Ruang kelas 5 bersebelahan
dengan kantor guru, kantor kepala sekolah, dan UKS yang tercampur jadi satu.
Kelas hanya dipisahkan dengan sekat lemari. Kelas mendapatkan
punggung lemari, sedangkan kantor guru (dan kantor kepala sekolah plus UKS)
mendapatkan bagian depan lemari yang kami jadikan perpustakkan kecil di sekolah. Saya akan sedikit bercerita tentang sekolah yang sangat kami
banggakan. Sekolah yang penuh dengan kenangan yang tak akan pernah saya
lupakan. SDN Sugihrejo 1, terletak di pinggiran desa
persis di sebelah lapangan luas yang biasa dijadikan lapangan upacara. Hanya
ada 2 gedung utama dan jika dilihat dari udara akan berbentuk seperti huruf L.
1 gedung yang cukup panjang digunakan sebagai ruang kelas dari kelas 1 hingga
kelas 5 serta digunakan untuk kantor guru seperti yang saya sebutkan tadi.
Gedung ini tidak besar sehingga antar kelas hanya dipisahkan sekat dari
triplek. Gedung kedua lebih kecil digunakan khusus untuk kelas 6.
Sekolah kami memiliki keterbatasan perangkat sekolah. Yang
masih teringat dengan jelas adalah satu globe besar, satu mesin ketik yang hanya akan berbunyi jika kepala sekolah menulis
surat penting. Dan kami tidak punya perangkat canggih lainnya. Tapi
kami punya guru-guru yang sangat mulia hatinya, guru yang tidak pernah lelah
mengajarkan kami untuk bersyukur karena kami masih bisa sekolah dengan nyaman
dan tidak bising seperti di kota. Kondisi sekolah yang kecil dan sederhana
seperti ini membuat kita semua menjadi akrab dengan semua elemen sekolah. Tidak
pernah terlewatkan canda tawa bersama guru-guru. Sekolah yang selalu tidak
pernah kalah untuk mencetak prestasi di kota Lamongan tercinta.
Dan dari kelas 5 inilah cerita saya
akan dimulai. Kisah yang tidak akan pernah saya lupakan dan kisah yang tidak
akan membuat saya lupa dengan guru idola saya, Bu Kas, demikian saya
menyebutnya.
Musim lomba antar sekolah telah
dimulai. Dan tentu saja saya dan teman baik saya, Vita, tidak akan
melewatkannya. Saya dan Vita memang selalu bersaing dari kelas satu. Siang itu kami berdua
dipanggil oleh Bu Kas pada saat jam istirahat. Kami berdua ditawari untuk
mengikuti lomba antar sekolah satu kecamatan. Bukan main gembiranya saat mendengar tawaran itu. Awalnya saya ingin sekali mengikuti lomba kategori
IPA, tapi Bu Kas lebih meyakinkan saya untuk mengikuti lomba Bahasa Indonesia.
Awalnya sedikit kecewa karena saya merasa lomba kategori Bahasa Indonesia itu gak keren.
Esok harinya persiapan itu pun dimulai. Selepas pulang sekolah, saya sudah
ditunggu Bu Kas di ruang kelas 5 untuk melakukan latihan. Bahan
yang akan dilombakan adalah mengarang, menjawab soal secara dikte dan membaca
puisi. Semuanya tidak saya mengerti dan hanya bisa pasrah saat berbagai macam
materi diajarkan kepada saya. Apalagi membaca puisi, itu hal yang sangat
mustahil bagi saya. Dengan gaya khas dari Bu Kas, saya benar-benar disiapkan
untuk menang, setiap hari mendengar ceramah dan omelan yang bagi saya itu
sangat menyiksa. Tapi semua itu ada hasilnya. Sistem tanya jawab yang beliau
gunakan ternyata sangat efektif, saya jadi mengerti sekali tentang
pertanyan-pertanyaan yang dulu tidak saya mengerti. Dan saya mulai bisa
mengarang cerita dan menurut beliau cukup bagus. Yang tertinggal hanyalah
membaca puisi. Butuh tenaga ekstra bagi saya untuk mengeluarkan semua teknik.
Dan ternyata saya juga butuh telinga ekstra untuk mendengarkan contoh
pendeklamasian puisi yang keras dan lantang dari Bu Kas. Minta ampun.
Lomba ini bertempat di SDN Baturono 1 Lamongan, sekolah yang lebih
besar dari sekolah kami, sekolah yang lebih lengkap dari sekolah kami. Perasaan
gugup dan takut kembali menghinggapi saya. Bagaimana kalau saya kalah?
Tapi ada Bu Kas yang mendukung saya. Suntikan semangat yang
kembali membuat saya berani memasuki ruang kelas pertama yaitu lomba menjawab
pertanyaan secara dikte dan mengarang. Saat itu saya diantar oleh Bu Kas dan
kepala sekolah saya, Pak Suparman. Ternyata benar sistem yang digunakan Bu Kas
untuk menggembleng saya selama ini. Saya bisa menjawab pertanyaan dengan mudah
dan cepat. Begitu pula saat mengarang, tangan saya serasa tidak mau berhenti
untuk menulis. Otak saya terus mengalir untuk mengeluarkan kalimat-kalimat yang
akhirnya memenuhi satu lembar kertas lomba saya. Selesai. Selanjutnya adalah
membaca puisi. Banyak sekali yang turut serta dan
semua terlihat sangat mahir dalam membaca puisi. Hal ini membuat saya panik dan
putus asa. Tapi saya ingat pesan Bu Kas, saya pasti bisa mengalahkan peserta
yang lain. Intinya saya harus berusaha dan bekerja keras untuk mengeluarkan
semua kemampuan saya.
