Ngidam, Fakta atau Mitos?

Ngidam, Fakta atau Mitos? Ini makanan Makassar bikin ngiler malem-malem, hehe

Ngidam, mitos atau fakta? Orang hamil tidak akan jauh dengan istilah ngidam yang artinya menginginkan sesuatu dengan teramat sangat. Biasanya ibu hamil ngidam makanan khusus yang susah untuk ditemukan atau makanan dengan detil yang dia inginkan di waktu yang tidak tepat. Ada juga yang ingin sesuatu berupa barang unik atau ingin melakukan suatu hal, dan bisa jadi ingin suaminya melakukan ini itu. Konon, ngidamnya ibu hamil ini harus dituruti apapun dan kapanpun itu, tidak peduli seberapa jauh makanan didapat atau jam berapa pun sang ibu hamil menginginkannya. Katanya kalau tidak dituruti anaknya yang lahir bakal ileran atau ngeces. Kasiannya, sang calon ayah lah yang harus pontang panting kesana kesini untuk memenuhi kemauan jabang bayi, katanya, demi cinta pada istri dan calon anak. Sebenarnya ngidam ini fakta dan terjadi karena alasan medis atau sekadar mitos?

Baca juga : Lulus Trimester Satu

Saya membuat postingan ini karena minggu lalu suami bertanya kepada saya seperti ini, “Dek, kok gak pernah ngidam yang aneh-aneh kayak istrinya si fulan, ya?” Lalu beliau melanjutkan dengan cerita istri si fulan yang ingin makan ini itu bahkan pernah tengah malam meminta suaminya untuk membeli bubur ayam. Sedang saya selama hamil hingga 5 bulan ini tidak pernah minta yang aneh-aneh dan ternyata suami ingin merasakan bagaimana rusuhnya menuruti kemauan ibu hamil, haha. Dulu, saat masih di trimester pertama saya ingin sekali makan gado-gado dengan detil bumbunya harus manis, harus ada emping, harus ada ini itu, harus khas Lamongan, dan suami harus keliling Sampit selama satu minggu baru nemu gado-gado tapi khas Malang dengan detil yang tidak sama. Melihat suami pulang membawa gado-gado dengan basah kuyup karena kehujanan selepas pulang kerja membuat saya kalap melahap dua bungkus gado-gado tersebut dan berjanji dalam hati tidak membuat suami susah karena permintaan konyol tersebut. Entah itu disebut ngidam atau sekadar kangen dengan makanan khas Lamongan, atau malah saya iseng ngerjai suami? Dan benar saja setelah itu tidak ada lagi permintaan aneh dari saya, meskipun disaat trimester satu nafsu makan berkurang tapi saya tidak pernah pilah pilih makanan, yang ada ya masuk perut. Masuk trimester kedua, nafsu makan membaik dan saya bisa makan apapun tanpa menyusahkan suami, kalau pun saya ingin sesuatu, paling ya karena sekadar ingin jika tidak dipenuhi saat itu ya tidak apa. Karena saya sadar dan tahu mendapatkan hal yang saya inginkan di kota kecil ini cenderung mustahil, hehe. Seperti halnya saya ingin pizza dan lasagna yang bisa ditahan sampai nemu pizza di Palangkaraya, atau ingin macaroni schotel, mendoan, brownies yang bisa didapatkan dengan masak sendiri. Ada satu keinginan yang sering kali membuat suami kalang kabut yaitu saya tidak mau ditinggal jauh dan lama, pulang kerja harus tepat waktu, inginnya nempel suami terus, hehe. Padahal tahu sendiri kan bagaimana kerjaan suami saya yang sering ditulis di blog ini? Bahkan pernah sekali suami membatalkan dinas ke Banjarbaru selama seminggu disana sedang saya tidak bisa ikut karena harus naik mobil selama 9 jam. Antara cinta atau tidak tega ninggal saya, hehe. I love you, deh, Bang.

Akhirnya saat kontrol ke dokter kandungan saya bertanya perihal ngidam dalam dunia medis dan dijawab dengan tegas bahwa ngidam itu tidak ada dan efek anak ileran jika tidak dipenuhi juga tidak benar. Jika ingin tetap dihubungkan mungkin bisa karena masalah hormonal. Ibu hamil biasanya ingin makan yang asam karena hormon progesteron semakin meningkat, ingin makan yang spesifik karena memang ibu hamil punya emosi yang labil. Dan karena hormon pula seorang ibu hamil merasa ingin selalu mendapat perhatian yang lebih dari suami, ingin selalu dimanja, ingin kemauannya selalu dipenuhi. Jika ada ibu hamil yang ingin makan sesuatu tengah malam itu wajar karena memang mudah lapar, yang tidak wajar adalah makanan yang harus dipenuhi tersebut susah ditemukan. Lalu, apakah sebaiknya ngidam tersebut harus dipenuhi? Boleh saja asal ngidamnya hal yang wajar, jika sudah hal yang aneh dan menyusahkan suami atau orang lain, ya buat apa dipenuhi. Akal-akalan hormon saja itu, hehe.

Baca juga : Benci Lipstik Saat Hamil

Manja dan ingin diperhatikan boleh dan sah sah saja, asal tidak sampai membuat suami kalang kabut, kan suami sudah kerja kadang hingga malam jadi harus adil. Suami juga tetap harus mendapat perhatian dari seorang istri. Sebaiknya ngidam yang aneh itu dihilangkan saja dengan cara berpikir dan bersikap realistis, ngidam itu tidak diperlukan oleh ibu hamil. Karena yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah makanan yang sehat bergizi serta aktivitas yang positif. Daripada menginginkan makanan yang aneh lebih baik makan yang bernutrisi karena itulah yang dibutuhkan oleh jabang bayi. Daripada mengeluh ini itu lebih baik mengerjakan aktivitas yang menyehatkan otak dan tubuh. Ibu sehat dan bahagia, begitu pun sang calon bayi kita.