[PojokWBIdol] Kenali Dirimu, Nikmati Hidupmu

Onthel legenda dari jaman SMP hingga SMA, banyak kisah yang terjadi dengan sepeda ini. Masuk sawah, nabrak mobil, rem putus, hingga juara lomba sepeda hias.

Dua puluh lima tahun yang lalu saya dihadirkan Tuhan ke dunia yang indah ini, di dalam lingkungan keluarga yang cenderung keras dalam menerapkan disiplin terutama aturan yang dibuat oleh almarhum kakek. Layaknya remaja desa kebanyakan yang suka ke sawah, saya pun demikian. Alhasil kulit kopi susu yang manis menjadi ciri khas saya, padahal ayah dan ibu berkulit susu, hehe. Kehidupan masa kecil berjalan normal tanpa cela, hidup berkecukupan, prestasi bisa bersaing, teman pun berlimpah. Impian saya sejak kecil adalah bisa masuk ke sekolah unggulan dan mimpi itu terwujud dari bangku sekolah menengah pertama nomor satu di Lamongan dari jalur tes.

Berjuta kisah pun turut dimulai. Setiap hari harus bangun sebelum subuh untuk bersiap dan berangkat sekolah pukul 5.30 pagi dengan jarak 16 km menggunakan sepeda onthel yang dulunya milik ibu. Hal yang sama pun terjadi saat masuk ke sekolah menengah atas unggulan di Lamongan. Tetap dengan sepeda onthel yang sama dengan jarak lebh dari 20 km. Kalau dikata capek, ya capek, tapi sekolah tetaplah sekolah. Beruntung bisa mengenyam pendidikan di sekolah unggulan dengan sehat wal afiat. Masa SMP mungkin sedikit menyakitkan, karena ternyata saya baru mengerti arti pertemanan yang membedakan rupa. Tidak jarang saya mendengar kalimat, “hey, gadis ndeso”, atau julukan "else" yang artinya elek semangat pun saya terima. Ya diterima saja, nyatanya saya memang dari kampung, nyatanya saya juga tidak cantik, nyatanya pun saya punya semangat membara untuk sekolah. Meskipun saat itu saya kesal tapi ternyata saya bisa membuktikan bahwa omongan jelek mereka tidak menurunkan prestasi saya. Gadis kampung pun semakin mengepakkan sayapnya ke kota untuk kuliah di Surabaya. Berbekal beasiswa setiap semester, Alhamdulillah saya lulus tepat waktu dengan predikat cumlaude dengan bonus Tugas Akhir terpampang di koran Sindo dan Radar Surabaya. Anak kampung bisa eksis di koran, hehe. Stay positive :)

Momen indah, diarak saat wisuda bersama mas ganteng. Hanya yang berjuang yang akan memetik hasilnya. Berita tentang tugas akhir saya bisa dilihat di situs ini.

Bisa dikata saya ini orang yang keras karena watak tersebut ternyata turun temurun. Tapi justru watak keras tersebut yang bisa membawa saya dalam keadaan yang berjudul “Siapa Sangka”. Siapa sangka saya bisa lulus kuliah setelah terancam putus di semester 4 karena konflik perceraian orang tua. Siapa sangka saya bisa bekerja di perusahaan elektronik multinasional terbesar dan hidup mandiri di rantau. Siapa sangka saya bisa naik pesawat yang semasa kecil adalah angan. Siapa sangka? Tuhan lah yang maha tahu segalanya. Karena mau tidak mau kita akan hidup dengan skenario Tuhan yang maha dahsyat. Menjadi pekerja keras pun saya turuni dari ibu yang menjadi seorang single mom untuk dua anak gadisnya. Janji yang terpatri sejak itu adalah menjadi anak hasil broken home yang beretika dan mandiri. Bekerja keras dengan bersikap seolah buta dan tuli atas semua cibiran yang datang silih berganti. Percayalah, jika kita mengikuti arus cibiran tersebut, musnahlah kita. Bisa dikata pula saya ini wanita yang berpegang pada komitmen dan setia. Sebelum menikah, saya pernah pacaran sekali waktu kelas 3 SMA dan LDR tapi ujungnya diselingkuhi ketika saya mulai perkuliahan. Sejak itu rasanya susah percaya dengan pria mana pun hingga ketemu dengan si mas ganteng. Meskipun LDR 4 tahun dan berbeda pulau tapi nyatanya kami sama-sama berpegang pada komitmen dan akhirnya menikah. Hubungan memang tidak bisa dijadikan ajang coba-coba atau penjajakan, kalau komitmen satu ya satu jangan bercabang. Hati-hati kualat.

Meskipun selama pacaran kami LDR, tapi kami bisa membuktikan kalau komitmen akan berujung bahagia.

Kawan, kehidupan memang tidak bisa berjalan mulus seperti yang kita bayangkan. Ada kerikil, ranjau, bahkan bom yang akan menghadang setiap jalan yang akan kita tempuh. Yang perlu diingat, ada Tuhan yang maha segalanya. Kehidupan yang saya jalani mungkin boleh rumit, tapi saya tidak ingin membuat orang lain menjadi rumit ketika berhadapan dengan saya. Kesal karena dihina boleh saja, tapi sabar adalah penangkalnya. Masalah keluarga dan rumah tangga pasti akan selalu ada, tapi perjuangan tidak boleh berhenti ketika masalah itu datang. Masalah datang beserta penyelesaiannya dan masalah akan datang lagi beserta penyelesaiannya pula. Terlihat enteng, ya? Karena saya memang tidak ingin membuat semua masalah menjadi lebih berat dengan terpuruk. Selalu berpikir dan beraksi positif.  Dari sekelumit cerita pribadi yang saya ungkap semoga kalian semua bisa mengambil sedikit hikmah untuk selalu percaya akan kekuatan Tuhan. Nikmati hidup dengan bijaksana, sesekali bermalasan untuk melihat TV seri atau drama korea juga boleh, kok, hehe. Masa lalu boleh kelam, tapi masa depan harus siap untuk terang. Hidup ini indah, bahagia itu sederhana, bersyukur adalah kuncinya. Inilah saya, yang bangga atas predikat gadis kampung dan mampu mengangkat nama kampung, gadis keras kepala jika sudah punya kemauan dan impian, gadis yang suka berceloteh lewat tulisan karena di kehidupan nyata saya lebih suka diam, gadis yang setia jika sudah berkomitmen, percayalah. Ups, maaf, saya ini gadis yang sudah tidak perawan lagi.

Halo, perkenalkan, nama saya Ayu Citraningtias pemilik blog www.gendhiss.com, perempuan sehat dan berjiwa muda, sudah menikah, istri rumah tangga yang hanya patuh pada suami, dan sedang berikhtiar untuk mempunyai anak. Pesan saya, jangan pernah meremehkan kemampuan orang lain, karena Tuhan pun tidak pernah. Jangan berkecil hati jika tertimpa masalah, karena Tuhan punya hati yang maha luas. Kenali dirimu, nikmati hidupmu.

Postingan untuk Pojok WB Idol.