Showing posts with label Giveaway. Show all posts
Showing posts with label Giveaway. Show all posts

Dalam Hidup, Ada yang Pergi dan Datang

(Alm) Kakek dan nenek tercinta
(Alm) Kakek dan nenek tercinta yang membesarkan saya dari bayi dan mengajarkan kehidupan
Kehilangan, adalah hal yang mungkin tidak menyenangkan bagi kita semua karena harus ditinggalkan atau melepaskan apa yang sebelumnya kita beri label “hak milik”. Tapi, mau tidak mau harus bisa melepaskannya karena sebenarnya hilang atau tidak, pergi atau datang, itu sudah ada yang mengatur di jagad raya ini. Mengenai kehilangan, saya mengartikan kata tersebut sebagai hal yang meninggalkan kita untuk selamanya entah itu kematian, kemalingan, atau keteledoran. Dan, dari semua rasa kehilangan yang tidak akan pernah saya lupakan adalah kematian dari seseorang yang sangat saya cintai. Datang tanpa mengenal usia baik itu muda atau tua, tanpa mengenal kondisi tubuh baik itu sehat atau sekarat, tanpa mengenal status sosial baik itu pemulung atau pejabat ningrat. Kematian, datang tanpa syarat apapun, jika Tuhan berkendak maka terjadilah.

#OOTDAlaAku: Nyaman dan Aman

#OOTDAlaAku: Baju terusan, jilbab lebar, sepatu sandal dan kaos kaki, tas selempang
#OOTDAlaAku: Baju terusan, jilbab lebar, sepatu sandal dan kaos kaki, tas selempang
Berbicara tentang Outfit of The Day, saya paling tidak bisa tampil necis dan stylish seperti wanita kebayakan, karena saya orang yang anti ribet meskipun saya memerhatikan detil pada beberapa bagian. Bagi saya, pakaian dan tampilan adalah yang bisa membuat saya nyaman dan aman jika dipandang orang, tidak menimbulkan ghibah apalagi fitnah.

Menua Bersamamu

Menua bersamamu, judulnya manis banget kan, ya? Biasanya kalau judul postingan sudah manis seperti itu, dijamin isi postingan akan semakin manis yang berkaitan dengan seseorang yang tak lain adalah mas suami, hehe. Dalam blog ini sering kali saya menuliskan tentang sosok lelaki yang sudah saya kenal sejak 7 tahun lalu dan kini sudah menjadi imam terbaik bagi saya. Alhamdulillah kami baru saja melewati usia pernikahan yang ke 4 bulan, masih seumur jagung. Mengenalnya adalah sebuah berkah terindah yang tak akan pernah saya dustakan pada Tuhan yang sudah sangat berbaik hati menyatukan kami.

Hampir 8 tahun yang lalu kami dipertemukan dalam sebuah kampus yang akhirnya membuat kami tumbuh bersama setiap hari selama 3 tahun masa kuliah. Kala itu beliau adalah seorang pendiam dan tidak banyak tingkah, namun beliau adalah teman yang dapat diandalkan dalam segala hal. Tak jarang saya berlari menghampirinya untuk menyalin tugas kuliah listrik atau sekedar curhat. Sepanjang masa kuliah saya memang jarang berinteraksi dengan beliau karena saya cenderung lebih aktif dengan aktivitas kampus non akademik. Kami pun dipertemukan kembali dalam satu kepanitiaan pemilu ketua himpunan. Dari sana lah saya lebih mengenal tentang cara berpikir beliau yang luar biasa. Hal yang paling mengena adalah bagaimana beliau mengingatkan kami semua untuk break rapat dan sholat. Berkah yang indah, bukan? Satu dari sekian banyak orang yang saya temui saat itu. Sejak itu lah kami semakin akrab dan lebih sering berinteraksi.

Untuk Warung Blogger

Tidak tahu kapan tepatnya saya bergabung dalam komunitas ini, tapi saya ingat betul, warung blogger adalah komunitas pertama yang saya ikuti sejak saya kembali aktif ngeblog. Jika dilihat dari postingan saya saat mengadakan 23 tahun giveaway dan menggaet WB sebagai media partner, berarti saya sudah bergabung dengan WB sebelum Maret 2013. Tak banyak memang yang bisa saya lakukan dengan komunitas ini karena gaya ngeblog saya yang pasang surut. Tapi, bisa saya akui, warung blogger-lah yang telah mempertemukan saya dengan berbagai macam hal baru diantaranya satu buku antologi terbit yang digawangi oleh beberapa anggota WB. Saya mendapat banyak sekali hadiah-hadiah giveaway yang saya temukan saat menjelajah timeline twitter warung blogger. Yah, hadiah kontes dan buku antologi adalah bonus untuk saya sebagai seorang blogger.

