Rejeki Tak Akan Tertukar

credit
Sering kali, manusia menyalahkan Tuhannya jika tak mendapat apa yang diinginkan atau jika mengalami sebuah kegagalan. Atau ada juga yang pasarah dengan berkata "yawes, bukan rejekiku". Ada benarnya memang, jika apa yang tidak bisa kita dapatkan sejatinya bukanlah hak kita. Tapi akan menjadi sebuah ancaman jika kita menyalahkan orang lain atas musibah yang kita dapatkan. Banyak terjadi yang seperti ini.

Allah, telah membagi-bagi rejeki manusia sesuai dengan jatah masing-masing. Istilahnya, rejeki tersebut digantungkan di atas langit dan manusia-lah yang berusaha untuk mendapat rejeki tersebut, dengan cara yang baik tentunya. Dengan cara berusaha sekuat tenaga, berdoa sepanjang malam lalu tawakkal atas apa yang telah digariskan Tuhan. Maka rejeki yang telah ditentukan oleh Allah akan menghampiri kita.

Ini bukan berarti kita akan mendapat apapun yang kita inginkan meskipun telah berjuang mati-matian. Sekali lagi, semua ada jatahnya masing-masing antara manusia yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh, saya sangat menginginkan mobil, lalu saya bekerja mati-matian agar uang terkumpul banyak. Namun, jika Allah tidak menghendaki saya memiliki mobil tersebut, diujung kerja keras, maka saya pun tak akan mendapatkan mobil itu meskipun uang sudah ada. Alasannya? Pasti sangat banyak. Ingatlah, Allah Maha Tahu apa yang dibutuhkan umat-Nya. Bisa jadi apa yang kita inginkan tersebut memang tak baik untuk kita, makanya dijauhkan oleh Allah. Penggantinya? Pasti akan ada yang lebih baik. Itu pun tergantung kekuatan dalam berusaha.

[Review] Kado Untuk Pasutri

Judul                      : Kado untuk Pasutri
Penulis              : Norma Juliandi, dkk
Editor              : Norma Juliandi dan Berry Juliandi
Desain Sampul      : Leo Sastra Candra Winata
Penerbit              : Pena Nusantara
ISBN                      : 978-602-18878-0-6
Cetakan              : pertama
Harga              : Rp. 38.000 (Indonesia), 600 yen (Jepang).
Jumlah Halaman     : x + 240 halaman

Buku ini saya dapat dari Giveaway Bunda Yati beberapa bulan lalu. Karena selalu berpindah tangan untuk meminjam, akhirnya saya sendiri baru menamatkan buku ini tadi malam. Awalnya saya ragu untuk membaca buku ini, karena saya sendiri belum berumah tangga. Tapi apa salahnya jika saya membaca kisah rumah tangga orang lain ^^

Buku ini berisi 46 kisah rumah tangga, asam manis pahit asinnya. Kisahnya benar-benar terjadi di dalam masyarakat. Dengan bahasa yang sederhana dan apa adanya, maka se-njelimet apapun konflik rumah tangga akan terasa ringan untuk dibaca. Percaya atau tidak, pada kisah pertama saja, saya sudah mengharu biru. Kisah seorang istri yang mempertahankan hubungan rumah tangga dari hal yang tak diinginkan. Feeling, begitu saya menyebutnya. Feeling perempuan memang hebat dan dahsyat untuk orang yang dikasihinya.

PLN Tersorot!

sumber gambar
Akhir-akhir ini saya sering melihat orang mengeluh tentang PLN di media sosial terutama twitter. Mengeluhkan tentang pemadaman yang terjadi secara terus menerus, mengeluhkan tentang kerusakan peralatan elektronik, konsleting listrik di dalam rumah, bahkan tentang kebakaran karena konslet. Ah, sebenarnya bukan mengeluh, tapi mengumpat habis pekerja PLN yang katanya tak becus.

