Menua bersamamu, judulnya manis banget kan, ya? Biasanya kalau judul postingan sudah manis seperti itu, dijamin isi postingan akan semakin manis yang berkaitan dengan seseorang yang tak lain adalah mas suami, hehe. Dalam blog ini sering kali saya menuliskan tentang sosok lelaki yang sudah saya kenal sejak 7 tahun lalu dan kini sudah menjadi imam terbaik bagi saya. Alhamdulillah kami baru saja melewati usia pernikahan yang ke 4 bulan, masih seumur jagung. Mengenalnya adalah sebuah berkah terindah yang tak akan pernah saya dustakan pada Tuhan yang sudah sangat berbaik hati menyatukan kami.
Hampir 8 tahun yang lalu kami dipertemukan dalam sebuah kampus yang akhirnya membuat kami tumbuh bersama setiap hari selama 3 tahun masa kuliah. Kala itu beliau adalah seorang pendiam dan tidak banyak tingkah, namun beliau adalah teman yang dapat diandalkan dalam segala hal. Tak jarang saya berlari menghampirinya untuk menyalin tugas kuliah listrik atau sekedar curhat. Sepanjang masa kuliah saya memang jarang berinteraksi dengan beliau karena saya cenderung lebih aktif dengan aktivitas kampus non akademik. Kami pun dipertemukan kembali dalam satu kepanitiaan pemilu ketua himpunan. Dari sana lah saya lebih mengenal tentang cara berpikir beliau yang luar biasa. Hal yang paling mengena adalah bagaimana beliau mengingatkan kami semua untuk break rapat dan sholat. Berkah yang indah, bukan? Satu dari sekian banyak orang yang saya temui saat itu. Sejak itu lah kami semakin akrab dan lebih sering berinteraksi.