Hal signifikan yang saya dapatkan adalah ILMU sejak saya mulai bergabung menjadi anggota grup whatsapp dengan nama #PojokWB. Adanya diskusi tentang berbagai macam hal mulai dari tips ngeblog, tips menulis fiksi, hingga tata bahasa menjadi topik yang selalu hangat dan menjadikan anggota riuh setiap malam. Meskipun saya akui grup tersebut hampir tak pernah sepi sebelum diberlakukannya jam malam oleh admin. Satu hal lagi yang tidak kalah priceless adalah TEMAN baru yang begitu banyak. Mereka unik, mereka asyik. Berbincang tanpa batas tentang perbankan hingga super junior. Absurd memang, tapi itulah kesenangan yang saya dapatkan dari mereka.

Hal yang sedikit saya sesali adalah saya belum sempat bertemu dengan mereka secara langsung meskipun saya sudah bergabung sekian lamanya. Ah, banyak alasan yang tak perlu ditulis. tapi semoga saya bisa berjumpa dengan masing-masing dari kalian dan merasakan hangatnya ke-absurd-an itu secara langsung.

Har, Ini Tentangmu.


Har, orang menyebutmu sebagai cinta pertamaku? Kamu setuju dengan ucapan itu? Aku masih terlalu bodoh untuk mengerti arti cinta, kawan. Tapi kamu sempat membuatku selalu tersenyum, kamu sempat membuatku bahagia. Namamu adalah yang paling pertama mengisi buku harian bergambar itu setiap lembarnya, ada cacian dan juga doa. Dan, kamu orang pertama yang membuatku bisa menulis surat cinta. Kamu pasti ingat itu. Gulungan kertas putih terbalut pita merah jambu, tinta hitam yang penuh dengan bahasa inggris yang baru aku pelajari kala itu. Ah, sungguh malu jika aku harus menuliskannya lagi untukmu. Saat itu aku menulis apa untukmu? Mungkin kamu bisa membantuku mengingatnya. Ah, sudah, lebih baik aku tak pernah ingat rayuan apa yang pernah aku persembahkan untukmu. Sekali lagi kamu membuatku tersenyum, Har, saat ini.

Har, apa kabar dirimu saat ini? Sudah lama kita tidak berjumpa, sudah berlumut rasanya mulut ini untuk mengucap kata sapa jika suatu saat nanti berjumpa. Tangan pun kaki sudah kaku untuk kembali mendekat merajuk saling menjambak rambut. Hati ini dingin dan terasa beku untuk mengingat namamu. Tapi, tenanglah, aku masih bisa mengeja dengan jelas nama dan margamu. Cukup dari mulutku. Kadang aku merindumu. Rindu senyum pelit dari ujung bibirmu. Rindu rekahan lebar saat kamu tahu tak ada warna merah di rapor birumu. Rindu gelak renyah tawa saat kita bersepeda di sepanjang jalan entah karena apa. Jalan itu, bertahun-tahun kita lewati bersama, jalan yang selalu sama, berjajar dengan sungai yang dikelilingi sawah. Di jalan itu, kenangan kita jatuh dan tergilas, mungkin.

Har, kapan kamu muncul secara tiba-tiba seperti kala itu? Hadir dalam dunia maya, bercerita dalam dunia maya. Dan, fisikmu tiba-tiba ada di depan mata saat aku tengah dilanda cinta. Kamu masih sama, tak ada yang berbeda karena kamu masih bisa membuatku tertawa. Berhari-hari kamu ciptakan suasana rinai hingga aku akhirnya sadar, tak seharusnya aku tertawa bersamamu sekian detik saja. Bodohnya, aku sekarang menginginkan kamu untuk hadir dan membuatku tertawa lagi. Tidak, Har, tidak. Aku tidak ingin mengangkat kembali kenangan yang sudah terkikis jatuh. Kenangan yang sudah aku simpan dengan renyah tawa seperti suara kerikil yang terlindas roda sepeda kita. Aku cuma ingin kamu datang dan membuatku tertawa, bersamamu.