Nyeri Payudara Menjelang Menstruasi

Nyeri Payudara Menjelang Menstruasi
Sebelumnya maaf jika postingan ini agak vulgar bagi sebagian orang. Saya rasa informasi tak akan pernah rugi jika disebarkan ^^

Kejadiannya tadi pagi saat meeting, saya berkata kepada rekan kerja wanita bahwa bagian dada saya sedang nyeri karena seminggu lagi adalah periode saya untuk mens. Ya, mereka menanggapi biasa, namun ada seorang yang menanggapi serius. Katanya begini: Periksa aja, nanti kena tumor, lho. Deg. Kok jadi agak takut ya dengan ucapan tersebut.

Akhirnya saya browsing sana sini untuk mencari tahu gejala pra-mens-sindrom. Khususnya tentang nyeri pada payudara. Dari yang saya dapat, nyeri pada payudara seminggu atau lebih sebelum masa mens itu wajar. Bahkan untuk beberapa perempuan akan mengalami pembengkakan dan nyeri di bagian nipple. Penyebabnya adalah hormon yang tidak seimbang, yaitu estergogen yang lebih rendah dibandingkan progesteron. Hal ini menyebabkan ukuran payudara bisa lebih lebar dan lebih sensitif terhadap rasa nyeri.

Namun yang harus diwaspadai adalah letak rasa nyeri tersebut. Apakah pada titik tertentu atau seluruh bagian payudara. Jika rasa nyeri pada seluruh bagian payudara dan memang dekat dengan masa mens, kemungkinan besar itu memang pra-mens-sindrom. Namun, jika rasa nyeri hanya pada titik tertentu dan dijumpai benjolan, maka lebih baik diwaspadai. 5 jenis nyeri pada payudara yang perlu wanita tahu bisa baca artikel dari vemale.com, klik di sini. Untungnya dalam waktu dekat ini saya baru saja melakukan medical chekup di kantor dan saya meminta bu dokter untuk memeriksa bagian dada. Aman, insyallah.

Bahasa Jawa Yang Menusuk

Entah mengapa, akhir-akhir ini jika saya marah, saya selalu menggunakan bahasa Jawa kasar (ngoko) terhadap lawan bicara saya. Saya mengeluarkannya secara spontan dan saya akan menyesalinya setelah saya sadar bahwa kalimat yang baru saja saya keluarkan itu adalah kalimat kasar dan sangat menyakitkan. Tapi berasa lega jika kalimat tersebut sudah saya lontarkan, meskipun kasar. Sebelumnya, saya hanya menggunakan bahasa Jawa kasar tersebut dalam kondisi yang benar-benar sangat terdesak sehingga lebih baik menggunakan bahasa ngoko karena lebih manteb. Dalam mengartikannya pun lebih makjleb ketimbang menggunakan bahasa Indonesia. Dan saya pun tak pilih-pilih kepada siapa kalimat kasar tersebut saya ucapkan.

Dulu, saya pernah menggunakan bhasa Inggris untuk melontarkan kemarahan saya, tapi gak efektif. Lha wong lawan bicara saya gak ngerti jadi kan ya percuma marah-marah pake bahasa Inggris walopun kesannya lebih elit. Yah, semoga saja ini hanya kelabilan saya dalam menggunakan bahasa Jawa yang kasar. Atau mungkin, saya akan meniru gaya bulek saya dengan menggunakan bahasa Jawa halus saat marah. Dulu, bulek-bulek saya akan menggunakan bahasa Jawa halus saat memarahi saya. Saya juga gak ngerti kenapa, tapi kesannya itu juga gak kalah hebatnya dengan bahasa yang lebih kasar. Malah yang halus itu lebih menusuk.

Well, saya baru saja menyelesaikan janji pembuatan template untuk seorang adik manis yang suka dengan nuansa ceria. Ini karena template awalnya punya kombinasi warna yang merusak mata, jadi saya ganti dengan warna yang lebih halus namun sedap dipandang. Semoga betah dengan tampilan blog barunya :)

Sweet Moment: Diarak

Wisuda, adalah hal yang paling dinantikan oleh seluruh mahasiswa yang benar-benar menjalankan kuliah dengan baik dan benar. Pasalnya, wisuda merupakan satu titik puncak pencapain setelah beberapa tahun menjejaki bangku kuliah. Dan Alhamdulillah, saya pernah melewati proses tersebut hingga membuat saya berani untuk memulai titik lainnya yaitu terjun ke dalam kehidupan nyata, dunia kerja.

