Selalu Merasa Paling Benar

credit
Setiap manusia memiliki sifat dan perilaku yang berbeda. Banyak orang-orang di sekeliling kita yang berperilaku baik dan segan terhadap sesama manusia. Tapi tidak sedikit juga yang bersikap acuh serta 'sak karepe dewe' alias semaunya sendiri tanpa memperdulikan sesama. Hal ini sering sekali saya jumpai dalam kehidupan saya. Baik orang yang berbuat baik maupun sebaliknya. Jika nantinya ada yang merasa tersinggung dengan postingan ini harap untuk introspeksi dan berbenah. Bukan berarti saya juga orang yang paling benar. Karena pada dasarnya sesama manusia harus saling mengingatkan jika memang hal yang dilakukan melenceng, setuju?

Setiap orang pasti memiliki prinsip dan biasanya akan berpegang teguh pada prinsip tersebut. Hanya saja saya atau kita tidak tahu prinsip yang mereka jalani itu benar atau tidak. Sekiranya prinsip tersebut dapat berlaku dan diterima oleh manusia secara baik. Karena prinsip tersebut yang akan membuat penilaian terhadap diri kita yang dilakukan oleh masyarakat. Prinsip tersebut yang akan membuat orang mengeluarkan kata salah atau benar. Bicara soal salah atau benar, saya paling sebel dengan orang yang tidak pernah merasa salah alias selalu menganggap paling dirinya benar. Merasa dirinyalah empunya segalanya. Huwekk. Jika kita melakukan hal yang salah di mata dia pasti kita akan mendapatkan 'teguran'. Sedangkan jika dia melakukan hal yang sama yang tadinya menurut dia salah, it was no problem. Aneh kan? Saya tidak mengerti jalan pikiran orang seperti ini. Apakah orang tersebut termasuk orang yang sombong, egois, atau keras kepala?

Bagi saya, jika memang saya melakukan suatu kesalahan maka saya harus mengakuinya. Memang susah mengakui sebuah kesalahan itu, tapi setidaknya tetap harus sadar diri bahwa kita hanyalah manusia biasa dan masih ada yang lebih tinggi dibanding kita. Di atas gunung masih ada gunung loh ya. Jika memang salah mari bulatkan tekad untuk minta maaf, jika sebaliknya maka pertahankan pendapat dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Menjadi manusia yang bijak itu memang tidak mudah, setidaknya berlakulah dengan segala macam perbuatan yang dapat diterima di masyarakat itu lebih baik. Jangan menjadi manusia yang tidak mengenal aturan dalam berhubungan sesama manusia. Aturan itu tidak tertulis dengan tinta di atas kertas. Aturan itu ada di dalam lubuk hati setiap manusia.

Saya hanya menyarankan agar sebagai manusia tidak hanya menilai dari sudut pandang kita saja. Tapi harus menilai dari sudut pandang orang lain juga. Ini juga bisa dikatakan sebagai rasa toleransi. Selalu hargai pendapat dari setiap mulut, jika tidak sependapat sampaikan dengan cara yang baik. Serta tetap percaya bahwa hukum seleksi alam itu masih berlaku di dunia ini.
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) diwaktu Aku menyuruhmu?". Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripada dia. Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah" Q.S. Al A'raf ayat 12

1 comment:

Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar Anda ^.^