Haruskah Saya Bekerja?


Hampir lima bulan lamanya saya berhenti bekerja secara formal dari perusahaan pertama yang memberikan saya status karyawan yaitu Samsung. Memutuskan berhenti bekerja secara terpaksa karena alasan internal di perusahaan dan janji pada suami untuk resign saat hamil karena sebenarnya rencana untuk keluar dari Samsung itu setelah lebaran 2015 tapi ternyata saya harus opname yang sekaligus harus diboyong suami ke Sampit. Sampai di Sampit bukan berarti saya berdiam diri di rumah dan tidak bekerja, sudah ada beberapa lamaran kerja yang saya masukkan ke beberapa perusahaan baik yang skala besar atau kecil. Tapi ternyata mencari pekerjaan dengan status menikah dan hamil itu tidak mudah. Ditambah masalah umur yang sudah masuk angka maksimal yaitu 25 tahun. Aslinya, sih, suami meminta saya untuk tidak bekerja dan saya sangat bersyukur dengan sikapnya yang sedemikian memuliakan saya sebagai seorang istri, ditambah lagi riwayat keguguran dan akhirnya hamil lagi membuat suami saya sangat posesif terhadap pola tingkah saya. Tapi, masih ada beberapa faktor yang membuat saya ingin tetap bekerja dan kembali menyandang status karyawan tanpa bermaksud tidak patuh pada suami yang paling ganteng ini, hehe. Sampai sekarang, sih, masih dalam tahap merayu agar ijin bekerja itu diberikan dengan restu yang ikhlas tapi ya tidak sampai memelas, sih, seikhlasnya suami saja.

Baca juga : Leaving fo Good

Outbound terakhir saat masih bekerja di Samsung
Outbound terakhir saat masih bekerja di Samsung
Alasan saya ingin bekerja karena saya ingin memenuhi kebutuhan adik perempuan satu-satunya yang baru saja memasuki jenjang perkuliahan. Saya pernah merasakan bangku kuliah dan lulus diploma, jadi paling tidak adik saya harus sarjana. Dia bukanlah penyebab saya harus bekerja tapi sebagai kakak, saya ingin memberikan yang terbaik untuk masa depannya sebagai anak broken home yang berpendidikan. Ayah dimana? Coba, deh, baca postingan saya yang terdahulu tentang topik ini dan kalian akan menemukan alasan saya melakukan ini. Alhamdulillah, sampai saat saya resign sudah menyiapkan tabungan khusus untuk adik saya untuk bayar kuliah dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari paling tidak dua tahun ke depan. Sebenarnya alasan khusus ingin bekerja ya cuma itu, alasan lain karena lingkungn yang terkesan memaksa saya harus bekerja. Seperti pengalaman orang tua saya yang bercerai dan ibu harus menjadi seorang single fighter yang untungnya punya posisi baik di perusahaan tempat beliau bekerja. Dan ibu pun pernah berkata, “kerja saja, buat jaga-jaga masa depan dan kasus terburuk kayak ibu.” Naudzubillah min dzalik, semoga hal buruk tersebut tidak singgah dalam rumah tangga saya dan suami, Insya Allah langgeng sampai akhir hayat. Soal masa depan, saya dan suami sudah sepakat wallahu’alam, yang penting tetap berjalan berdampingan di jalan Allah maka akan selalu ada yang terbaik untuk rumah tangga kami. Aamiin.

Bekerja di Samsung
Huwaaaa.. kangen kebersamaan di kantor dulu
Lalu, haruskah saya bekerja? Saat ini saya nurut sama suami dulu untuk tidak bekerja secara formal di kantoran demi si jabang bayi juga agar lebih aman jika emaknya lebih banyak istirahat. Saat ini masih bertahan sebagai freelance writer dengan pemasukan ala kadarnya tapi tetap alhamdulillah karena masih ada pemasukan meskipun sambil tiduran di rumah, hehe. Menulis sambil nyemil biskuit Pocky dan nonton tivi sambil leyeh-leyeh, hehe. Mungkin nanti kalau ada penerimaan calon PNS baru deh saya ikut daftar, entah mengapa kok sepertinya menjadi PNS adalah pilihan yang oke untuk ibu rumah tangga yang sejatinya ingin bekerja. Ditambah lagi sepertinya hanya PNS yang bisa menerima dengan syarat umur maksimal 35 tahun. Ya, kalau jalannya nanti bekerja ya bekerja, kalau jalannya di rumah mengabdi pada suami dan mengurus buah hati ya harus tetap berjalan dengan ikhlas.

Baca juga : Pabrik Ponsel Samsung Diresmikan

40 comments:

  1. pilihan yg sulit ya mba, apalagi jika da anggota keluarga yg butuh bantuan kita...I feel you...kadang sya juga iri sama ibu bekerja yg bisa tetep ngurus keluarga dan ngatur keuangan sehingga bisa kasih hadiah ke orangtua dan saudara...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa mbaaa,, pengennya kerja sampe adikku lulus baru deh bisa lega,

      Delete
    2. Menikahi seorang wanita itu berarti juga harus ada ikatan dengan keluarganya jadi jika ada keluarga wanita yang butuh bantuan harus bisa membantu juga termasuk mengirimi orang tuanya setiap bulan walaupun nilainya tidak seberapa dan tidak diminta. Maka dari itu pengaturan pendapatan harus ada yang diposkan ke dana tak terduga dan sosial agar jika ada keluarga yang perlu bantuan bisa diambil dari pos itu. Seberapa kecil pendapatan seseorang sebenarnya bisa diatur pos-posnya, hanya saja kebanyakan orang terlalu banyak maunya padahal tidak butuh terhadap sesuatu yang dimaui itu, sehingga keuangannya banyak terhabur secara mubadzir dan melupakan pos diatas.