Setelah menikmati bangku kuliah selama 3 tahun dengan beragam asam manis dan pahitnya mejadi mahasiswi teknik membuat momen wisuda tak pernah saya lupakan. Terlebih perjuangan menyelesaikan proyek akhir cukup membuat saya senewen. Dan, momen wisuda menjadi momen termanis selama saya berada di kampus ini. Jangan bilang lebay, ini beneran terjadi dan membuat saya sungguh terharu bahagia.

Ceritanya, setelah menyelesaikan seluruh acara di Graha ITS, kami, para wisudawan, kembali ke kampus PENS. Ternyata di luar Graha ITS kami telah ditunggu oleh banyaaakk sekali mahasiswa dari jurusan saya, yaitu Elektro Industri. Mereka semua beratribut merah dan membawa bendera jurusan kami. Seketika pandangan di depan mata saya serasa menjadi lautan merah tak bertepi. Mereka semua meneriakkan yel-yel jurusan. Sungguh luar biasa. Kemudian saya dijemput oleh beberapa junior yang tak saya kenal. Dengan wajah cerita dan senyum sumringah, mereka secara bergiliran memberikan saya bunga dan memasang pin pada baju toga. Kira-kira ada 3 pin yang menempel pada baju saya, hahah. Lalu saya digilir untuk diajak foto. Hauahha, berasa artis dadakan, tapi yang paling rame ya anak-anak saya dari Perkumpulan Cewek ELIN (komunitas khusus perempuan di jurusan). Kecupan bertubi-tubi menghujam pipi saya. Senang rasanya.

Semut Merah Di Sarang The Reds

Sabtu lalu, saya berkesempatan untuk melihat pertandingan Liverpool melawan Indonesia di Stadion Gelora Bung Karno. Ah, jangan bilang saya seorang The Reds, hanya saja si Abang yang jauh-jauh datang ke Jakarta dari Palangkaraya demi melihat laga ini turut serta memboyong saya ke dalam stadion, hehe. Siapa yang gak mau gratisan, coba? :D Dan ini menjadi kali pertama saya melihat isi Gelora Bung Karno yang juga sempat menjadi penasaran tersendiri bagi saya. Tidak hanya kami berdua, namun ada 3 orang lainnya yang juga teman satu jurusan waktu kuliah dulu. Maka dari itu saya menyebut semut merah di sarang The Reds (Semut merah adalah julukan untuk warga jurusan kami, Elektro Industri PENS).

Saking semangatnya si Abang, jam 11 siang pun sudah membahana di kosan saya untuk segera berangkat padahal pertandingan jam 8 malam. Akhirnya kami berangkat dan samapi di GBK jam 2 siang. Nah, setelah bingung mau kemana akhirnya kami berkeliling GBK dan membeli syal Liverpool. Foto-foto juga, tentunya.

Ijinkan Aku Mencium Tanganmu, Ayah

Bukan perpisahan yang sempurna, itu adalah judul salah satu postingan beberapa bulan lalu. Perpisahan yang tak sempurna dengan seorang yang selama ini sangat saya rindukan. Perpisahan yang menyedihkan karena saya tak sempat mecium tangan ayahanda tercinta. Ah, kalian mungkin tahu hubungan saya dengan ayah sedang tidak sehat dan mungkin tak perlu saya jelaskan mengapa.

Sampai saat ini saya masih enggan untuk berjumpa dengan ayah, bahkan untuk menghubungi melalui ponsel saja terasa berat bagi saya. Mungkin karena saya terlalu kolot dengan pendirian yang menurut saya paling benar. Hanya saja, saya tak pernah menginginkan jalan seperti ini hadir dalam kehidupan saya. Saya tak mau menyalahkan Allah, karena saya tahu, pasti ada sesuatu yang direncanakan Allah dibalik semua kondisi ini. Dibalik hubungan yang sedang tidak baik antara ayah dan anaknya. Siapa yang salah? Entahlah.