2015 Saja

Berbondong bondong menuliskan resolusi di tahun baru. Saya pun demikian pada tahun-tahun sebelumnya. Sekarang stop dulu menuliskan resolusi yang kenyataannya hampir sebagian resolusi baru adalah resolusi tahun sebelumnya yang belum tercapai. Tapi bukan berarti saya tidak punya mimpi baru di tahun baru. Akan selalu ada impian dan cita-cita baru untuk diwujudkan, hanya saja, impian itu saya persembahkan pada Tuhan. Semacam mengajukan proposal untuk mendapat tanda tangan dan stempel.

2015

Lalu, impian seperti apa yang saya rencanakan di tahun ini? Jangan tertawa atau mengolok tentang impian yang akan saya tulis ini, ya. Bantu saya dengan doa untuk mewujudkannya, hehe.

Pay-It-Forward

Pay-It-Forward, kalau artinya secara bahasa tidak begitu jelas, tapi kalo saya mengartikannya adalah membayar kemudian. Saya tau event ini saat blogwalking ke blognya Una pas postingan pay-it-forward-nya dia. Kemudian saya berkomentar "I'm in" yang berarti saya ikut berpartisipasi dalam event ini. Awalnya saya mengira saya akan mendapat hadiah secara cuma-cuma, dan akhirnya  paham bahwa yang turut serta juga harus membuat postingan serupa plus membagikan hadiah kepada 5 orang yang ingin ikut dalam event ini.

Jadi maksud dari Pay-It-Forward adalah mengirimkan hadiah gratis secara relay atau sambung menyambung. Lebih jelasnya seperti ini:

I’m participating in the Pay-it-Forward initiative.

The first 5 people who comment on this status with “I’m in” will receive a surprise from me at some point in this calendar year – anything from a sweet dessert, a lovely CD, a ticket, a book or just absolutely any surprise I see fit! There will be no warning and it will happen when I find something that I believe would suit you and make you happy!

These 5 people must make the same offer in their status (FB or Path or Twitter or Blog post, etc.) and distribute their own joy.

Simply copy this text onto your profile, (don’t share) so we can form a web of connection and kindness.

Let’s do more nice and loving things for each other in 2014, without any reason other than to make each other smile and show that we think of each other. Here’s to a more enjoyable, more friendly and love-filled year!

Gaji Pertama

Seperti yang teman-teman ketahui kalau saya bekerja di salah satu perusahan multinasional milik Korea Selatan sejak tahun 2011 beberapa minggu setelah saya wisuda. Tepatnya perusahaan manufaktur elektronik. Banyak yang bertanya saya bekerja di bagian apa, setelah saya jelaskan tapi tetep aja gak 'mudeng'. Saya pernah menuliskan dalam satu postingan tentang sebuah lowongan kerja dengan posisi BDA Certification Test, di dalam tim itulah saya berada.

Jadi begini. Sudah pada tahu DVD Player, kan? Nah, kalau saya menangani BluRay Player termasuk juga BluRay Home Theather yang merupakan jenis lain dari player. BluRay Player masih satu keluarga dengan DVD Player, hanya saja BluRay Player bisa untuk memutar BluRay Disc yang spesifikasinya lebih bagus daripada DVD atau CD biasa (coba tanya jeng gugel dulu biar lebih paham arti dari BluRay Player). Kerjaan saya melakukan sertifikasi sebelum Player tersebut di produksi secara massal. Sertifikasi tersebut dilakukan dengan cara melakukan beberapa macam software tes (maaf, tidak bisa saya tulis dalam postingan ini). Jika produk lolos sertifikasi maka layak untuk diproduksi. Ibarat makanan harus punya sertifikat halal, begituuuu.

Saya bekerja mulai dari Jumat, 7 Oktober 2011. Singkatnya, periode tutup absen pada bulan tersebut adalah tanggal 10 Oktober, maka saya hanya akan mendapat gaji selama dua hari saja. Inilah nominal gaji pertama saya. Liat sendiri, gak tega nyebutnya, hihi.

Sehari Tanpa Gadget, Hidup?

