Berburu Permata di Pasar Martapura

Berburu Permata di Pasar Martapura
Berburu Permata di Pasar Martapura
Berburu Permata di Pasar Martapura – Liburan ke Banjarmasin rasanya tidak lengkap jika tidak mengunjungi kota intan atau permata yaitu Martapura. Sejak awal keberangkatan, saya selalu menekankan pada suami untuk mengunjungi pasar apung muara Kuin dan pendulangan intan di Martapura karena dua tempat tersebut yang sepertinya punya daya pikat cukup tinggi. Mungkin penjualan intan, permata, dan batu akik sama saja dengan yang ada di Sampit, tapi saya ingin sekali melihat bagaimana intan dan permata tersebut dibuat dari batu bisa menjadi batu cantik, dari serpihan menjadi sebongkah berlian, hehe. Barangkali mas akang mau membelikan sebongkah berlian sebesar kepalan tangan atau sebesar kepala saya, haha.

Perjalanan ke Martapura dari Banjarmasin memakan waktu kurang lebih satu jam tergantung macet atau tidaknya jalanan saat itu, mungkin sekitar 45 menit jika lancar. Saya dan rombongan 2 mobil berangkat ke Martapura setelah menyantap sarapan nasi itik gambut tenda biru yang mengenyangkan tapi tidak begitu mengesankan. Sepanjang jalan menuju Martapura disuguhi dengan hiruk pikuk ramainya kendaraan yang tidak saya jumpai di Sampit, lumayan sebagai hiburan lah setengah tahun lebih tidak merasakan macet, haha. Sempat mampir juga ke kantor PLN area Banjarbaru untuk menjemput rekan yang ingin ikut ke Martapura. Tujuan utama untuk datang ke pendulangan intan harus dikesampingkan karena mobil lain ingin ke Pasar Permata Martapura, akhirnya kami kesana terlebih dulu yang letaknya ada di jalan Ahmad Yani. Sepertinya, sih, ada di pusat kota karena cukup ramai dan dekat dengan masjid besar (entah mengapa saya selalu mengidentikkan pusat kota dengan masjid besar, hehe). Untuk masuk Pasar Permata Martapura harus bayar parkir terlebih dulu di pos jaga sebesar tiga ribu saja lalu akan dipandu oleh petugas parkir mencari lahan yang kosong. Setelah berkumpul, rombongan kami memutuskan untuk berfoto terlebih dulu di depan tugu pasar dengan alasan dandanan masih bagus dan belum terkena keringat, haha, lalu berpencar untuk berbelanja.


Mencoba berbagai macam batu akik
Mencoba berbagai macam batu akik, hehe
Toko Kalimantan, super ramai sekali
Toko Kalimantan, super ramai sekali
Mohon maaf jika dalam postingan ini kekurangan foto karena memori kamera rusak, mau ambil dari blog orang lain rasanya kurang puas jika bukan jepretan sendiri, jika butuh gambar pendukung lebih banyak silakan cari sendiri, ya, hehe. Mulailah saya dan suami berkeliling pasar yang lengkapnya bernama Pasar Permata Cahaya Bumi Selamat Martapura ini yang merupakan pusat penjualan batu intan, pertama, dan batu mulia terbesar di Kalimantan Selatan. Pusat pertokoan ini terdiri dari beberapa blok dengan jumlah lebih dari 80 toko yang menjual aneka ragam khas Kalimantan Selatan. Sesuai dengan namanya, penjualan utama Pasar Permata Martapura adalah batu intan, batu permata, batu mulia, atau batu akik dengan harga yang sangat bervariatif yaitu mulai dari puluhan ribu saja hingga puluhan juta rupiah. Saya dan suami mengunjungi beberapa toko karena tertarik untuk bertanya harga batu mulia yang mereka tawarkan. Untuk batu mulia saja bisa dijual dengan harga satu juta, dua belas juta, hingga dua puluh juta dengan menyertakan sertifikat keaslian batu tersebut. Menelan ludah sedalam-dalamnya, ading pilih batu berlian saja lah yang di ual di toko emas, haha. Belum lagi harga emban (cincin tempat batu) yang terbuat dari titanium, perak, dan emas yang dihitung per-gram. Sempat bertanya sepasang cincin perak dengan batu red borneo yang harganya lima kali cicilan rumah, nyerah! Meskipun mahal tapi banyak juga pengunjung yang membei batu-batu tersebut dan kebanyakan mereka berasal dari tanah Jawa, karena jika dijual lagi harganya bisa dua atau tiga kali lipat bok. Akhirnya suami membelikan sebuah cincin bermata merah yang Alhamdulillah bisa membuat saya sumringah, terima kasih kangmas.

