Menyederhanakan Arti Kebanggaan

credit
Siapa yang tak kenal dengan KH. Agus Salim, seorang pahlawan nasional yang pintar berdiplomasi serta seorang penulis handal. Kesederhanaanya patut untuk dicontoh oleh anak muda modern. Ada satu cerita tentang beliau yang menggambarkan betapa sederhananya arti kebanggaan dengan berpikir sederhana pula.

Dalam sebuah pertemuan besar PBB saat jamuan makan siang, seluruh undangan makan dengan menggunakan sendok garpu sedangkan beliau menggunakan jari tangan. Banyak yang mencemooh, namun beliau dengan santai mengatakan bahwa sendok telah masuk ke dalam mulut orang lain terlebih dahulu. Sedangkan tangan, hanya beliaulah yang menjilat dan menggunakannya. Undangan pun terdiam. Tak sampai di situ. Setelah makan siang, kebanyakan undangan merokok terutama undangan dari Belanda. Mereka merokok menggunakan cerutu, sedangkan KH. Agus Salim hanya menyulut rokok kretek. Beliau kembali mendapat sindiran dan dibilang kampungan. Tanpa ragu beliau menjawab, "Karena kretek inilah kalian menjajah Indonesia.". Undangan pun kembali terdiam dan tak berkomentar lagi.

Sesuatu yang dianggap lemah dan diremehkan oleh orang lain menjadi kekuatan besar dalam diri. Bahkan hal sepele bisa menjadi ancaman untuk orang lain. Sederhana bukan?

Saya pernah mengikuti satu event menulis yang diadakan oleh perusahaan tempat saya bekerja. Diikuti oleh banyak sekali peserta dari berbagai subsidiaries dari seluruh negara. Cuplikan tulisan saya bisa dilihat pada postingan ini (klik). Pada postingan tersebut saya menceritakan tentang sebuah rasa bangga yang saya dapatkan dari kisah perjalanan hidup saya hingga bisa masuk ke dalam dunia kerja. Dalam postingan ini, saya tidak akan menceritakan kembali tulisan tersebut. Tapi saya akan menceritakan tentang arti sebuah kebanggaan yang dalam kehidupan modern ini sedang marak diperjual belikan.

Dalam kamus besar manusia, kebanggaan mempunyai arti rasa puas atas pencapaian yang telah diraih. Entah itu prestasi yang gemilang atau sekedar berhasil membaca satu kalimat bagi seorang playgroup. Dalam kehidupan yang sudah canggih ini, arti kebanggaan menjadi semakin rumit. Mengapa demikian? Karena setiap orang akan merasa bangga jika mendapat pengakuan dari orang lain. Pengakuan itu perlu, tapi hal itu bukanlah satu syarat mutlak untuk menciptakan rasa bangga pada diri sendiri. Coba saja baca sekali lagi kisah KH. Agus Salim yang bangga saat makan menggunakan tangan atau hanya menyulut rokok kretek. Beliau tak malu dengan apa yang dimiliki. Tembakau adalah harta yang diburu oleh Kompeni, bukan?

Nah, itulah esensi yang harus ditekankan untuk menciptakan rasa bangga, yaitu menerima apa yang kita punya tanpa harus iri dengan apa yang dimiliki oleh orang lain. Memanfaatkan kelemahan menjadi sebuah kekuatan. Saya bersyukur menjadi seorang gadis kampung yang harus mengayuh sepeda bekas ibu saya untuk pergi sekolah yang berjalak 20 kilometer. Saya menutup telinga dari segala macam hinaan yang tak penting untuk pengembangan diri. Karena yang harus saya lakukan adalah sebuah pembuktian, bukan menyesali kelemahan yang saya punya. Selanjutnya adalah beraksi, karena pembuktian tanpa action adalah omong kosong.

Jadi, untuk menciptakan rasa bangga adalah dengan bersyukur dan beraksi. Got that point?

Sekarang, mari kita menyederhanakan arti kebanggan tersebut. Setiap manusia memiliki tolok ukur masing-masing agar bisa merasa bangga. Dan bagi saya, arti sebuah kebanggan adalah memberi bukan menerima. Memulai dengan memberikan kepercayaan pada diri sendiri untuk bersyukur. Memberikan kepercayaan diri untuk bertindak. Bukan menerima pengakuan dari orang lain. Well, jangan pernah menganggap rendah kemampuan pribadi. Hal yang sangat sepele dan sederhana, bukan? Hanya dengan sebuah rasa percaya diri dalam diri sendiri dan curahkan sepenuhnya dengan tulus. Hanya itu.

