Kalender -dok. pribadi- |
Aku masih menunggu dan hari itu telah tiba.
Tepat jam 6 pagi bus yang aku tumpangi melaju dengan gesitnya di pelataran tol. Pasir Koja adalah pemberhentian pertamaku. Aku bingung dengan padatnya aktivitas sabtu pagi ini, hingga akhirnya angkutan umum berwarna hijau dengan garis orange membawaku ke sebuah pertigaan yang lebih padat dan menjengahkan. 'Satu angkot lagi' batinku. Aku bertanya pada seorang paruh baya yang tak kukenal dan dia menunjukkanku pada sebuah angkutan umum yang akhirnya menurunkanku tepat di depan gapura bertuliskan "ANDA RAGU-RAGU PULANG SEKARANG". Tidak ada keraguan sedikitpun dalam hatiku. Aku sudah sangat merindukan datangnya hari ini.
"Bisa Mbak, tapi jam 4 sore baru boleh pesiar."
Jam masih menunjukkan pukul 10 pagi dan artinya aku harus menunggu 6 jam lagi untuk merayakan hari ulang tahunmu bersamamu. Aku melenggang keluar dari pos penjagaan KOPASSUS Batujajar dan menyandarkan kepalaku pada tiang tegak yang membisu. Memandang roti ulang tahun yang perlahan meleleh.
Seorang provost membawaku ke sebuah ruangan di belakang pos jaga.
"Apa alasan Mbak sampai menyusul ke sini? Apa ada masalah penting?"
"Tidak Pak, saya cuma....kangen."
Kulihat provost berbaret merah itu menelan ludah, entah dia percaya atau tidak dengan alasanku. Satu per satu provost yang berbeda mulai mendatangiku di ruangan ini membawa pertanyaan yang sama. Aneh.
*****
"Maaf Mbak, hari ini tidak ada jadwal pesiar."
"Sebentar saja Pak, saya cuma mau mengucapkan selamat ulang tahun untuk dia. Apa tidak bisa?"
"Maaf, ini sudah peraturan KOPASSUS! Tapi kalau Mbak mau, saya bisa mengantar untuk bertemu dengannya. Tapi hanya sebentar saja, agar tidak mengganggu kegiatannya."
Hatiku berlonjak kegirangan. Provost dengan pangkat lebih tinggi ini membawaku melangkah menuju sebuah lapangan aspal berbatas pagar besi hitam legam.
"Cukup disini saja. Mbak cuma bisa melihatnya, tidak untuk bertemu dengannya."
Oh Tuhan, air mataku meluruh saat itu juga. Bagaimana bisa aku mengenali puluhan punggung berbaju hijau, puluhan kepala tanpa rambut. Puluhan derap langkah kaki yang senada.
"Selamat ulang tahun..."
Mungkin aku memang harus tetap menunggu untuk bertemu. Menunggu hari-hari berlalu. Menunggu dengan memberi tanda merah pada deretan angka penunjuk waktu. Menunggumu, dan menahan rindu.
Seorang provost membawaku ke sebuah ruangan di belakang pos jaga.
"Apa alasan Mbak sampai menyusul ke sini? Apa ada masalah penting?"
"Tidak Pak, saya cuma....kangen."
Kulihat provost berbaret merah itu menelan ludah, entah dia percaya atau tidak dengan alasanku. Satu per satu provost yang berbeda mulai mendatangiku di ruangan ini membawa pertanyaan yang sama. Aneh.
*****
"Maaf Mbak, hari ini tidak ada jadwal pesiar."
"Sebentar saja Pak, saya cuma mau mengucapkan selamat ulang tahun untuk dia. Apa tidak bisa?"
"Maaf, ini sudah peraturan KOPASSUS! Tapi kalau Mbak mau, saya bisa mengantar untuk bertemu dengannya. Tapi hanya sebentar saja, agar tidak mengganggu kegiatannya."
Hatiku berlonjak kegirangan. Provost dengan pangkat lebih tinggi ini membawaku melangkah menuju sebuah lapangan aspal berbatas pagar besi hitam legam.
"Cukup disini saja. Mbak cuma bisa melihatnya, tidak untuk bertemu dengannya."
Oh Tuhan, air mataku meluruh saat itu juga. Bagaimana bisa aku mengenali puluhan punggung berbaju hijau, puluhan kepala tanpa rambut. Puluhan derap langkah kaki yang senada.
"Selamat ulang tahun..."
Mungkin aku memang harus tetap menunggu untuk bertemu. Menunggu hari-hari berlalu. Menunggu dengan memberi tanda merah pada deretan angka penunjuk waktu. Menunggumu, dan menahan rindu.
QUIZ MONDAY FLASHFICTION #2 - Sekilas Sekitarmu
*based on true story*
Menunggu adalah hal yang paling tidak enak dilakukan, Walau hanya 5 menit, bisa serasa menunggu 5 jam ya gan, apalagi yang namanya tambatan hati.. sedetik saja rasanya seperti setahun. Mudah mudahan kesabaran anda membuahkan hasil yang dapat menyejukkan hati anda. Sabar dan tawakal adalah kekasih Allah.
