buat saat mengikuti SIM kolektif di kota kelahiran saya. Singkat cerita masa aktif SIM tersebut telah habis, dan dari situlah cerita tentang kegalauan membuat SIM terjadi.

Selepas tamat SMA, KTP saya telah berpindah ke kota lain. Rencana saya sih ingin memperpanjang SIM di kota yang sama namun karena KTP yang sudah berbeda, sehingga saya harus membuat SIM C yang baru di kota yang sesuai dengan KTP. Singkatnya hari itu pas hari Jumat saya mendaftar ke Polres di kota saya untuk megikuti ujian pembuatan SIM C. Saya gak mau pake calo, malu karena sudah melanglang buana menggunakan motor masak harus pake calo :D Untuk ujian teori SIM C saya mendapat nomer urut 109 dan itu ternyata kloter terkahir, Alhamdulillah lolos. Jadi hari sabtu pagi saya harus mengikuti ujian prakteknya. Setelah sedikit mempelajari medan praktek menggunakan motor var*o yang punya body cukup berat saya merasa sangat percaya diri bakal lolos di ujian praktek nanti. Ah, ternyata perkiraan saya salah. Hanya karena kaki kanan saya menginjak tanah sekali saja di lintasan angka 8 saya dinyatakan gagal. Sangat menyedihkan sekali :(

Beberapa saat kemudian, mami datang menghampiri saya bersama seorang pria yang ternyata calo. Pria tersebut mengatakan akan meloloskan saya hari ini juga dengan membayar sejumlah uang. Dan tentu saja dengan rayuan mautnya berkata "Gak sekalian SIM A, mbak? Tak diskon wes buat sampean." Orang tersebut meyakinkan saya yang sama sekali belum pernah mengendarai mobil. Dan ternyata dia berhasil membuat saya berkata "Yes".

Saya langsung digiring ke loket pendaftaran dan ajaibnya saya mendapat nomer 02 untuk ujian tulis SIM A. Tak lama saya langsung masuk ke ruang ujian. Well, disinilah akhirnya saya tahu bagaimana seorang calo bekerja untuk meloloskan pembuat SIM nakal seperti saya. Awalnya, semua peserta tes yang masuk dalam ruangan diabsen satu persatu seperti halnya saat ujian teori SIM C. Saya sudah menangkap gelagat bahwa saya-lah 'target'. Begitu lembar soal dibagikan, saya yang duduk paling depan mendapatkan lembar soal ujian paling terakhir. Yuhuuu, saya menyelesaikan soal ujian tersebut dalam waktu kurang dari 30 menit. I just wondering that I'm special in here. Setelah itu kekacauan terjadi. Yang seharusnya saya langsung melakukan foto 2 SIM saat itu juga, sang calo berkata seorang oknum yang seharusnya membawa saya sedang berada di lapangan. Setelah menunggu cukup lama akhirnya saya pun tidak bisa melakukan foto SIM hari itu, karena pada hari sabtu pelayanan hanya setengah hari. Sedangkan esok harinya saya sudah harus berangkat kembali ke perantauan.

Pengumuman 23 Tahun Giveaway

Assalamu'alaikum peeps.. Semangat pagi...
Seminggu sudah setelah penutupan 23 Tahun Giveaway, dan saya sudah membaca seluruh tulisan peserta. Sebenarnya saya sudah selesai membaca beberapa hari yang lalu, namun saya sengaja menunda pengumuman pemenangnya karena menunggu konfirmasi sponsor dan saya sedang liburan, hehe #maapkeun :)

Saya akan sedikit bercerita pengalaman saya setelah membaca tulisan teman-teman tentang usia 23 tahun. Banyak sekali tulisan yang membuat saya terharu, trenyuh, dan tentunya semakin membangkitkan semangat saya untuk terus maju. Impian-impian kawula muda di usia 23 tahun sangat membara, mereka tak takut untuk bermimpi dan semoga mereka juga tak takut untuk terus berusaha. Lalu, nostalgia usia 23 tahun yang sungguh menggetarkan hati dan membangkitkan emosi. 60 tulisan yang penuh dengan inspirasi, 60 tulisan yang sungguh membuat saya kembali berpikir, dan berpikir lagi.