Seperti halnya pada cuplikan video berikut ini. Sebuah trailer dari novel CineUs yang bercerita tentang perjalanan seorang gadis yang rela melakukan apapun agar menang dalam Festival Film Remaja demi mempertahankan sebuah klub film disekolahnya, dan juga bertekad mengalahkan mantan pacarnya. Sepertinya akan menjadi kisah yang romantis sekaligus kocak. Nih, simak baik-baik trailer bukunya.

Satu kalimat yang benar-benar saya setuju adalah "Melelahkan sekali kalo kita terus memikirkan pengakuan dari orang lain". Sangat melelahkan saat kita berusaha menjadi orang lain agar diterima dalam suatu komunitas. Sangat menyakitkan saat kita harus menggunakan cara instan atas nama sebuah prestasi. Sangat menyedihkan saat kita harus membuang harga diri demi sebuah pergaulan.
Bangga adalah apa yang ada di dalam hati, saat kita sudah bisa memberikan apa yang diinginkan oleh diri sendiri. Dengan demikian, akan ada rasa puas dan bahagia sebagai definisi mutlak dari bangga.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Artikel CineUs Book Trailer bersama Smartfren dan Noura Books

85 comments:

  1. Cantik sekali artikelnya Mbk Yu.

    Dikemas nyentrik dengan gaya yang kuat, dan akhirnya menimbulkan kesan yang luar biasa.

    Menyederhanakan arti kebanggaan. Setuju sekali, karena memuja rasa bangga akan menimbulkan sifat sombong dan riya' dalam diri kita.

    Bahagia sekali bila seseorang dapat dengan cepat belajar dari kisah KH. Agus Salim.

    Benar-benar filosofi yang menginspirasi.

    Thanks Mbk Yu, salam persahabatan dari Jember.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, itu poin pentingnya. jika memuja sebuah rasa bangga, hanya akan menciptakan satu sifat yaitu sombong. keren sekali kau nak bisa mengambil makna tersembunyi dalam tulisanku.

      soal Bapak Agus Salim, aku pernah dapet ceritanya pas jaman SMA di salah satu ekskul, dan sampai sekrang masih mengerat di hati. Karena sejatinya gunung itu tinggi, tapi harus diingat bahwa masih ada gunung yang lebih tinggi. dan akan ada gunung yang lebih tinggi lagi.

      Peluk hangat buat Jaswan :D

      Delete
  2. pengakuan mungkin lebih tepatnya adalah bonus ketika kita sudah berhasil meraih poin bersyukur dan beraksi ya yu.. jadi saat tidak menerima bonus pun kita tidak kecewa karena target yang sesungguhnya dari diri kita sudah terpenuhi,

    semangat ngontesnya ya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah bener mbak, kalo kita berkreasi hanya sekedar mencari pengakuan bakal stress sendiri jadinya. gak bakal maju nanti.

      makasih kunjungannya mbak Noph ^^

      Delete
  3. Artikelnya menyentuh sekali, saya sampai merinding :")

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih mbaakk.. semoga hapenya jadi milik sayaa :P

      Delete
    2. haha... yg main #kode didiskualifikasi aja vi wkwk :p

      Delete
    3. Kode apaan ya? Ini postingan asli tanpa kode macam2 lho. Bisa dicek klo kamu emang jago coding :)

      Kalo yg dimaksud adalah sticky post, salah bgt klo aku pake kode.

      Be wise before comment ^^

      Delete
  4. Sangat mengispirasi, thansk....artikel yang bermanfaat...

    ReplyDelete
  5. Indahnya tulisannya mbak, andai saya bisa nulis seperti ini.. Semangat belajar nulis lagi nih kayaknya.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mari belajar bersama untuk menulis. ahiww :)

      Delete
  6. klo cerita rokok KH Agus salim sudah pernah denger, tapi klo makan pake tangannya baru tau sekarang :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ah masak iya mas. banyak kok web yang uda nulis tentang beliau :p

      Delete
  7. "Melelahkan sekali kalo kita terus memikirkan pengakuan dari orang lain". Sangat melelahkan saat kita berusaha menjadi orang lain agar diterima dalam suatu komunitas. Sangat menyakitkan saat kita harus menggunakan cara instan atas nama sebuah prestasi. Sangat menyedihkan saat kita harus membuang harga diri demi sebuah pergaulan.

