Hati-Hati Berkata di Jejaring Sosial

Kenapa harus hati-hati berkata dalam jejaring sosial? Hmm, mari sedikit membahas tentang kasus ini. Suatu kalimat yang salah dalam jejaring sosial akan menyebabkan kesalahpahaman dan bisa jadi menjurus ke fitnah. Bagaimana tidak? Penghuni jejaring sosial itu tidak sedikit, dan saya bisa memastikan akan terjadi ghibah. Ini pengalaman pribadi saya, mungkin postingan ini bisa dikatakan sebagai curcol kali yah. Sudah beberapa kali mengalami kejadian tidak mengenakkan yang saya dapat dari jejaring sosial terutama twitter. Mungkin bagi kalian yang menjadi teman saya di twitter mengerti maksud saya. Kalo belum tahu bisa ditengok conversation saya dengan salah satu teman, sebut saja bunga, yang masih membuat saya tertohok. 

Hal ini mejadi pelajaran yang sangat berharga buat saya untuk tidak memuat kalimat sumbing dalam jejaring sosial. Apalagi sebuah sindiran, bukankah lebih baik ngomong kepada orang yang bersangkutan secara langsung? Kenapa demikian? Karena hal ini juga pernah terjadi beberapa bulan yang lalu, namun saya diam dan tidak meluruskan apapun. Dan akhirnya terjadi ghibah di dalam jejaring sosial tersebut. Oleh orang yang sama pula, astaghfirullah. Dan lagi, seperti halnya menulis di blog, apa yang kita tulis di jejaring sosial itu menggambarkan kepribadian kita loh. Jadi jangan sembarangan berkata baik itu di jejaring sosial maupun di dunia nyata. Subhanallah, tajamnya lidah manusia bisa menyebabkan perpecahan dan kemusnahan.

Dengan adanya kalimat yang tidak mengenakkan yang baru saja terjadi itu, saya mencoba untuk meluruskan kesalahpahaman yang terjadi, tapi ternyata mendapat balasan yang semakin tidak mengenakkan. Saya hanya berpikir, sebagai manusia yang mempunyai agama maka saya harus meluruskan suatu kesalahpahaman agar tidak terjadi fitnah. Ada salah seorang teman semasa kuliah yang berkata kepada saya demikian "kamu terlalu 'ngejar' dia untuk ngaku kalo dia salah paham". Nah, itu intinya, bukankah kalo salah memang seharusnya ngaku bukan malah berkelit? Dia juga berkata bahwa tidak semua orang yang suka mengkritik mau menerima kritikan dari orang lain. Tapi bagi saya setiap orang HARUS SIAP dikritik.

Akhirnya saya memutuskan untuk bertanya kepada salah seorang rekan kerja yang pandai tentang ilmu islam. Saya kopi paste tanpa mengubah kalimat beliau sedikitpun.
"kalo sudah di luruskan tapi dia tetap ngeyel klo di hukum islam ya harus di perangi...tapi kita ga bisa melakukan itu semua, jadi tugas kita sebagai khalifah sebagai manusia sudah selesai karena tugas kita cuman sebatas mengingatkan dan meluruskan biarkan dia berurusan dengan allah. orangnya udah NG itu, perlu di ganti semua :D nih rujukan hadistnya "Barangsiapa melihat suatu kemungkaran, hendaknya dia mengubah dengan tangannya. Apabila dia tidak mampu, maka dengan lisannya. Apabila dia tidak mampu, hendaknya dia ingkari dengan hatinya, dan ini selemah-lemahnya iman.” (HR Muslim)"
Langsung ceesssss adem rasanya hati saya setelah mendapat pencerahan dari beliau. Paling gak sikap saya untuk meluruskan kesalahpahaman tersebut tidak sia-sia. Dan saya memang ingin melindungi hidup saya dan si mas dari fitnah manusia. Sikap manusia memang tak bisa ditebak, apalagi lidah yang sudah ditakdirkan tidak bertulang. Kalo kata Aa' Gym Lidah itu Amanah yang berarti apa yang keluar dari mulut kita akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat nanti. Setiap perkataan pasti akan ada konsekuensinya entah itu baik maupun buruk. Jadi harus dijaga baik-baik agar tidak sia-sia dan menimbulkan lubang yang tak bisa ditutup.

Yang suka update di jejaring sosial tak terkecuali saya, mari mencoba belajar untuk berkata yang baik dan tidak menimbulkan kesalahpahaman. Jika menemui kesalahpahaman mari segera diluruskan agar tak jadi fitnah di dunia. Semoga setiap ucapan yang keluar dari mulut kita dan apa yang kita tulis di jejaring sosial tidak berakhir sia-sia. Apalagi sia-sia di mata allah, sungguh akan merugi.

Semoga bermanfaat.

15 comments:

  1. akhirnya bisa koment di blognya mbak..
    setelah gangguan browser. :D

    Sip mbak, setuju. jangankan hanya kata-kata. Tetapi segalanya juga harus berhati-hati. :D

    termasuk foto ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah iya benar sekali.. sekarang lagi ngetren pamer poto paha. hihi

      Delete
  2. terima kasih atas pengalaman nya yang mau dibagikan.

    Salam TCC Sampit

    ReplyDelete
  3. memang begitu, saya jarang update status di fb maupun twitter, kalaupun itu paling kirim autolink blog aja. sekedar mencari traffic. di twitter yg jumlah katanya minim sekali itu sangat riskan dengan kesalahpahaman. dan umumnya pengguna selalu berfikir singkat. semoga pengalaman ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. trims sudah share

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah itu dia gan. saya paling risih klo ada adegan sindir menyindir..
      kalo saya mendingan langsung mention ke orangnya biar jelas dan gak membuat masalah.

      Delete
  4. bahaya juga ya?? untuk saya jarang main di socmed, hehehehhe

    ReplyDelete
    Replies
    1. wahh. gak main socmed gak gaul.. hihih :p

      Delete
  5. ini yang aku ga bisa
    kalo bikin jurnal selalu seenaknya sendiri
    hehe...

    ReplyDelete
  6. Betul mba,di dunia maya pun ada etika nya juga :D

    ReplyDelete
  7. jadi pelajaran buat kami ini mbak,, sip,,

    ReplyDelete
  8. kebanyakab mereka,yang gitu sih cuma buat cari perhatian.Girang banget kayaknya kalau status sama fotonya dapat banyak like sama comment

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar Anda ^.^