Kadang, saya berpikir, saya tak butuh ayah yang telah pergi jauh meninggalkan kami. Seseorang yang seharusnya melindungi saya dan keluarga. Seseorang yang seharusnya memberi nafkah bagi keluarganya. Tapi peran itu sudah lama tergantikan oleh ibu saya, super woman, yang telah menjadi ibu sekaligus ayah bagi saya. Jujur, saya sangat membenci seorang yang bernama ayah, mungkin juga karena tak pernah merasakan belaian kasih seorang ayah. Yang saya tahu, saya membencinya.

Sendiri Bukan Berarti Mandiri

Ini adalah tahun kedua saya menjalankan Ramadhan di Cikarang, kota perantauan saya setelah lulus kuliah. Sama seperti tahun pertama, sepi. Sebelumnya, setiap bulan puasa pasti ramai dengan hiruk pikuk keluarga besar di rumah mbah, Lamongan. Dan sangat berbeda sekali dengan kesendirian yang melanda di kota rantau.

Rasanya, menu buka puasa tidak seistimewa dengan masakan di rumah. Saya tidak bisa ongkang-ongkang kaki menjelang maghrib, karena semua makanan nikmat sudah tersaji dari tangan ajaib nenek saya. Sekarang pilihannya cuma ada dua, masak sendiri atau buka puasa di kantor. Kalo sedang ingin makanan yang 4 sehat ya buka puasa di kantor, bisa dapet ta'jil yang lumayan. Tapi ya itu, pulangnya harus ngebut biar bisa ngejar waktu tarawih. Tapi, kalo sedang malas ya buka puasa di rumah (baca: kosan) dengan menu sederhana masakan saya. Sejauh ini, masakan paling heboh yang pernah saya buat menjelang buka puasa adalah cumi paprika asam manis. Tapi ya itu, sepi. Makan sendiri di dalam kamar atau di depan tivi. Gak ada yang namanya lehesan rame-rame di ruang tamu kayak pas di rumah.

Setiap sahur, sekarang saya harus bisa bangun sendiri dengan memasang dua alarm pada ponsel dan harus diulang berkali-kali. Beda kalo dirumah, pasti ada tangan kasar yang mencubit lengan saya dengan halus untuk membangunkan makan sahur. Sekarang tidak ada. Makanannya pun harus masak sendiri. Paling kalo pas buka masaknya agak banyak ya dipanasi lagi buat makan sahur. Senjata andalan saya buat makan sahur cuma satu, abon. Meni karunya pisan, euy. Makan sahurnya pun sambil setengah merem, sendirian juga. Hidup di kota orang ya begini, kadang satu sama lain pun tidak saling memperdulikan walaupun satu atap.

Blogku Menghilang

Selasa lalu, saya sempat panik karena tiba-tiba saja blog saya menghilang. Jadi ceritanya, saya sedang membalas komen yang masuk pada beberapa postingan, dan secara tiba-tiba setelah loading selesai, blog saya tidak bisa ditemukan. Kira-kira seperti ini kalimat yang muncul setelah loading selesai:
Blog has been removed
Sorry, the blog at aiyuchee.blogspot.com has been removed. This address is not available for new blogs.

Did you expect to see your blog here? See: 'I can't find my blog on the Web, where is it?'
Lalu saya membaca keterangan dari link yang tercantum pada message yang tampil. Kemudian saya refresh browser saya, dan blog saya tetap tidak bisa ditemukan. Kalimat ini: Blog has been removed, membuat saya sedikit berpikir negatif. Apa iya ada orang iseng buat otak atik blog saya :(

Kemudian saya masuk pada halam gmail, dan ternyata secara otomatis gmail pun sign out. Lalu saya mencoba login kembali, dan si mbak google meminta untuk melakukan verifikasi dengan mencantumkan nomer ponsel. Hal semacam ini, verfikasi via nomer telepon, sudah sering diminta oleh google saat saya akan login namun saya selalu mengabaikannya. Dan akhirnya saya pun memberikan nomer ponsel saya sebagai verifikasi. Tak lama kemudian mbak google pun mengirimkan beberapa digit nomer verifikasi.

