Semut Merah Di Sarang The Reds

Sabtu lalu, saya berkesempatan untuk melihat pertandingan Liverpool melawan Indonesia di Stadion Gelora Bung Karno. Ah, jangan bilang saya seorang The Reds, hanya saja si Abang yang jauh-jauh datang ke Jakarta dari Palangkaraya demi melihat laga ini turut serta memboyong saya ke dalam stadion, hehe. Siapa yang gak mau gratisan, coba? :D Dan ini menjadi kali pertama saya melihat isi Gelora Bung Karno yang juga sempat menjadi penasaran tersendiri bagi saya. Tidak hanya kami berdua, namun ada 3 orang lainnya yang juga teman satu jurusan waktu kuliah dulu. Maka dari itu saya menyebut semut merah di sarang The Reds (Semut merah adalah julukan untuk warga jurusan kami, Elektro Industri PENS).

Saking semangatnya si Abang, jam 11 siang pun sudah membahana di kosan saya untuk segera berangkat padahal pertandingan jam 8 malam. Akhirnya kami berangkat dan samapi di GBK jam 2 siang. Nah, setelah bingung mau kemana akhirnya kami berkeliling GBK dan membeli syal Liverpool. Foto-foto juga, tentunya.

Biarin deh dibilang kampungan, baru masuk GBK untuk kali pertama, banyak temen kampungannya kok, hehe. Karena kami puasa, sedang banyak yang jual makanan makanya kami muter-muter aja sambil menunggu teman yang lain datang. Cuaca sedikit mendung dan akhirnya hujan cukup deras.

Akhirnya selepas ashar ketiga teman kami datang dan tepat jam setengah 6 gate sudah dibuka. Berbekal beberapa botol air minum dan banyak sekali gorengan serta jajan akhirnya kami semua ikut bergabung bersama antrian untuk masuk ke dalam stadion. Dan akhirnya, sampai juga di dalam stadion Gelor Bung Karno.

ignore my chubby chick

Winny, si unyu endel :p

Kesalahan terbesar adalah gak bungkus nasi atau makanan berat lainnya, akhirnya ada penjual tahu sumedang menjadi sasaran kami berlima, haha. Sedikit demi sedikit, stadion sudah mulai terisi, dan sekitar jam 8 malam sudah penuh. Wow, baru kali ini saya melihat manusia berseragam merah begitu banyak di dalam stadion, biasanya kan cuma lihat futsal saja. Berbagai yel-yel diteriakkan. Supporter AC-DC saya menyebutnya. Kenapa? Karena kami yang berada di dalam stadion mendukung kedua tim dalam laga ini. Setelah mereka menyanyikan yel-yel untuk Liverpool kemudian dilanjut untuk Indonesia. Wajar sih, kan semua supporter dari Indonesia yang sedang mendukung Liverpool, haha.

Kemudian ada rasa merinding saat seluruh supporter menyanyikan lagu Indonesia Raya, Padamu Negeri, Garuda Pancasila, dan lain sebagainya. Benar-benar ada rasa haru yang luar biasa melihat manusia begitu banyak. Akhirnya saya memutuskan bahwa tidak ada salahnya jika sekali saja saya berada di dalam stadion besar seperti ini, tapi nagih. Barusan ada undian tiket gratis untuk nonton laga Chelsea versus Indonesia dari kantor, tapi namaku gak nyangkut. Seharusnya satu Samsung dapat tiket gratis semua kali ya, hehe.

Suasana stadion riuh bergemuruh, gambar di atas hanyalah salah satu gambar yang saya ambil menggunakan kamera ponsel yang dizoom maksimal. Masih banyak lagi gambar di kamera Mirror Pop saya yang belum sempat dipindah ke lepi. Foto-foto yang selalu membuat saya ingin kembali berada di dalam GBK.

Kalau soal jalannya pertandingan, saya gak begitu fasih. Penilaian saya, permainan Indonesia cukup bagus apalagi kipernya yang beberapa kali mementalkan bola dari Liverpool. Sedang Liverpool saya rasa kurang 'greget' saat bermain. Mas Suarez aja gak ikut ke Indo dan mas Gerrard cuma main di babak pertama. Tapi, okelah dengan skor 2-0 untuk Liverpool. Gak 8-0 seperti prediksi orang-orang, hehe.

Semut merah di sarang The Reds

Ini saat pertandingan sudah selesai

Pengalam pertama ini tak akan pernah saya lupakan. Rasa senang, haru, dan kelaparan bercampur menjadi satu. Bagaimana tidak? Setelah selesai, kami salah memilih jalan pulang, akhirnya harus berjalan dari parkir timur senanyan hingga semanggi dan sampai semanggi hanya mendapati Burger king yang hampir saja tutup.

Yes, paling tidak, nanti bisa cerita ke anak cucu kalau ibunya pernah jadi supporter bola :)