Liburan tahun baru hari pertama saya lalui dengan melakukan penjelajahan ke Gua Pawon dan Stone Garden Padalarang. Dan liburan hari kedua saya dan teman kantor berencana untuk mengunjungi Tangkuban Perahu yang ada di Lembang. Berangkat dari Cimahi menggunakan KRD yang tiketnya masih dengan harga 1500 saja menuju stasiun Bandung. Dari stasiun kami menumpang angkot warna krem jurusan Lembang. Jaraknya cukup jauh, dan disarankan berangkat lebih pagi untuk menghindari kemacetan. Satu jam lebih akhirnya kami sampai di Pasar Lembang dan berganti angkot jurusan Tangkuban Perahu berwarna kuning. Dan dari sinilah kisah menyakitkan kami alami.
Jarak dari Pasar Lembang ke Tangkuban Perahu memang cukup jauh, namun berdasarkan sumber yang kami dapat, tarif angkot hanya 5000 rupiah saja. Dan penumpang yang menuju Tangkuban Perahu hanya kami berdua, gadis lugu yang asing dengan sekitar plus saya yang gak ngerti bahasa Sunda. Sesampainya di gerbang Tangkuban Perahu, supir angkot tidak langsung menurunkan kami, dan memaksa membawa kami ke dalam menggunakan angkot, saat di dalam, tidak jauh dari pintu gerbang, seorang laki-laki yang menurut saya adalah teman bang supir berkata "tutup, Neng!". Si supir angkot langsung memutar mobilnya tanpa menurunkan kami, lalu melaju membawa kami ke arah Ciater, Subang. Entah dia berkata apa, akhirnya kami mengiyakan ajakan supir angkot menuju Subang, meskipun mobilnya sudah melaju jauh. Setelah beberapa saat saya menikmati keindahan kebuh teh, ada kejanggalan yang saya rasakan. Tidak ada satu pun angkot berwarna kuning yang menuju Subang selain angkot yang kami tumpangi. Sesampainya di Ciater, supir angkot membawa kami masuk ke dalam Wisata Air Panas Sari Ater dan meminta uang kami. Deg! 250000 dalam sekejap melayang, meskipun kami sempat beradu mulut. Bodohnya kami!
Entah supir angkot itu terlalu pandai menipu atau kami yang terlalu polos, atau mungkin kami terlalu bodoh tak dapat membca situasi membahayakan. Sebenarnya saya ingin lebih melawan lagi saat dia meminta uang, namun saya tahu kalo sedang di kampung orang. Masih untung nyawa selamat, uang masih bisa dicari. Tidak ada mood untuk berkeliling Sari Ater apalagi menikmati air panasnya, kami memutuskan untuk kembali ke Lembang saat itu juga. Semoga bisa jadi pengalaman di kemudian hari.
Dengan menumpang mobil tipe elf menuju Lembang, saya berdiri sepanjang perjalanan karena kondisi mobil yang penuh. Menjadi kenek hampir satu jam hingga akhirnya kami turun tepat di depan DeRanch. Tanpa pikir panjang kami langsung masuk agar kenangan meyebalkan itu segera hilang.
DeRanch Lembang
Untuk masuk DeRanch harus membayar tiket 8000 rupiah, tidak semahal yang saya bayangkan. Tiket tersebut dapat ditukar dengan welcome drink. Satu tiket dengan satu susu sapi, dua tiket dengan yogurt. Karena musim liburan, kondisinya cukup ramai. Hampir semua yang berkunjung adalah kelompok keluarga, banyak sekali anak-anak. Fasilitas yang disediakan memang cocok untuk liburan keluarga terutama yang sudah memiliki anak. Untuk menggunakan permainan yang ada disini harus membeli tiket lagi, terang saja tiket masuknya murah. Disini bisa menunggang kuda, menaiki andong, permainan bola air, trampolin, panjat dinding, dan flying fox. Sedang untuk orang dewasa bisa menikmati pemandangan sambil senam mulut alias mengunyah alias makan, hehehe.
Lalu yang kami lakukan adalah berjalan di sekitar lalu mencicipi makanan ringan yang ada disini yaitu Tahu Brondong dan Lotek. Tahu brondong adalah tahu lembang yang dipotong kecil-kecil seperti popcorn dan diberi sambal kecap. Kami menumpang sholat dzuhur di mushola DeRanch, yang Alhamdulillah bersih dan nyaman. Setelah cukup puas kami menuju Floating Market.