[Review] Celengan Putih Merah

Penulis: Talhah Lukman Ahmad
Penyunting: Fatimah Azzahrah
Penerbit: Media Pressindo
Ukuran: 11,5 x 18,5 cm
Tebal: 152 halaman
ISBN: 978-979-911-218-7
Harga: Rp 22.500,- *)
Kadang gue berpikir kenapa sih celengan itu selalu identik dengan uang? Apakah sesuatu yang berharga itu harus selalu uang? Sampai-sampai di bank pun, pihak bank rela bikin safety box yang terbuat dari besi dan baja plus dikasih kunci kombinasi yang ribet banget.

Kembali timbul pertanyaan dalam diri gue: apakah yang harus dijaga atau disimpan ekstra ketat harus selalu berupa uang atau sesuatu yang berbentuk real (baca: nyata)?

Okelah, memang uang atau barang berharga lainnya perlu disimpan secara hati-hati supaya nggak dicolong maling tak bertanggung jawab. Tapi menurut gue masih ada hal lain yang bukan benda nyata, yang harus disimpan ekstra hati-hati.

Apakah itu? Jawabannya adalah KENANGAN.
Kecuali kalau kenangan buruk lo lebih banyak daripada kenangan indahya. Itu mah #nasib. Kalau gue sih jelas punya kenangan indah, terutama pas pakai seragam putih merah. Mulai dari demen boker di celana, mainan cingbenteng, sampai… ehm, cinta monyet pertama!

Video Clip Project Walk With simPATI, Ikutan Yukk…


Ada kabar gembira untuk pengguna setia simPATI, kabar gembira buat saya juga sih, hehe. Sudah pada tau iklan simPATI terbarukan? Kali ini simPATI membuat sebuah project kolaborasi pada single terbaru Agnes Monica yang berjudul “Walk”. Sudah pada tau apa project terbarunya? Kalo gak tau berarti gak punya tivi di rumah :p

[FlashFiction] Puber Kedua

“Bapak gak mau tinggal di panti jompo, Nduk. Bapak ya gak mau bikin susah kalian terus.”

Ndak apa-apa tho, Pak. Ikut saya saja, biar ada yang ngurusi Bapak.” Jawabku menolak keputusannya.

“Lha iyo, Nduk. Kan ya sama saja, tho?”

Aku dan suamiku masih tak percaya dengan keputusan gila yang baru saja dikatakan oleh Bapak.

“Bapak kesepian, Nduk. Kalau tidur gak ada yang ngeloni.”

Selamat Berpuasa

Nyuri waktu sedikit saja buat posting pas lagi kerja boleh kan, ya? hehe.

Ada beberapa teman yang meminta bantuan untuk membuat design template untuk blog mereka, dengan senang hati saya pun menerima tawaran tersebut secara cuma-cuma. Saya bukan yang ahli di bidang web design, makanya saya tak meminta bayaran apapun atau mengajukan syarat tertentu untuk pembuatan template blog tersebut. Yang penting saya bisa menyalurkan hobi corat coret di potoshop dan bisa membuat orang lain senang.

Ada dua blog yang sudah memasang template yang telah saya buat secara tidak profesional, hehe. Saya membuat sesuai permintaan dari guest, sih. Yang pertama adalah blognya mbak Uha, rekan kantor saya, yang menginginkan template blog polosan dengan header ada kesan warna ijo. Sedangkan yang kedua adalah blognya Rani, yang memang saya tawarkan karena tampilan blog dia sebelumnya cukup mengganggu mata. Rani meminta saya untuk membuat tampilan blog bernuansa biru dan terkesan dewasa. Silahkkan dicek pada masing-masing link yang saya sertakan pada header blog masing-masing.