Tas manik-manik khas Kalimantan
Tas manik-manik khas Kalimantan
Baca Juga : Pasar Apung Muara Kuin

Selain menjual batu mulia, Pasar Permata Martapura juga menjual kerajinan lain seperti mandau, kerajinan dari rotan dan manik-manik, kain khas Kalimantan, kaos, dan aneka makanan khas. Saya pun membawa dua tas manik-manik dan satu dompet manik ukuran besar setelah adegan tawar menawar yang cukup sengit. Untuk kain dan kaos tidak beli karena sudah punya, begitu pun makanan yang bisa saya jumpai di Sampit. Setelah lumayan lelah berkeliling, saya mencari toilet yang ada di tengah pasar yang ternyata kondisinya tidak cukup bersih dengan air berwarna kecoklatan. Resiko di pasar tradisional, sih. Kami pun tidak melanjutkan berkeliling karena takut kalap mata, akhirnya membeli cemilan dan berteduh di taman depan pasar sambil menunggu sholat dzuhur. Alhamdulillah, ada musholla cukup besar di lantai dua dengan keadaan bersih, sayangnya tempat wudhu ada di bawah yang dicampur antara pria dan wanita. Hari semakin siang, meski niat hati ingin sekali melihat pendulangan intan yang jaraknya 7 km dari Martapura harus batal karena rombongan lain tidak bersedia kesana. Batal deh. Meskipun kecewa, tapi Alhamdulillah bisa berkunjung dan membeli sesuatu di Pasar Permata Martapura. Semoga lain waktu bisa kesini lagi dan membeli batu bersertifikat tersebut, hehe, aamiin.

33 comments:

  1. motif dan corak tas maniknya kerenz mbak, bisa kali kirim satu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. pake pake JNE, paket kilat, paket khusus spesial? :P

      Delete
  2. waaahh jadi rindu kampung halaman ku niihhhh...jangan lupa ke soto bang amat. udah belom mba? hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Belom mbak, gak begitu doyan soto banjar hehe

      Delete
  3. Wah iyaa ga ada foto permatanya yaa penasaran..cantik cantik pasti.

    ReplyDelete
  4. trims sharenya mba... smg suatu waktu bisa kesana juga

    ReplyDelete
  5. Amin

    Meskipun batal dapet oleh-oleh dari pasar permata martapura yang di belikan oleh suami tercinta mba hihihi. Btw udah berapa bulan mba sekarang hamilnya, udah besar ya? :) sehat-sehat terus ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. mau 6 bulan mba Wida, aamiin, makasih ya :)

      Delete
  6. Itulah keunikan Indonesia mba. Kota manapun dan tempat manapun di Indonesia seperti di Martapura memiliki keunikan tersendiri dan menjadikan bangsa ini kaya akan budaya.

    ReplyDelete
  7. tas manik2 itu cakep. tapi pas dipakai jadi berat ya :( Saya suka dompet sama casing bolpen yg dibuat dari manik2 ituhhh ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha iya mbak mayan berat.
      aku beli dompetnya juga sayang gak kepoto

      Delete
  8. waktu kecil pernah dapat oleh2 tas dari manik-manis..:)

    ReplyDelete
  9. kayanya aku kalo kesini kalap.com deh pasti hehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. ahahah bener mbaakkk,, harus gandnegan sama suami biar gak kalap

      Delete
  10. Aaaakh, aku waktu ke kalimantan pernah beli tas manik-manik kayak gitu dong :D hihihihi

    ReplyDelete
  11. foto kurang mah gak masalah mba, hehee.
    itu motif tasnya bagus oei.
    mantap harganya 5 kali cicilan rumah, luar biasah. kenapa nyerah mba?

    ReplyDelete
    Replies
    1. nyerah mas, mending nyicil rumah drpd beli batu hahaha

      Delete
  12. kayaknya aku kemarin komen tp kok gak ada ya... aku suka cover pulpen sama dompet manik2. Kalau yg tas terlalu berat dan hanya okeh buat suvenir, IMHO.

    ReplyDelete
    Replies
    1. uda masuk komennya mbak, tapi aku moderasi hihi

      Delete
  13. Waduuuh, sepasang cincin harganya seperti lima kali cicilan rumah? *lambaikan tangan* :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama mbakk, nyerah saya meski bagus tp cuma batu hahaha

      Delete
  14. Masih mihil juga batu akiknya, ya. Tasnya manis bangeet, yùu.

    ReplyDelete
  15. uwwooww... hrganya mehong ya mbaa :D.. walo suka shopping, untungnya aku bukan penggemar batu mulia ;p, jd ga terlalu tergoda kalo ngelewatin toko2 bgini... tp kalo yg dilewatin tempat makan ato souvenir, baru deh bisa kalap ^o^

    ReplyDelete
  16. Foto depan tugu dengan dandanan masih bagusnya kok ga di post yu *salah fokus* hehehe

    ReplyDelete
  17. Aku beberapa kali dikasih ama teman yang pulpen dan tas manik-manik itu, mba. Kayaknya emang khas banget ya :). Salam kenal mba

    ReplyDelete
  18. berhubung ga terlalu suka, mungkin saya bakal agak cuek klo ksana... kcuali klo ada yg mau bayarin hihihi...

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar Anda ^.^