Gadget! Entah seperti apa jenisnya pasti sangat berpengaruh dalam kehidupan saya. Dalam postingan ini saya mengerucutkan gadget mejadi sebuah ponsel atau handphone. Dalam setiap kesempatan dan aktivitas, ponsel menjadi sumber komunikasi utama bagi saya, dengan siapa saja. Pertama dengan keluarga. Sebagai seorang perantau, ponsel adalah benda sakral yang tak boleh saya tinggalkan untuk mendapat informasi dari keluarga. Kedua untuk urusan kerjaan. Tak jarang dan bahkan sering, komunikasi yang membahas mengenai pekerjaan kami lakukan melalui ponsel, bahkan kami pun membuat satu grup khusus dalam sebuah media komunikasi untuk mempelancar urusan kerja. Ketiga untuk sekedar bersenang-senang dengan ponsel itu sendiri.

Melihat kondisi seperti itu rasanya tidak mungkin jika saya harus meninggalkan ponsel dari genggaman saya. Apalagi dengan keberadaan ponsel pintar alias smartphone semakin memanjakan saya dengan dunia kecil saya. Mulai dari blog, twitter, facebook, games, chatting, photography semuanya bisa diakses dari ponsel.

Lalu bagaimana jika sehari tanpa ponsel?

Menyederhanakan Arti Kebanggaan

credit
Siapa yang tak kenal dengan KH. Agus Salim, seorang pahlawan nasional yang pintar berdiplomasi serta seorang penulis handal. Kesederhanaanya patut untuk dicontoh oleh anak muda modern. Ada satu cerita tentang beliau yang menggambarkan betapa sederhananya arti kebanggaan dengan berpikir sederhana pula.

Dalam sebuah pertemuan besar PBB saat jamuan makan siang, seluruh undangan makan dengan menggunakan sendok garpu sedangkan beliau menggunakan jari tangan. Banyak yang mencemooh, namun beliau dengan santai mengatakan bahwa sendok telah masuk ke dalam mulut orang lain terlebih dahulu. Sedangkan tangan, hanya beliaulah yang menjilat dan menggunakannya. Undangan pun terdiam. Tak sampai di situ. Setelah makan siang, kebanyakan undangan merokok terutama undangan dari Belanda. Mereka merokok menggunakan cerutu, sedangkan KH. Agus Salim hanya menyulut rokok kretek. Beliau kembali mendapat sindiran dan dibilang kampungan. Tanpa ragu beliau menjawab, "Karena kretek inilah kalian menjajah Indonesia.". Undangan pun kembali terdiam dan tak berkomentar lagi.

Sesuatu yang dianggap lemah dan diremehkan oleh orang lain menjadi kekuatan besar dalam diri. Bahkan hal sepele bisa menjadi ancaman untuk orang lain. Sederhana bukan?

Dear Mami


Dalam hidupku, inilah kali pertama aku menulis surat untukmu. Mungkin, saat aku masih duduk di bangku sekolah dasar, aku pernah menulis satu. Ah, tapi aku sudah tak bisa mengingat apakah aku memang pernah merangkai kata demi kata khusus untukmu. Walaupun surat ini aku tulis karena suatu maksud, tapi aku akan menulisnya dari dalam hatiku sendiri, dari apa yang aku rasakan, dari apa yang telah engkau berikan. Bukan riset. Maka ijinkanlah anakmu menyampaikan cinta yang tak sebanding dengan cintamu.

My Mama, masih ingatkah kau dengan berbagai macam panggilan yang aku berikan padamu karena satu sikap protesku atas semua kesibukanmu? Tante, bulek, bahkan mbak adalah panggilan yang sudah tak asing bagimu dari mulut anak gadismu yang penuh dengan rasa protes ini. Ya, saat itu aku sangat protes karena aku iri dengan semua teman-temanku yang bisa bertemu dengan ibunya setiap hari sesuka mereka. Bagaimana bisa aku memanggilmu ibu jika kita tak bertemu setiap hari? Bagaimana bisa seorang ibu hanya menemui anaknya sebulan sekali? Itulah yang ada dipikiranku saat itu. Saat aku sudah bisa merasakan iri, saat aku sudah bisa merasakan sepinya tanpa ibu. Ah, dan ternyata panggilan seperti itu masih aku berikan hingga sekarang meski penuh dengan nada candaan. How cruel I am.

