Vivienne menatapku dengan mata yang basah. Untuk waktu yang lama kami berpelukan tanpa kata-kata. Aku mengusap lembut rambut hitam panjangnya. Vivienne mengangkat kepala menatapku. Matanya berbicara padaku.
"Sudah berapa lama usianya?"
"Tujuh minggu. Mungkin."
"Kalau begitu, gugurkan!"
"Bangsat, kau!"
Vivienne berdiri dan menjauh dariku, isak tangisnya semakin membahana. Aku terpekur sejenak, lalu berjalan ke arah Vivienne dan memeluknya, melingkarkan kedua tanganku tepat di atas perutnya.
"Ceraikan suamimu!"
"Tidak! Aku mencintainya. Kau tahu, aku telah mencintainya sejak 15 tahun yang lalu."
Aku menarik nafas panjang lalu kembali berbicara pada Vivienne. Semoga kali ini dia mengikuti kemauanku.
"Sayang, katakan pada suamimu bahwa bayi ini miliknya. Bukankah ini adalah bayi yang kalian tunggu selama 15 tahun?"
Vivienne tak menjawab tapi kembali menghambur ke dalam pelukanku dan semakin dalam.
***
Vivienne menggeser tubuhnya ke arah suaminya lalu menyandarkan kepala pada bahu kekarnya. Belaian lembut tangan suami Vivienne merambah pipi serta tubuhnya. Bibir mereka berpagut, cukup lama.
"Sayang, aku membawa berita gembira untuk kita."
Suami Vivienne tersenyum, matanya menyiratkan tanda penasaran namun tak sepatah kata pun dia keluarkan. Itulah kebiasaannya.
"Setelah 15 tahun menunggu. Kini akhirnya, aku hamil."
Vivienne mencium dada bidang suaminya dan tak menyadari senyum itu telah menghilang dari bibir suaminya.
"Aku minta maaf, Vivienne. Seharusnya aku mengatakan ini sejak awal. Aku mandul."
***
- 210 kata -
Nah lo yoooo...hihihihi
ReplyDeleteHahhaha.. hayolooo mbak Orin
DeleteWaduh.... :)
ReplyDeleteketauan :(
Deletembak saya lebih senang kalo paragraf terakhir dihilangkan heheh itu udah nendang sih, imho :)
ReplyDeleteatas beberapa saran, akhirnya saya hilangkan mbak.. Terima kasih sarannya :D
Deleteyup, sepakat dengan Mbak Erlinda. Paragraf terakhir justru menjadikan ceritanya antiklimaks.
ReplyDeleteBtw, masih ada beberapa typo tuh di beberapa tempat
Yang typo uda diedit cikgu.. Makasih sudah berkunjung :)
Deleteloh? jadi anak siapa? hehehe.... sepakat dengan saran di atas. sekarang lagi ngetrend (kata penerbit gagas media dan indiva) akhir cerita yang menggantung
ReplyDeleteIyah, mbak sudah dipangkas bagian bawahnya..
DeleteEmmm.. anak tetangga sebelah kayaknya,, huehehhe
dududu dudu..
ReplyDeletewaduh gawat hihihi..
Siap2 perang dunia mbak :p
Deletekasihan suaminya '-'
ReplyDeleteistrinya juga kasihan :(
Deleteahahaa.. yg salah suaminya sih :p
ReplyDeleteahaha.. i love your comment, jeng :*
DeleteWaduh... :O
ReplyDeletewaduh kenapa ini? :O
DeleteKalo gue jadi suaminya pasti nyesek banget rasanya :(
ReplyDeleteistrinya juga lho :)
DeleteSpeechles aku mbak ayu dengernya..
ReplyDeletemateng wees,,, :(
akk.. terima kasih :)
Deletecerita yang to-the-point. Nice, Ayu.. :)
ReplyDeletemakasiihhhh bang rigaaaa.... :D
DeleteWaduh, niatnya mau bikin surprise eh ternyata dia gak tau kalau ternyata mandul *eh
ReplyDeleteIni jenis Flash fiction atau apa ya mbak Yu?
Iya ini flashfiction dengan twist ending. ayo coba bikin :)
DeleteHook kanan buat si istri
ReplyDeletenah lhoooo!
ReplyDeletehakdes. Kuapokmu kapan x))
ReplyDelete.Amit2 deh, ah! Muga2 gue gak mandul! Aamiin ... <== malah ngapain cuba?
ReplyDeletenah!!!
ReplyDeleteuntung yaaa kmarin aq gak ikut2 bikin FF hamil. Ternyata banyak yg nulis kehamilan....
bukannya jadi kabar gembira malah jadi kabar duka ya mbak hehe..
ReplyDeletengek!
ReplyDeleteMiris. Ceritanya bagus ^^
ReplyDeleteMiris. Ceritanya bagus ^^
ReplyDeleteo'ow...
ReplyDeleteketahuan juga akhirnya..
ReplyDeleteDan dua duanya pun sama-sama kegetnya..
ReplyDelete