Vivienne menatapku dengan mata yang basah. Untuk waktu yang lama kami berpelukan tanpa kata-kata. Aku mengusap lembut rambut hitam panjangnya. Vivienne mengangkat kepala menatapku. Matanya berbicara padaku.
"Sudah berapa lama usianya?"
"Tujuh minggu. Mungkin."
"Kalau begitu, gugurkan!"
"Bangsat, kau!"
Vivienne berdiri dan menjauh dariku, isak tangisnya semakin membahana. Aku terpekur sejenak, lalu berjalan ke arah Vivienne dan memeluknya, melingkarkan kedua tanganku tepat di atas perutnya.
"Ceraikan suamimu!"
"Tidak! Aku mencintainya. Kau tahu, aku telah mencintainya sejak 15 tahun yang lalu."
Aku menarik nafas panjang lalu kembali berbicara pada Vivienne. Semoga kali ini dia mengikuti kemauanku.
"Sayang, katakan pada suamimu bahwa bayi ini miliknya. Bukankah ini adalah bayi yang kalian tunggu selama 15 tahun?"
Vivienne tak menjawab tapi kembali menghambur ke dalam pelukanku dan semakin dalam.
***