Anak gadismu memang pandai berdiplomasi, protes sana sini jika ada yang tak pas di hati. Yang aku tahu, yang aku mau harus kau wujudkan. Entah sifat ini turunan dari siapa. Apakah sifat ini juga milikmu, Mi?

Aku Ingin Menjadi Hujan

credit
Aku ingin menjadi hujan. Yang bisa membuat riang hati anak kecil di sekitaran. Mereka akan bahagia dengan turunnya air hujan dari langit. Membawa sejuta senyum saat mereka berlari kecil sambil saling mengejar satu sama lain. Menjadi hujan untuk senyum tak terpaksa dari wajah kecil bak malaikat.

Aku ingin menjadi hujan. Yang bisa membawa kerinduan pada hati yang sedang dilanda asmara cinta. jatuhnya hujan gerimis akan memberikan suasana romantis bagi sepasang merpati yang sedang memadu kasih. Menjadi hujan untuk menjadi inspirasi sejuta rayuan gombal bagi sang lelaki untuk pujaan hati.

[FlashFiction] Wanitaku

WARNING: 18+

Aku tetap setia menunggu wanitaku di ujung gang kecil tepat di depan rumah kaca tempatnya berdiri saat ini. Dia terlihat dari balik rumah kaca bak boneka dari balik etalase toko busana. Tubuhnya yang putih mulus seperti manekin yang mengenakan baju berwarna cerah dan gemerlap. Hanya saja, sebagian saja dari tubuhnya yang tertutup tak rapat oleh kain berwarna kuning menyala itu. Dada dan pahanya terlihat sempurna oleh setiap mata yang sedang menelanjangi tubuhnya dengan bebas.

Tak lama kulihat seorang pria botak dan berkumis tebal meraba setiap jengkal bagian tubuhnya. Mulut dan tangan pria itu bekerja kooperatif. Mulutnya mendarat tepat di atas dada, dan kedua tangannya telah bebas menjamah selangkangan wanitaku.

Kulihat mereka berdua berjalan beriringan ke dalam kamar.

Saat seperti itu yang selalu membuat dadaku semakin panas, saat wanitaku sudah berjalan ke dalam kamar bersama pria lain. Mereka pasti bercumbu. Ah, bukan. Wanitaku selalu menjadi budak nafsu para pria yang tak pernah puas dengan istri mereka di rumah. Pria yang selalu memberikan siksaan atas nama kepuasan nafsu yang mereka inginkan.

Pengumuman Mini Giveaway dan Progres Buku

Selamat pagi pemuda Indonesia #tssah. Rasanya sudah lama sekali saya gak update postingan curcol, hehe. Alhamdulillah Mini Giveaway yang saya adakan sudah ditutup dan ternyata banyak sekali yang ikut menjawab tantangannya. Sumpah saya ngikik bacanya. Bukan cuma saya sih, tapi si Abang juga.

Jadi gini ceritanya. Pas saya membuat Mini GA tersebut si Abang protes. Terlalu lebay katanya. Nanti orang mengira itu adalah pengalaman pribadi yang pernah saya rasakan. Ehm, memang pernah sih tau-tau ditinggal piket tapi gak sampai mengingkari janji. Jadi, si Abang tetep video call meskipun sedang di kantor :). Meskipun cuma beberapa menit tapi syukur deh dia gak melupakan janjinya. Kalau saya sih, pas sudah tau si Abang bakal sibuk di kantor, saya sudah punya senjata ampuh yaitu drama Korea, hahaha. Karena dengan nonton K-Drama, bisa-bisa gantian saya yang nyuekin si Abang :p

Karena saking banyaknya jawaban yang menohok hati saya, akhirnya saya memutuskan untuk melakukan sistem undian secara tradisional semacam arisan. Bisa diterima kan ya? Jangan tuntut saya, ya? :p

Here we go....

Mini Giveaway

Selamat pagiiiii..........
Alhamdulillah lomba cerpen dengan tema LDR sudah ditutup dengan jumlah peserta yang sungguh fantastis. Awalnya saya mengira lomba ini akan sepi peminat tapi Alhamdulillah ada 81 naskah cerpen yang masuk ke email saya. Untuk daftar peserta bisa dilihat pada postingan berikut ini. Oya, mohon maaf untuk beberapa naskah yang tidak bisa saya masukkan karena dikirim melebihi jam yang telah ditentukan, serta ada pula naskah yang tidak dikirim dengan format dokumen meskipun sudah saya minta untuk mengirim ulang.