Nah, karena memang tidak ada 60 hadiah dari saya, maka saya memilih beberapa tulisan yang mendapat kenang-kenangan dari saya. Tulusan ini saya baca sendiri dan tidak ada paksaan serta intimidasi dari pihak lain.

Berikut daftar tulisan yang mendapat kenang-kenangan dari saya:
  1. Ade Anita : Buku antologi Harapku Untukmu + Jilbab Paris + Gelang + Pulsa 20rb - sent
  2. Ika Koentjoro : Buku antologi Harapku Untukmu + Gelang + Pulsa 10rb - sent
  3. Pakdhe Cholik : Kalung Palangkaraya - sent
  4. Arga Litha : Kalung Palangkaraya - sent
  5. Uul : Buku "Daun yang jatuh tak pernah membenci angin" - sent
  6. Ina Rakhmawati : Buku "Inilah dahlan itulah dahlan" - sent
  7. Isti PS : Buku "Ramuan Jomblo" - sent
  8. Rini Ramli : e-voucher 50rb dari Pandalia Shop - sent
  9. Yanuarty Paresma : e-voucher 50rb dari Pandalia Shop - sent
Mendapat kenang-kenangan buku "Bunda of Arabia" sponsor dari Mak Jihan Davincka:
  1. Anita Lusiya Dewi - 2 minggu tidak memberikan email konfirmasi
  2. Vera Astanti - sent
  3. Emi Sofyan - sent
  4. Ihsan Kurniawan - sent
  5. Dede Elin - sent
  6. Jaswan - sent
  7. RZ Hakim - sent
  8. Una - sent
  9. Dea - sent
  10. Sabariah - sent
Mendapat pulsa Rp. 5000 berdasar nomor urut pendaftar:
  • Nomer 3 : Arga Litha - sent
  • Nomer 13 : Zaitun Hakimiah - sent
  • Nomer 23 : Vania Hendra - sent
  • Nomer 33 : Fauzia N - sent
  • Nomer 43 : Eksak - sent
  • Nomer 53 : Ishma - sent
Bagi nama-nama di atas silahkan konfirmasikan alamat dan nomer telepon melalui e-mail aiyuchee@gmail.com. Pulsa dan hadiah akan ditransfer secara berjamaah.

Saya ucapkan begitu banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah meramaikan giveaway pertama saya, mohon maaf jika ada hal yang kurang berkenan ya. Spesial thanks to Emak Jihan yang telah bersedia menjadi sponsor di detik-detik akhir penyelenggaraan 23 Tahun Giveaway, kecup buat emak Jihan. Dan tak lupa kepada @Warung_Blogger sebagai media partner yang telah dengan setia menyampaikan 23 tahun giveaway ini, kecuuupp Mimin :) Sampai jumpa pada event selanjutnya :)

[BeraniCerita #15] Ironi

Kalau saja aku tak kabur dari rumah.
Mungkin aku tak akan menikmati masa putih biru-ku bersama mereka yang telah memberiku tempat berteduh. Meski hanya beralas kardus dan berselimut sarung lusuh yang kupungut dari gerobak pak tua yang sedang menggigil kedinginan di ujung toko seberang. Ah, jangan tanya mengapa. Mungkin, merekalah yang tak mengerti jalan seperti apa yang ada di kepalaku.

Kalau saja aku tak kabur dari rumah.
Mungkin aku tak akan bertemu dengan bidadari cantik yang setiap pagi rela bersalaman dengan gemuruh kereta api hanya untuk mendidihkan air bakal kopi pahitku. Sementara aku, duduk ditepi pagar besi dan memeriksa senar gitar usang yang kudapat di toko Bang Apoi, seratus lima puluh ribu. Cukup mahal bagiku.

