Melahirkan Dimana? Banyak sekali pertanyaan dari rekan, sahabat, dan beberapa anggota keluarga perihal saya mau melahirkan di Sampit atau pulang ke Jawa. Awalnya saya menjawab belum pasti karena memang masih mempertimbangkan banyak hal sebelum melahirkan. Tapi setelah mereka tahu saya sudah berada di Sampit dengan usia kehamilan setua ini maka pertanyaan tersebut sudah terjawab dengan pasti. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan saya lebih memilih Sampit untuk melahirkan si anak semok meskipun artinya hanya ada saya dan suami. Alasan pertama, saya ingin melahirkan didampingi suami dan melewati masa-masa hamil tua bersama suami. Terpisah dua minggu saja resahnya luar biasa. Lagi pula mempunyai anak ini kan atas keinginan kami berdua, jadi ya susah senang harus dilalui berdua meskipun orang tua dan mertua sama-sama menawarkan bantuan, tapi saya lebih memilih suami. Alasan kedua, tidak ingin terlalu merepotkan orang tua, karena saya tahu mereka pasti akan menguras banyak energi dan waktu untuk mengurusi saya selama hamil tua hingga melahirkan nanti, sementara mereka masih punya kegiatan lain yang harus dikerjakan.
Sebenarnya mereka pun ingin membantu dengan datang ke Sampit dan tidak mungkin saya tolak, karena akan sangat membantu meringankan kegiatan mengurus bayi dan suami. Siapapun yang datang nanti akan kami terima dengan senang hati. Alasan ketiga, tiket pesawat semakin mahal saat Ramadhan. Jika saya melahirkan di Jawa, dipastikan suami akan terbang bolak-balik dari Sampit ke Jawa dan akan sangat menguras banyak biaya. Alasan terakhir, ini sebenarnya saran dari Ibu Manager PLN Sampit, pada saat arisan beliau memberitahu saya agar jangan meninggalkan suami terlalu lama yang sampai berbulan-bulan untuk alasan keharmonisan rumah tangga. Yang berhubungan dengan kehidupan ranjang dan sejenisnya. Ditambah lagi bidan yang menyarankan bahwa kehidupan ranjang itu penting untuk ibu hamil menjelang melahirkan, haha.