ReplyDeleteSalam kenal dan salam blogger
iya gan.. menunggu 6 jam di tempat orang asing apalagi kopassus itu bikin ngeri sendiri..
DeleteSalam kenal juga gan :)
Aaaaa... saya meleleh bersama melelehnya kue ulang tahun yang tak sempat ditiup lilinnya :(
ReplyDeletekuenya tak kasihkan bapak2 provostnya mbak, walopun bentuknya udah gak karuan :(
Deleteperaturan di KOPASSUS memang ketat mbak, bahkan pengunjung sipil masuk markasnya pun juga dikenai peraturan ketat kan?
ReplyDeletebenar sekali mbak, saya aja dikiran ada masalah 'penting' makanya sampe nyusul huhu
Deletemenunggu itu menjemukan, jadi jangan mennunggun mending samperin langsung, hahahahhaha
ReplyDeletelha ini uda disamperin gan..hahaha
Deleteah, memang menyebalkan ya.. tapi saya mau ngekek deh baca kalimat "Oh Tuhan, air mataku meluruh saat itu juga. Bagaimana bisa aku mengenali puluhan punggung berbaju hijau, puluhan kepala tanpa rambut. Puluhan derap langkah kaki yang senada." wkwkkwkw say ngebayangin adegan filmnya, mereka lagi pada latihan baris-berbaris terus kita keblinger nyari cowok kita, hahahhah.
ReplyDeletehahaha..beneran mbak, saya aja gak tau dia yang mana, lha wong kepala pada konclong semua,,
DeleteKalau saya malah keinget adegan si Mr Bean nyari ayam yang matuk karcisnya di Mr Bean Holiday. Ternyata ayamnya dimasukkin ke kandang ayam. Akhirnya si Bean nyerah :D
DeleteE btw, ada sedikit masukkan mbak. Kalau kata aku disingkat menjadi kata 'ku' maka dia akan menempel dengan kata sebelum/sesudahnya. Misalnya di cerita mbak: "Aku bertanya pada seorang paruh baya yang tak ku kenal" menjadi kukenal :)
makasih mas sulung atas koreksinya.. sudah saya edit :D
Deletesabar ya mbak ^^
ReplyDeletesudah berlalu kok mbak, ceritanya sudah beda sekarang, heheeh
DeleteMenunggu, dengan suatu kejelasan, jauh lebih baik daripada menunggu sesuatu yang tidak pasti. :)
ReplyDeleteinsyaallah selalu jelas gan, hehe
Deletehuhuhuhuhu jadi ikut sedih mbacanya. moga yang ditunggu ngerti kalo lagi ditunggu *eh :D
ReplyDeleteheheheh.. sudah ndak disana lagi kok mbak :)
Deleteeh, skrg udah jadi mantan ato lanjut ke pelaminan mbak? hihihi.. *ko jadi nggosip*
ReplyDeleteinsyaallah dalam proses menuju yg lebih serius mbak .. doain yaah :)
Deletehadeh perjuangannya..demi cinta sebegitunya hehe
ReplyDeleteberjuang sekuat tenaga kata bang haji :P
Deletehebat...
ReplyDeletebisa melakukan hal itu demi sebuah rasa.. ^_^
keren mbak
:)
saking kangen mbak.. coba liat ekspresi saya waktu itu..
Deletemelas banget.. hahahah
mupeng pastinya nyariin pacarnya yg mana, botak semu lg hihi
ReplyDeletemupeng pastinya nyariin pacarnya yg mana, botak semu lg hihi
ReplyDeletebener banget mbak, dan wal hasil gak ketemu. wong liat punggung doang :(
Deletewuah, semoga lancaaaar ya mbak sampai proses berikutnya. aamiin. semua akan indah pada waktunya. :)
ReplyDeleteaamiin..aamiin.. makasih mbak kartika...
Deletenanti saya umumkan di blog deh. hehe
Based on true story ternyata... :')
ReplyDeletesedih banget sih :(
ReplyDeletesaya entah sanggup ato ga klo ada di posisi mba :D
smoga la
bismillah aja mbak :)
Deletehuhu hu sedih...btw, jadi ingat berita KOPASSUS yang lagi hangat minggu2 kemarin. nice idea mbak...
ReplyDeletehehe.. saya malah kepikiran soal masalah koassus di tipi :)
DeleteMba.. Ini lokasinya di Bandung ya? Kapan-kapan ngajak saya aja, jadi nunggunya ada temennya.
ReplyDelete*eh? :D
Dan emang bener-bener pengorbanan banget ini ya. Salut.. :)
Batujajar, Cimahi mbak..
Deletehayuukk kesana bareng mbak :)
True story ya Mbak? sabar ya, jadi...anggota Kopassus ya? kerennya :D
ReplyDeletebukan anggota kopassus mbak tapi pernah diklat disana..:)
Deleteceritanya manis walau sedih. tapi ini belum bisa disebut flash fiction ya, ayu. karena tidak ada twist di endingnya...
ReplyDeleteInjih Makmin :)
Deleteikutan pusing juga kalau disuruh nyari orang di sekumpulan orang yang berpenampilan sama -_-
ReplyDeletebener banget :(
Delete