Kami berjalan kaki menuju floating market karena menurut info jaraknya hanya 500 meter dari DeRanch. Dan ternyata jaraknya 500 meter plus 500 meter plus 300 meter, lebih dari cukup kalo ingin olahraga. Tapi ada untungnya sih, karena kondisi lalu lintas sedang macet, menumpang angkot pun pasti akan lebih lama. Tiket masuk floating market sebesar 15000 rupiah sudah termasuk minuman dengan pilihan Milo, Nescafe, Coffee Latte.
Sebelumnya kami sudah mengantisipasi akan keramain karena hari libur, dan indeed! Ramai sekali. Floating Market memang sangat cocok untuk berwisata kuliner bersama keluarga besar. Di dalamnya terdapat cukup banyak saung untuk bersantai sambil menikmati pemandangan gunung-gunung di sekitar. Kalo bawa suami pasti lebih romantis, ehem. Makanan yang dijual pun sangat bervariasi, mulai dari makanan tradisional Bandung, Jakarta, hingga makanan yang modern. Dan makanan yang menarik perhatian saya adalah kupat tahu Singaparna dan sate kelinci.
Untuk membeli makanan harus menukar uang dengan koin terlebih dulu, karena semua jual beli disini menggunakan koin seperti pada foto koin berwarna kuning. Ada 3 varian koin yaitu 5000, 10000, dan 20000. Harga makanan disini tak juah beda dengan makanan yang ada di food court yang ada di Mall.
Setelah puas menikmati makanan, kami berkeliling dan menikmati keindahan alam yang tidak akan pernah bosan untuk dilihat. Sambil membayangkan suatu hari nanti saya akan kembali kesini bersama suami dan anak-anak kami, eheemmm.
Menjelang sore, jam 4, kami mencari mushola untuk sholat ashar (jangan pernah tinggalkan sholat meskipun sedang berlibur). Mushola dipisah antara pria dan wanita, sekali lagi, kami mendapatkan mushola yang nyaman dan bersih. Alhamdulillah. Tempat wisata yang menentramkan hati, kuliner yang lezat, pemandangan yang indah, tempat sholat yang nyaman, nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan?
Note: dokumen pribadi, kamera Samsung MV800 no filter.
tendanya lucu2 banget
ReplyDeletetenda koboy yakk
Deleterame banget ya mbak,semoga saya bisa kesana,seru kayaknya ^^
ReplyDeleteiyaa,, pas lagi musim liburan jadi penuh.
DeleteBaru tahu kalo di bandung ada modus yang kaya gitu. serem juga ya..
ReplyDeleteaku jugaaa,, baru kali ini ketipu biasanya selalu menang kalo eyel-eyelan
DeleteFloating Market ya. Pasar terapung,. Hiehihe Di Kalbar jg ada
ReplyDeletebanyakkk
Kalo di Kalbar emang buat jual beli, kalo disini buat liburan hehe
DeleteMasyaAllah mak... kejadian yg menakutkan kalo menurut saya sih...
ReplyDeleteTapi untungnya terbayar sudah dgn melihat pemandangan yg indah di D'Ranch ya...
saya lebih puas di floating market, puas makan soalnya wkwkwkk
Deleteduh ikut sedih... mdh2an bs jd pengalaman berharga utk kita semua yah...
ReplyDeletesaya sampai skarang malah blum pernah kesampaian main ke d'ranch...
main mbak sama keluarga pasti lebih seru..
Deletewah, sadis tuh si Abang angkot! Tega banget. Untung Ayu gak kenapa-napa ... :)
ReplyDeleteakunya rada bahlul sih, keasyikan liat kebuh teh yang ijo royo-royo
Deletetega banget mbak tuh sopir angkot, untung tidak diisengin mbak. selamat lebih baik :)
ReplyDeletebener-bener.. yang penting selameettt..
DeleteDuh.. ngeri amat.. alhamdulillah ngga kenapa-napa hanya kehilangan uang. Semoga lain kali lebih ati2 lagi.. sy jg mesti waspada nih kalo pergi ke tempat yg asing :o
Deletewaaa lembangg moga bisa sampe sini juga dah mantaaapp abisss...keren mbak...
ReplyDeleteyok, rencanakan liburan!
Deletepengen nyobain belanja di floating market
ReplyDeleteWaduh, Mba Ayu dipermainkan si sopir angkot yah? keterlaluan sebagai orang Sunda sayah sangat malu, itulah nggak ngajak-ngajak sih, kan bisa jadi translater..
ReplyDeleteDulu, aku pernah tersesat juga waktu ke Boscha, eh pas kesana malah tutup. Jadinya mampir di tempat petik strawberi gitu lupa namanya
turut prihatin mbak... info begini memang sebaiknya di sebarkan agar teman2 yang mau travelling kesana lebih berhati-hati.... kalau perlu bikin gambar muka si supir biar di viral kan di socmed... :)
ReplyDelete