Kalau saja aku tak kabur dari rumah.
Mungkin tak akan kudengar emosi juniorku yang sedang berjuang membelaku. “Bapak Re bukan penjahat! Bapak Re itu orang baik, kalian yang jahat!” begitulah. Mungkin juga aku tak akan mendapat surat peringatan beruntun karena Re terlambat melunasi uang SPP di sekolahnya. Ah, atau mungkin juga aku tak akan melihat kepala Re harus dijahit berulang kali.

Kalau saja aku tak kabur dari rumah.
Mungkin aku tak akan melihat Re menjadi bengal sepertiku dulu. Sudah dua gadis mengadu pada istriku sambil tersedu. Re telah memberiku dua cucu padahal usianya belum genap dua puluh. Sungguh, itulah yang dulu pernah aku lakukan pada istriku. Re memang anakku, mirip sepertiku.

Perbincangan

Jadi gini, si mas liburan kemaren sengaja berkunjung ke Cikarang buat rayain hari jadiku. Awalnya sih, si mas bilang mau kasih kejutan tapi akhirnya bilang juga kalo mau ke sini. Ah, apapun itu yang pasti saya seneng banget karena baru dua bulan lalu si mas ke sini. Dan, ada perbincangan random, beginilah kira-kira...

Mas : Kamu sekarang kalo marah kok gak kayak dulu ya? Dulu suka ngomel tapi sekarang malah diem.
Aku : Emang kenapa?
Mas : Lebih serem kalo diem.
Aku : Kok bisa?
Mas : Lha kayak tadi, seharian aku dicuekin. Nonton sampe dua kali ya gak mau ngomong.
Aku : (diam seribu bahasa)
Mas : Jangan kayak gitu lagi ya? Kalo mau apa-apa ngomong aja. Mas kan bukan dewa yang bisa menebak setiap kode wanita.
Aku : (makjleb) Iya tapi gak janji yaa... (sambil mringis)
Mas : Kok gitu?
Aku : (mengeluarkan argumen tak mau kalah dengan tatapan mematikan)

*****

Aku : Aku ikut dong mas ke Palangka.
Mas : Iya nanti kalo sudah waktunya tak bawa kesana.
Aku : Kapan? (mancing perkara)
Mas : Insyaallah sesuai rencana kita.
Aku : Kalo aku kangen gimana?
Mas : Biasanya gimana?
Aku : (senyum lebar) Injih, Ndoro.
Mas : Kamu yang sabar, ya? Jangan nakal disini.
Aku : Kalo aku nakal gimana, hayo?
Mas : Insyaallah kamu gak akan nakal. Kan kamu cintanya cuma sama aku.
Aku : Kalo aku dibawa kabur orang gimana?
Mas : Kamu pasti gak mau dibawa kabur orang lain (senyum). Jangan mikir yang gak ada, yang sekarang ini dijalani baik-baik. Semoga semua sesuai rencana kita. Kamu banyak berdo'a aja supaya rencana kita direstui Allah.Yang penting kamu sehat dan jangan suka ngambek kayak tadi, oke?
Aku : Bulan depan kesini ya?
Mas : Insyaallah, kalo jadi kamu harus ikut nonton Liverpool di GBK!
Aku : Aku kan sukanya MU...
(dilanjutkan dengan perbincangan super random lainnya)

Entah kesimpulan apa yang dapat saya ambil dari berbagai macam perbincangan dengan si mas, hanya saja saya suka melakukan perbincangan seperti ini dengannya. Dengan segala jawaban yang dia berikan atas tingkah manja saya kepadanya, membuat saya lebih menghormati dia sebagai seorang calon. Ya, saya hanya bisa manja kepada si mas karena dengan orang lainpun saya tak bisa berlaku demikian termasuk kepada ibu saya sendiri. Ada beberapa teman yang bilang, mungkin karena saya mendapat sosok "ayah" di dalam dirinya yang selama ini tidak pernah saya dapatkan. Entahlah, yang pasti saya menyayanginya :)

Cara Memasukkan Kode HTML kedalam Postingan Blog

Bagi blogger, memasukkan kode HTML kedalam postingan blog itu suatu saat pasti akan diperlukan contohnya untuk membuat sebuah banner giveaway ataupun sekedar memberikan sebuah tutorial. Kali ini saya akan share cara untuk memasukkan kode HTML kedalam postingan blog agar tidak berubah menjadi sebuah perintah. Memasukkan kode HTML bukan perkara yang tinggal kopi-paste, melainkan kode tersebut harus dikonversi terlebih dulu atau di-encode agar bisa tampil di dalam postingan.