    ReplyDelete
  8. Artikel yang indah ^^
    dan yap sepakat deh, bangga itu berasal dari rasa syukur, dan cukup ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sip mbak.. bener itu.. kalo bilang gak cukup pasti bakal gak cukup terus :)

      Delete
  9. Maaf mbak... apakah setingan tanggal di blog ini emang tidak bisa diperbaiki?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kenapa Bu? Untuk postingan ini memang khusus saya bikin sticky post hingga tanggal 15 agar selalu ada di atas ^^

      Delete
    2. Oh itu to maksudnya...? hehehe...
      Kirain tadi salah seting tanggalnya.
      Oke deh kalau begitu :0

      Delete
  10. Wow... aku suka sekali dengan tulisannya. Mantap banget... aku suka sekali.
    Kita harus belajar untuk bisa bangga dengan apa yang kita miliki saat ini agar kita tak mudah silau melihat keadaan di luar diri kita.
    Bertindak seperti KH Agus Salim mungkin tidak mudah... tapi bukan tidak mungkin utk kita lakukan.
    Gudlak utk kontesnya yaaa... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang tidak mudah dan suka bikin galau ya mbak.. aku juga kadang masih seperti itu, semoga aja pelan2 bisa bersikap sederhana seperti beliau.

      Delete
  11. setuju dg iniii
    "Melelahkan sekali kalo kita terus memikirkan pengakuan dari orang lain"

    ReplyDelete
  12. aku heran dengan tanggalnya kok bisa 15 Oktober 2013 ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. postingan ini aku bikin sticky post, bisa diatur saat membuat postingan :D

      Delete
    2. mau dijadiin 15 okt 2015 juga bisa :))

      Delete
  13. Bener bgt! Terutama masalah tembakau itu ... Krn petani di kampung gue baru aja puso di tanaman itu.

    Kebanggaan buat gue adalah ketika gue bisa ngerasain beban yg ortu gue rasain. Udah itu aja ... :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya, kebanggaan memang punya tolok ukur masing2 individu. jadi lets rock this world :p

      Delete
  14. Wah bagus banget nich artikelnya. Sangat inspiratif. Terimakasih atas share nya :)

    ReplyDelete
  15. inspiratif banget.. terutama yang ttg tembakau.

    ReplyDelete
  16. keren ay artikelnya..menyentuh sekali...

    ReplyDelete
  17. klo mbak ayu ikutan GA ini jadi ga pede mo ikutan juga :(((

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lohhh.. jangan gitu Om, ayo ikutan biar rame :)

      Delete
  18. Bagus sekali artikelnya mbak... Cuma yang saya heran, saat saya nulis komen ini, baru tanggal 07 Oktober mbak .. artikel ini untuk tanggal 15 Oktober ya .. ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih,,
      postingan ini dibikin sticky post sampe tgl 15 :)

      Delete
  19. "Melelahkan sekali kalo kita terus memikirkan pengakuan dari orang lain"

    >> sebelumnya, salam kenal dulu ya mbak. aku mampir kemari, hasil lompat dr blognya Uul. Aku setuju bgt ama kutipan diatas. In fact, itulah yg skrg ini sedang kupelajari ilmunya dan berharap bisa kupraktekkan, sehingga hidup bs lebih enteng dijalani.

    Aku belajar dr tausyiah-nya Aa Gym, kurang lebih beliau berkata: 'Jangan berharap pujian dari mahluk. Jangan berharap dihargai orang dan akibatnya jika tidak dihargai, kita jadi kecewa. Kita wajib berterima-kasih kepada sesama manusia, tapi JANGAN berharap ucapan terima-kasih dari sesama atas apa yg sdh kita lakukan. Iklhas aja, berharap apapun hanya dari Alloh....'

    gitu :) so far sih masih sering cenut2 klo merasa kurang dihargai suami atau orang lain. tapi semoga selalu inget tausyiahnya Aa Gym tsb, jd menjalani hidup bs lbh enteng dan ga pamrih. sori ya kepanjangan komenku, hihihi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga mbak Tyke. pasti temennya mbak Uul nih ya?

      saya sendiri masih suka merasa galau kalo gak dianggap sama orang lain, misalkan hasil kerja yang tidak diapresiasi, bantuan yang dihiraukan, dsb. tapi bismillah walopun sering 'nggrundel' gak akan dimasukkan dalam hati, mencoba ikhlas dengan kemampuan diri sendiri dan terus belajar untuk lebih baik..

      makasih kunjungannya dan sharingnya mbak ^^

      Delete
  20. artikelnya bagus banget, mbak.
    semoga menang lombanya....