Nah, dengan banyaknya naskah yang masuk maka berikan saya waktu satu sampai dua minggu untuk membaca seluruh cerpen yang masuk. Karena kemungkinan saya hanya bisa membacanya di malam hari (pagi sampe sore aku kerja, rek). Dengan begitu untuk mengisi waktu agar blog ini pun tidak kosong melompong saya akan mengadakan mini giveaway.. Yeaayyy, giveaway lagiiii *^.^*

Caranya, perhatikan percakapan berikut ini:

[BlogReview] IRUPUSMEONG (︶ω︶)

Review sebuah blog bukan hanya sekedar memberikan pujian kepada blog atau pun pemiliknya. Seperti yang pernah saya lakukan untuk blognya Miss Rochma, Story From Mama Arkananta, maka saya akan mengupas tuntas blog yang bernama IRUPUSMEONG (︶ω︶). Jangan ngambek ya kalo ada kritik tajam ^^

DESIGN BLOG
1. Header dan Body
Tampilan blog ini putih bersih, nyaman untuk berlama-lama karena tidak tergangu dengan berbagai macam animasi, love it. Hanya saja saya kurang begitu suka dengan header blog yang hanya berupa tulisan. Apalagi tidak semua area header adalah link menuju blog itu sendiri. Kedua tentang ukuran page/laman yang begitu besar. Sebaiknya lebih diperkecil dan diberikan warna yang lebih kalem agar lebih manis.

Penempatan widget Follower tepat dibawah laman sangat mengganggu. Saya rasa, jika blog tersebut memiliki konten yang menarik, maka pembaca pun akan mencari widget follower. Sebaiknya dipindah ke sidebar. Nah, soal sidebar sebaiknya berada di sebelah kanan agar loading time untuk artikel yang mucul lebih cepat. Dari segi keindahan juga lebih rapi jika sidebar ada di kanan.

komposisi yang tidak seimbang

Sweet Moment: Diarak

Wisuda, adalah hal yang paling dinantikan oleh seluruh mahasiswa yang benar-benar menjalankan kuliah dengan baik dan benar. Pasalnya, wisuda merupakan satu titik puncak pencapain setelah beberapa tahun menjejaki bangku kuliah. Dan Alhamdulillah, saya pernah melewati proses tersebut hingga membuat saya berani untuk memulai titik lainnya yaitu terjun ke dalam kehidupan nyata, dunia kerja.

Setelah menikmati bangku kuliah selama 3 tahun dengan beragam asam manis dan pahitnya mejadi mahasiswi teknik membuat momen wisuda tak pernah saya lupakan. Terlebih perjuangan menyelesaikan proyek akhir cukup membuat saya senewen. Dan, momen wisuda menjadi momen termanis selama saya berada di kampus ini. Jangan bilang lebay, ini beneran terjadi dan membuat saya sungguh terharu bahagia.

Ceritanya, setelah menyelesaikan seluruh acara di Graha ITS, kami, para wisudawan, kembali ke kampus PENS. Ternyata di luar Graha ITS kami telah ditunggu oleh banyaaakk sekali mahasiswa dari jurusan saya, yaitu Elektro Industri. Mereka semua beratribut merah dan membawa bendera jurusan kami. Seketika pandangan di depan mata saya serasa menjadi lautan merah tak bertepi. Mereka semua meneriakkan yel-yel jurusan. Sungguh luar biasa. Kemudian saya dijemput oleh beberapa junior yang tak saya kenal. Dengan wajah cerita dan senyum sumringah, mereka secara bergiliran memberikan saya bunga dan memasang pin pada baju toga. Kira-kira ada 3 pin yang menempel pada baju saya, hahah. Lalu saya digilir untuk diajak foto. Hauahha, berasa artis dadakan, tapi yang paling rame ya anak-anak saya dari Perkumpulan Cewek ELIN (komunitas khusus perempuan di jurusan). Kecupan bertubi-tubi menghujam pipi saya. Senang rasanya.