http://sriuswatun.blogspot.com/

Guru, Pahlawan Banyak Jasa

Ruang kelas 5 bersebelahan dengan kantor guru, kantor kepala sekolah, dan UKS yang tercampur jadi satu. Kelas hanya dipisahkan dengan sekat lemari. Kelas mendapatkan punggung lemari, sedangkan kantor guru (dan kantor kepala sekolah plus UKS) mendapatkan bagian depan lemari yang kami jadikan perpustakkan kecil di sekolah. Saya akan sedikit bercerita tentang sekolah yang sangat kami banggakan. Sekolah yang penuh dengan kenangan yang tak akan pernah saya lupakan. SDN Sugihrejo 1, terletak di pinggiran desa persis di sebelah lapangan luas yang biasa dijadikan lapangan upacara. Hanya ada 2 gedung utama dan jika dilihat dari udara akan berbentuk seperti huruf L. 1 gedung yang cukup panjang digunakan sebagai ruang kelas dari kelas 1 hingga kelas 5 serta digunakan untuk kantor guru seperti yang saya sebutkan tadi. Gedung ini tidak besar sehingga antar kelas hanya dipisahkan sekat dari triplek. Gedung kedua lebih kecil digunakan khusus untuk kelas 6.

Sekolah kami memiliki keterbatasan perangkat sekolah. Yang masih teringat dengan jelas adalah satu globe besar, satu mesin ketik yang hanya akan berbunyi jika kepala sekolah menulis surat penting. Dan kami tidak punya perangkat canggih lainnya. Tapi kami punya guru-guru yang sangat mulia hatinya, guru yang tidak pernah lelah mengajarkan kami untuk bersyukur karena kami masih bisa sekolah dengan nyaman dan tidak bising seperti di kota. Kondisi sekolah yang kecil dan sederhana seperti ini membuat kita semua menjadi akrab dengan semua elemen sekolah. Tidak pernah terlewatkan canda tawa bersama guru-guru. Sekolah yang selalu tidak pernah kalah untuk mencetak prestasi di kota Lamongan tercinta.

Dan dari kelas 5 inilah cerita saya akan dimulai. Kisah yang tidak akan pernah saya lupakan dan kisah yang tidak akan membuat saya lupa dengan guru idola saya, Bu Kas, demikian saya menyebutnya.

Saat Mata Tak Ingin Terpejam

Jangan terkecoh dengan judul postingan saya kali ini. Itu bukan judul sebuah puisi, flashfiction, atau pun cerpen. Sekedar mengungkapkan apa yang ada di hati dengan sedikit hiperbola. Saya sempat berkicau di twitter kalo saya untuk sementara waktu menghilang sejenak dari aktivitas ngeblog dan di dunia maya lainnya. Bukan karena saya bosan, tapi karena kehidupan di dunia nyata sedang sangat ingin diberikan perhatian khusus dan gak boleh selingkuh ke dunia maya, lebay ah. Sempat ada yang bertanya kepada saya, mengapa? Dan ada yang menebak kalo saya sedang menyiapkan pernikahan, hueheheh. Well, intinya lagi banyak hal yang harus saya kerjakan dengan sungguh-sungguh.

Yang pertama adalah kerjaan di kantor. Biasanya, saya bisa nyambi nulis atau pun bewe pas lagi kerja. Tapi saat ini kerjaan sedang meminta perhatian khusus. Ada yang tanya, emang kerjanya ngapain? Rahasia :p Saya tidak akan menjawab pertanyaan itu di dunia maya. Jadi kalo ingin tau silahkan bertanya kepada saya secara langsung. Lalu ada juga yang bilang seperti ini, kan bisa pas istirahat siang atau pas di rumah ngeblognya. Sejujurnya, saya juga ingin ngeblog atau sekedar bewe atau berkicau di twitter, tapi saya lebih memilih memejamkan mata di siang hari pas jam istirahat, kalo di rumah bawaannya udah pengen meluk kasur aja. Karena, bisa jadi jam 9 malam saya baru menanggalkan seragam kerja saya. Ah, tapi saya semacam menikmati tantangan baru yang saya terima. Seperti halnya mendapat tugas baru dalam bekerja. Karena dengan jam terbang yang masih minim, tantangan tersebut memberi kesempatan pada diri saya sendiri untuk mengeruk banyak ilmu tersembunyi dari tantangan tersebut.

Yang kedua, insyaallah weekend ini akan ada kunjungan singkat dari Ndoro kakung yang sekarang sedang dinas di Bandung. Jadi ya sedikit banyak melakukan persiapan seperti biasanya. Ah, namanya juga LDR yang kapan ketemu juga gak pasti. Dan, Alhamdulillah ada kesempatan ketemu saat si mas sedang dinas.