Berikut cara yang biasa saya gunakan:
1.  Siapkan kode yang diinginkan, disini saya menggunakan kode banner 23 tahun giveaway sebagai contoh.
2.  Parse/konversi/encode kode tersebut menggunakan gadget atau tools untuk encode kode. Saya biasanya menggunakan gadget dari sini.

Klik "Encode"

[FlashFiction] Surat Untuk Bhirawa

Teruntuk Kapten Bhirawa,
Sekiranya sudah dua kali lebaran kau tak pulang ke rumah, meninggalkan istri cantikmu di kota ini. Tugasmu dengan seragam loreng itu memang mulia, Bhirawa. Kau laksana pahlawan bagi bangsa ini. Kegigihanmu memperjuangkan Indonesia di tanah perbatasan memang membuat petinggi negeri  ini tersenyum puas padamu. Keahlianmu memainkan bedhil di dalam rawa membuatmu menjadi kapten andalan yang tak tergantikan. Suara tegas dan derap kaki mantapmu tak pernah menciutkan nyalimu. Itu yang kutahu tentangmu, Bhirawa.

Bhirawa, sudah dua kali lebaran pula kau tak menyaksikan betapa kesepiannya istrimu di ranjang besar dan empuk yang telah kau belikan saat malam pertama. Bisa kau bayangkan tubuhnya menggigil dingin di tengah malam dan kau tak ada untuk memeluknya. Mungkin, saat itu kau sedang di rawa-rawa. Setiap pagi pula, masih ada asap yang mengepul dari balik dapurnya. Tapi, tak ada yang menemaninya bersantap pagi, pun siang dan malam. Sungguh kasihan, Bhirawa. Kenapa kau tak membawanya ke tanah perbatasan?

Kapten, masih ingatkah kau dengan surat cinta pertama yang dia kirimkan saat kau terkurung latihan di Kopassus? Surat yang mengatakan jawaban atas permintaanmu menjadikan dia pendamping seumur hidupmu. Wanita itu telah memilihmu, mungkin karena ketangguhanmu. Mungkin juga karena ketampananmu. Wanita itu telah berjanji setia menunggumu, membuka pintu saat kau kembali ke peraduan bersamanya. Tapi, aku rasa wanita itu kini lelah. Bhirawa, kini kau tak usah kuatir kepadanya. Akan kujaga dia dengan segenap jiwaku. Aku akan membuat harinya tak sepi lagi, aku akan membuat dirinya hangat di malam hari. Percayalah, Bhirawa. Semoga kau tetap menjadi kapten andalan di perbatasan.

*****

Tak perlu aku menunggu balasan surat dari Bhirawa, aku rasa dia akan setuju dengan kesepakatan ini. Bhirawa pasti juga tak inginkan istrinya menggigil dingin di malam-malamnya. Aku akan memboyong istrinya ke Surabaya, akan kuberikan kehangatan di malamnya yang panjang. Akan kuberi kenikmatan padanya, kenikmatan yang hanya diberikan sekali oleh Bhirawa, di malam pertamanya.

*****

Cerita  ini diikutsertakan pada Flash Fiction Writing Contest:Senandung Cinta

[Review] Diva Queenie Softlens

Selamat pagi peeps.. Saatnya untuk review produk. Ini adalah kali pertama saya mereview sebuah softlens setelah sekian lama saya menggunakannya dalam kegiatan saya sehari-hari. Bagi saya, softlens itu sangat menunjang penampilan mata, karena mata akan terasa lebih hidup dan seolah-olah berbicara,, hehe.

Produk yang akan saya review kali ini berasal dari Mygeolens yang merupakan supplier softlens yang cukup terkenal. Di sana banyak sekali dijual softlens murah tentunya dengan pilihan yang sangat beragam. Dan pilihan saya jatuh pada Diva Queenie warna abu-abu.