      Delete
  2. kasusnya hampir sama dengan teman saya yakni keguguran. dari kejadian tersebut akhirnya dia resign atas anjuran suami. namun itu nggak bertahan lama karena temanku merasa bethe dirumah terus yakni jaga bengkel milik suaminya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. heheh iyaa mbaaa.. aku juga mulai bosen kalo di rumah terus, apalagi biasanya kluyuran

      Delete
  3. Klo udah ada anak itu makin berat mau kerja lg,, aku dulu gitu sih, pertimbangannya jd tambah banyak,, trus jd milih2 kerjaan sampe akhirnya gak kerja2 sampe anak udah 2th,, eh skrg malah jd males mau kerja, wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. ahahha,, paling enak emang kerja di rumah ya mba.. bisnis kecil2an gitu

      Delete
  4. Yang terbaik buat suami, mbak ayu dan calon bayi aja di pilih mba dan semoga kalian hidup bahagia dengan hadirnya calon buah hati :)

    ReplyDelete
  5. Pilih yang paling baik dan nyaman untuk dijalani mbak. Ataa barangkali bisa kerja dari rumah :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa mbaa sementara ini kerja di rumah dulu

      Delete
  6. baiknya dirumah saja Bu, ada anak yang perlu ekstra perhatian ketimbang membiarkannya tumbuh ditangan orang lain

    ReplyDelete
    Replies
    1. pengennya gitu, pak, tapi masih ada tanggungan yg bikin kepikiran

      Delete
  7. Semangat Mba. Aku setuju sama pesan dari Ibu Mba. Bagaimanapun, menyiapkan tabungan untuk masa depan ga terduga itu perlu Mba.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaaa.. ini juga meskipun masa depan tiada yg tau ya mbaa

      Delete
  8. Wah semoga hamilnya sehat ya mbaak dan lancar Hehehe. Eh mbak, aku juga mau dong freelance writer. Gimana sih? \:p/ *orang postingan nyari kerja malah yang dateng minta kerjaan* Heheheh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ahahaha.. ya tawarin jasa aja mas,, via fb gitu

      Delete
  9. Semoga ada jalan terbaik ya, Mbak. kalau memang bisa mengerjakan pekerjaan dari rumah ya sepertinya lebih bagus. Tapi mungkin penghasilan tidak besar, ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. mmm saya tidak mencari penghasilan besar sih mba naz,, pengen punya kegiatan dan berkembang aja

      Delete
  10. dulu saya juga kerja, sekarang alhamdulilah punya usaha kecil sendiri, jadi meski dirumah, tidak merasa pengangguran banget... dan ternyata untk perempuan kerjaan yg bisa di handle di rumah lebih menyenangkan...eh buat saya sendiri dink...

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya juga pengen kerja dari rumah aja mbaa..

      Delete
  11. meski belum menikah, aku juga kadang kepikirian: kalau nikah kerja nggak ya?
    malu sama orang tua yang masih terus kerja

    tapi, pilihan yang tepat >> ikuti perintah suami :)

    ReplyDelete
  12. Setelah ada Ghifa pengennya saya resign kerja malah Mbak.
    Tapi apa daya ibu dan suami kurang setuju.
    Saat ini belajar ikhlas saja menjalani kerjaan ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. semangat ya mbaaa,, emang pilihan masing2 itu beda dan ada konsekuensinya

      Delete
  13. Yang penting enjoy aja dulu mba, gak perlu dipaksakan "harus" bekerja / tidak. Apalagi ketika ada baby nanti, momentnya pasti menikmati waktu sama baby minimal 2 tahun. Kalau rejeki dan mau usaha, kerjaan itu ada aja jalannya. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaaa benerrrr.. cuma kadang suka galau kalo pas bayar kuliah hehe

      Delete
  14. Menjadi Perempuan pekerja memang pilihan ya, Yuu. Yang penting suami ridho, ya. Salut sama niatmu untuk bantu adikmu. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa mbaa.. skrng apa2 harus ijin suami duluuu,, biar barokah :)

      Delete
  15. Sepakat mbak.. Coba jalur cpns saja klo memungkinkan. Menurutku itu pekerjaan mapan dengan jam kerja yang cukup nyaman untuk perempuan berkeluarga ..

    ReplyDelete
  16. kamu kerja di samsung mana dulu mba? adik iparku jg dulu di samsung...tapi di cikarang.. sempet suka deh aku samsung krn adikku itu tiap thn pasti dikirim ke Korea 3 bln utk training trs ;p.. mikirnya lgs travelingnya hihihi...tp kmudian dia kluar jg krn dpt yg lbh bgs lg..

    Btw, kalo soal kerja, akupun tipe wanita yg ga akan mau di rumah sih.. mungkin krn terbiasa ngantor kali ya.. jd walo suami bebasin terserah mw kerja ato ga, aku sih ttp pilih kerja.. lumayanlah, uang gaji utk uang jajan sebulan :D.. drpd minta suami.. :D

    ReplyDelete
  17. pilih yang terbaik ajha mbak, baiknya bagaimana dan pastinya juga tidak merasa terbebani.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar Anda ^.^