    *jadi pengen ikutan*

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin..makasih mas..
      hayukk ikutan juga biar tambah rame :)

      Delete
  21. artikelnya cantik...
    sebuah kebanggan yang sering kali diukur dari banyaknya dan besarnya pengakuan orang lain kepada diri sendiri. Padahal kita lah yang menentukan seperti apa keberhasilan kita.. apakah itu akan bermanfaat atau malah menjadikan diri kita sombong..
    heaaa

    good luck mbak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah nah.. ini.. jangan sampe keberhasilah kita membuat rasa bangga yang berlebihan..
      kecup manis Vey :*

      Delete
  22. yaa, intinya sih kita harus bangga dengan diri sendiri :)
    so, tetep bangga dan selalu bangga hehe

    ReplyDelete
  23. Belajar sejarah dulu nih. Sukses ngontesnya ya Ayu

    ReplyDelete
  24. artikel yg sngat mencerahkan....satu pmaknaan tentang arti kbanggaan yg super

    ReplyDelete
  25. Pengemasan arti kebanggaan dengan rendah hati. Sungguh kata sederhana yang syarat akan makna mbak :D

    ReplyDelete
  26. Bener. bener ka, kadang berpikir terlalu rumit buat sebuah kebanggaan malah bikin jadi pesimis, ahh gak ada yg bisa dibanggakan dr saya.. Ternyata, kebanggaan itu cukup yang sederhana ya ka.. :)

    good luck yaa kaa ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang sih cukup sederhana, tapi aku kadang membuatnya menjadi lebih rumit, hehe

      Delete
  27. kereeeeen sekali mbak ayu iniii... sebenarnya banyak tokoh yang hidup sederhana ya, salah satunya Agus Salim ini.. saya juga pernah membaca tentang kisahnya bung Hatta dan sepatunya.. kesederhanaan yang kita miliki yang selanjutnya melahirkan rasa syukur tidak hanya membuat diri kita bangga, tapi juga membuat orang lain berempati dan turut bangga dengan kesederhanaan..

    hemm "lelah sekali kalau harus memikirkan pengakuan dari orang lain".. yap, karna kita tidak mungkin tampak sempurna di hadapan banyak orang.. sukaaa sukaaa pokonya sukaa pake bangett

    sukses untuk lombanya yah,, semoga menang, amiiin.. alfatihah :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Akk,, makasih mbak Uswah. Menyederhanakan pemikiran kadang memang perlu agar kita tak dihantui perasaan yang terlalu ambisius. semoga kisah2 pejuang sebelumnya selalu bisa menginspirasi terutama anak modern jaman sekarang..

      Delete
  28. I get the point mbak ... tulisan yang keren .... saya suka ttg KH Agus Salim itu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih mbak Mugniar, saya juga suka dengan kesderhanaan beliau :)

      Delete
  29. aq suka ini "Saya menutup telinga dari segala macam hinaan yang tak penting untuk pengembangan diri. " mantap mbak ayuuuuu i like it

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih Mas Topics, makasih kunjungannya, semoga manfaat :)

      Delete
  30. Artikelnya bagus banget mbak, saya ikut merinding juga, sungguh saya belum bisa membuat tulisan sebagus ini.
    Semoga mbak menang

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiinn makasih mbak.. ini juga hasil semedi di gunung merapi heheh,, makasih mbak kunjungannya :)

      Delete
  31. kagummm.....sempet berhenti sejenak tadi.. mikir bentar tentang kebanggaann...

    lalu saya beralih ke "The pride one :)" .. hmm.. ngga tau mau koment apa.. bangga..bangga.. itu aja

    ReplyDelete
  32. blog nya keren , , ,

    Mampir di blog baru ane ya gan http://onspe.blogspot.com/2013/10/about-me.html

    ReplyDelete
  33. benarbenar postingan yg menginspirasi dan sangat bermanfaat.
    kadang memang pengertian yg ribet membuat kita sulit merasa puas, dan melupakan hal yg sederhana :''

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah itu, janganlah dibuat ribet, gak mudah sih, pelan-pelan aja dengan cara sering bersyukur atas apa yg kita punya :)

      Delete
  34. Selamat merayakan Hari Raya Idul Adha, bila ada salah kata dan khilaf atas prilaku selama ini, serta bila ada salah baca atau salah dalam berkomentar, atau belum sempat membalas komentar, dari lubuk hati yang paling dalam saya mohon dimaafkan lahir dan batin...salam

    ReplyDelete
  35. Wah, kereen tulisannya mba, ibarat kerupuk, renyah, menggigit, hehe..
    Sepakat skali kalau bangga itu adalah soal bersyukur dan bertindak.
    Salam hangat dari anak sulawesi ya ^o^/

    ReplyDelete
    Replies
    1. oh iya, aq sudah follow, jika berkenan follow balik ya mba ^___^
      suka deh sama tulisannya >.<

      Delete
  36. :| aku datang lagi... "Melelahkan sekali kalo kita terus memikirkan pengakuan dari orang lain" benar lelah .

    ReplyDelete
  37. Kebanggaan memang perlu kita rumuskan dengan sederhana.

    ReplyDelete
  38. Artkelnya bagus banget mba, terkadang sulit menyederhanakan segala sesuatu sikap atau papa pun untuk dapat di akui. Sukses unuk kontes lombanya ya Mba.

    Salam wisata

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar Anda ^.^