Diskripsi Produk
Merupakan softlens berdiameter up-size dengan motif terbaru yaitu perpaduan harmoni 3 warna lembut ditambah dengan ornamen yang unik "sweet feather" yang akan menambah kesan lovable ladies dan memberikan kesan pertama yang begitu menggoda. Diva Queenie mengandung Mousturaiser dan UV Block sehingga cocok digunakan untuk kegiatan sehari-hari.

Spesifikasi
Manufaktur : Diva
Negara : Korea
Diameter : 17.20 mm
Kadar air : 48 %
Masa pakai : 12 bulan
Tipe warna : Natural

Warna
Violet, Biru, Hijau, Coklat, dan Abu-Abu.

Minus
Setiap warna tersedia ukuran minus sampai -6.00

Ukuran
-0.00 / -0.50 / -0.75 / -1.00 / -1.25 / -1.50 / -1.75 / -2.00 / -2.25 /
-2.50 / -2.75 / -3.00 / -3.25 / -3.50 / -3.75 / -4.00 / -4.25 / -4.50 /
-4.75 / -5.00 / -5.50 / -6.00

Harga
Rp. 65.000/botol, 1 pasang = 2 botol
Gratis ongkos kirim khusus Indonesia (S/K berlaku)
Garansi: 30 hari

Saya sengaja memilih warna abu-abu karena lebih natural di mata saya dan lebih memberikan kesan dramatis. Mari kita lihat gimana penampakannya :)

[BeraniCerita #14] Kucing Hitam

credit
Tubuhnya yang hitam kekar menggeliat di atas ranjang papan tanpa kasur, matanya membelalak ke seluruh penjuru rumahnya. Kumisnya yang tebal bersungut saat tak didapati istrinya di seluruh rumah.  Kemarahannya membuat wajahnya semakin legam. Mulutnya pun mulai menggerutu tak tentu. Meledaklah amarahnya seketika.

“AVANTI!! Dimana kau?”

Diulangnya sekali lagi menelisik ke seluruh penjuru rumahnya, namun tetap saja tak ditemukan keberadaan istrinya. Dia semakin geram, tangannya mengayun kursi kayu dan membantingnya ke tanah. Segala yang dilihat matanya menjadi sasaran kalapnya emosi.

Meong... Meong…

23 Tahun Giveaway [CLOSED]

Ini adalah sticky post. Postingan terbaru ada di bawah postingan ini.

Selamat siang peeps. Setelah sekian lama saya ngeblog dan malang melintang ikutan giveaway maka sekarang giliran saya untuk membuat giveaway kecil-kecilan, hehe. Giveaway ini dalam rangka menyambut ulang tahun saya yang ke-23 di awal bulan depan. Yaa... anggaplah saya masih berusia 18 tahun jadi masih berasa ABG gitu biar semangatnya tetap berkobar dan membara =D

Mau ikutan? Caranya gampang kok. Simak baik-baik ya :)
  1. Giveaway ini boleh diikuti oleh siapa saja yang memiliki blog dengan platform bebas dan beralamat Indonesia. Follow blog ini via google friend connect ya atau follow twitter saya @ningaiyu (jika tidak ada akun google)*edited.
  2. Buat tulisan di blog masing-masing dengan tema Usia 23 Tahun. Caranya: (a) Bagi yang sudah melewati usia 23: Hal istimewa apa yang telah kalian lakukan diusia 23 dan apa dampaknya pada kehidupan kalian. (b) Bagi yang belum berusia 23: Hal apa yang paling ingin kalian lakukan di usia tersebut dan apa alasannya.
  3. Di bawah tulisan poin 2, buatlah tulisan khusus untuk saya bisa berupa saran, kritik, do'a, dan harapan di usia saya ke 23 tahun.
  4. Diakhir postingan jangan lupa pasang kalimat: "Tulisan ini diikutsertakan dalam 23 Tahun Giveaway" dan berikan link ke postingan ini (http://aiyuchee.blogspot.com/2013/05/23-tahun-giveaway-dl-3-juni-2013.html.