Perjuangan memang tak pernah sia-sia, walaupun hanya meraih juara umum ke-3 tapi hal itu membuat saya sangat senang sekali. Dan memang benar kata Bu Kas,
kemenangan itu hanyalah awal yang akan membawa saya pada kisah-kisah
selanjutnya. Sungguh
jasa guru tak ternilai harganya. Guru yang telah
mengajarkan nilai-nilai kearifan dalam jiwa murid-muridnya. Seharusnya seperti
merekalah guru yang ada di Indonesia. Guru yang selalu fasih akan kebutuhan
muridnya, guru yang dengan ikhlas mentransfer semua ilmunya kepada anak
didiknya. Bukan guru yang mengajarkan tentang kekerasan dan ketidakjujuran.
Sungguh sulit mencari sosok guru yang dengan tulus mendidik.
Hingga tahun 2011, kesedihan
benar-benar menghampiri saya saat mendengar kabar duka atas meninggalnya
idola saya, Bu Kasmiati. Beliau meninggal karena sakit. Sungguh bangsa
ini sangat kehilangan pahlawan yang benar-benar tulus mendidik. Idola yang telah
mengajarkan saya bagaimana arti bersyukur atas pendidikan ini, idola yang
selalu mengajarkan saya arti semangat, idola yang tidak pernah ragu untuk
mengusap air mata dan ingus muridnya.
Untuk Bu Kas, Idolaku,Yang telah menanamkan semangat dalam jiwaku, yang telah menumbuhkan rasa ingin tahu dalam otakku. Yang mengajarkan aku banyak hal. Membuatku mengerti bahwa sekolah bukan sekedar duduk manis mendengarkan ceramah guru di depan kelas. Membuatku sadar bahwa menuntut ilmu itu harus dengan bekerja keras. Membuatku mengerti belajar itu bukan hanya sekedar membaca buku, mengerjaan PR, menyelesaikan ujian. Dengarlah Bu, Rasa cinta yang telah kau berikan kepadaku, kepada murid-muridmu tak akan pernah hilang sampai kapan pun. Sikap tegas sebagai pendidik yang kau perlihatkan kepada kami akan selalu menjadi panutan untuk melangkah. Di atas sana, kau pasti bisa melihat, aku bisa membaca dan membuat puisi berkatmu, aku bisa mengarang, aku bisa menulis, dan aku menulis untukmu. Warisanmu pada murid-muridmu tak akan pernah habis meski kau telah di atas sana. Dan aku berjanji untuk meneruskan impianmu dengan caraku. Kau selalu menjadi idolaku. Aku merindukanmu, Bu.
“Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway Si Sulung”
*990 kata*
Jadi inget sama guru favorit jaman SD, tapi kabarnya udah tdk tahu sekarang, karena sudah lama sekali, tidak berkunjung ke SD. Tapi, mudah2an, semua guru kita, baik SD,SMP, SMA & Dosen dalam keadaan yang sehat walafiat ya #amien
ReplyDeleteaamiin.. guru2 SD-lah yg menurutku paling superr :)
DeleteAku terharu.. T_T
ReplyDeletemari bantu kirim fatihah ya, Bunda :)
Deletesaya jadi inget guru jaman sd dan smp waduh
ReplyDeletedikunjungi, gih ^^
Deletedikunjungi gih ^^
Deletepelajaran dari guru emang tidak bisa hilang meski orangnya telah tiada.
ReplyDeleteSalam sukses
thats rite!
Deleteguru memang tidak ada matinya. jasa mereka membuat kita seperti sekarang ini.
ReplyDeleteToss dulu mas Ryan :)
Deletesetuju mas rian :)
DeleteTerharu dan ikut jatuh sayang dengan Bu Kas. Semoga pahala beliau mengalir terus ya mbak. Aamiin...
ReplyDeleteaamiin.. terima kasih, mbak rika
Deletekenangan akan guru selalu teringat dalam benak kita, namun sayang di zaman kini guru sering diperolok dan menjadi korban sistem pendidikan yang amburadul ...salam :-)
ReplyDeletenah, mungkin banyak sekali yg harus dibenahi untuk sistem pendidikan di indo. beberapa aspek.
Deletebenar sekali, guru memang banyak sekali jasanya selain orang tua kita. Salam.
ReplyDeleteNah!
Deleteterima kasih kunjungannya :)
jadi inget guru2 ketika masih sekolah dan belum pernah saya ngucapin thank you for teaching me... *ihiks*
ReplyDeletekalo ada waktu bisa disambangi mbak, :)
Deletehadir kembali memberi dukungan buat para guru :-)
ReplyDeleteTerima kasih, Om :D
Deletewah postingan ayu baguuusss ^^^___^^^
ReplyDeleteaku suka.
semoga menang yu!
Makasih mbak Ina :D
Delete