Ijinkan Aku Mencium Tanganmu, Ayah

Bukan perpisahan yang sempurna, itu adalah judul salah satu postingan beberapa bulan lalu. Perpisahan yang tak sempurna dengan seorang yang selama ini sangat saya rindukan. Perpisahan yang menyedihkan karena saya tak sempat mecium tangan ayahanda tercinta. Ah, kalian mungkin tahu hubungan saya dengan ayah sedang tidak sehat dan mungkin tak perlu saya jelaskan mengapa.

Sampai saat ini saya masih enggan untuk berjumpa dengan ayah, bahkan untuk menghubungi melalui ponsel saja terasa berat bagi saya. Mungkin karena saya terlalu kolot dengan pendirian yang menurut saya paling benar. Hanya saja, saya tak pernah menginginkan jalan seperti ini hadir dalam kehidupan saya. Saya tak mau menyalahkan Allah, karena saya tahu, pasti ada sesuatu yang direncanakan Allah dibalik semua kondisi ini. Dibalik hubungan yang sedang tidak baik antara ayah dan anaknya. Siapa yang salah? Entahlah.

Kadang, saya berpikir, saya tak butuh ayah yang telah pergi jauh meninggalkan kami. Seseorang yang seharusnya melindungi saya dan keluarga. Seseorang yang seharusnya memberi nafkah bagi keluarganya. Tapi peran itu sudah lama tergantikan oleh ibu saya, super woman, yang telah menjadi ibu sekaligus ayah bagi saya. Jujur, saya sangat membenci seorang yang bernama ayah, mungkin juga karena tak pernah merasakan belaian kasih seorang ayah. Yang saya tahu, saya membencinya.

Sendiri Bukan Berarti Mandiri

Ini adalah tahun kedua saya menjalankan Ramadhan di Cikarang, kota perantauan saya setelah lulus kuliah. Sama seperti tahun pertama, sepi. Sebelumnya, setiap bulan puasa pasti ramai dengan hiruk pikuk keluarga besar di rumah mbah, Lamongan. Dan sangat berbeda sekali dengan kesendirian yang melanda di kota rantau.

Rasanya, menu buka puasa tidak seistimewa dengan masakan di rumah. Saya tidak bisa ongkang-ongkang kaki menjelang maghrib, karena semua makanan nikmat sudah tersaji dari tangan ajaib nenek saya. Sekarang pilihannya cuma ada dua, masak sendiri atau buka puasa di kantor. Kalo sedang ingin makanan yang 4 sehat ya buka puasa di kantor, bisa dapet ta'jil yang lumayan. Tapi ya itu, pulangnya harus ngebut biar bisa ngejar waktu tarawih. Tapi, kalo sedang malas ya buka puasa di rumah (baca: kosan) dengan menu sederhana masakan saya. Sejauh ini, masakan paling heboh yang pernah saya buat menjelang buka puasa adalah cumi paprika asam manis. Tapi ya itu, sepi. Makan sendiri di dalam kamar atau di depan tivi. Gak ada yang namanya lehesan rame-rame di ruang tamu kayak pas di rumah.

Setiap sahur, sekarang saya harus bisa bangun sendiri dengan memasang dua alarm pada ponsel dan harus diulang berkali-kali. Beda kalo dirumah, pasti ada tangan kasar yang mencubit lengan saya dengan halus untuk membangunkan makan sahur. Sekarang tidak ada. Makanannya pun harus masak sendiri. Paling kalo pas buka masaknya agak banyak ya dipanasi lagi buat makan sahur. Senjata andalan saya buat makan sahur cuma satu, abon. Meni karunya pisan, euy. Makan sahurnya pun sambil setengah merem, sendirian juga. Hidup di kota orang ya begini, kadang satu sama lain pun tidak saling memperdulikan walaupun satu atap.

[FlashFiction] Puber Kedua

“Bapak gak mau tinggal di panti jompo, Nduk. Bapak ya gak mau bikin susah kalian terus.”

Ndak apa-apa tho, Pak. Ikut saya saja, biar ada yang ngurusi Bapak.” Jawabku menolak keputusannya.

“Lha iyo, Nduk. Kan ya sama saja, tho?”

Aku dan suamiku masih tak percaya dengan keputusan gila yang baru saja dikatakan oleh Bapak.

“Bapak kesepian, Nduk. Kalau tidur gak ada yang ngeloni.”