sumber gambar |
Akhir-akhir ini saya sering melihat orang mengeluh tentang PLN di media sosial terutama twitter. Mengeluhkan tentang pemadaman yang terjadi secara terus menerus, mengeluhkan tentang kerusakan peralatan elektronik, konsleting listrik di dalam rumah, bahkan tentang kebakaran karena konslet. Ah, sebenarnya bukan mengeluh, tapi mengumpat habis pekerja PLN yang katanya tak becus.
Sebenarnya, kenapa sih harus mengumpat jika bisa disampaikan secara langsung kepada pihak yang bersangkutan. Dan saya rasa, umpatan tersebut tak akan terlontar jika kita mengerti tentang siapa sebenarnya yang harus bertanggung jawab. Saya bukan mau membela PLN, saya bukan mau membela si Abang yang bekerja di BUMN tersebut. Saya ingin sekedar menyampaikan aspirasi saya terhadap orang-orang yang suka memberikan sumpah serapah kepada anak orang yang tak bersalah.
Saya pernah menulis tentang PLN pada postingan berjudul: Ada Apa Dengan PLN? dan sedikit mengupas sesuai dengan pengetahuan saya. Saya juga sering diskusi dengan si mas tentang kelistrikan, tentang pencurian listrik yang meraja lela, tentang semrawutnya intalasi rumah yang digarap secara kasar.
Hasil diskusi saya dengan si mas yang lain mengatakan bahwa Surat Perjanjian Jual Beli Listrik antara PLN dan konsumen berakhir pada alat ukur atau yang sering kita sebut KWh-Meter. Selebihnya itu tanggung jawab konsumen. PLN bertugas untuk mengalirkan listrik ke seluruh konsumen. Kalau soal belum merata ya memang saat ini sedang digalakkan pembangunan pembangkit untuk daerah-daerah yang minim arus listrik. Yang perlu kita ketahui, tanggung jawab PLN tidak sampai instalasi yang ada di dalam rumah, bukan? Jenis kabel, luas penampang kabel, grounding, model instalasi, bukan pihak PLN yang mengerjakan, bukan? Belum lagi konsumen yang menggunakan peralatan elektronik melebihi arus yang dipasang pada alat ukur. Ya jangan disalahkan jika alat elektronik rusak kalau konsumen sendiri yang menyebabkan itu semua. Jangan salahkan PLN jika terjadi konslet jika konsumen membiarkan instalasi kabel di rumah berantakan.
Masalah pemadaman, saya rasa PLN pun juga tak mau rugi dengan mematikan listrik ke konsumen. Saya sendiri mendengar keluhan si mas tentang 20 tiang listrik yang roboh karena bencana alam. Adanya maintenis kecil dan besar pun butuh pemadaman listrik. Jadi, simpanlah sumpah serapah tak beralasan tersebut.
Jaman kan semakin canggih dan modern, jadi mencari informasi pun semakin mudah. Lha wong sekarang tiap orang bisa pegang gadget canggih, kan? Pendidikan semakin intelek. Apa ya pantes sumpah serapah demikian?
PLN memang seperti itu apalagi kalo mau lebaran pasti naik lebih malah dari bulan2 biasa.
ReplyDeletesiap siap genset aja deh, PLN masih belum bisa di harapkan dengan baik gitu
ReplyDeletenyorote pake sontolop batre limo iki,hahaha
ReplyDeletehmmm saya termasuk orang yang suka ngomel klo PLN madamin listrik hohohoh.
ReplyDeletekalo dulu sih ngomel di sosmed, jaman masih mahasiswa. skrg malu ngomel2 di sosmed. paling ngedumel sendiri aja.. "duh asem, mati meneh. mangkeli..." gitu.
ReplyDelete