Beberapa hari lalu saya menemukan banner lomba blog Indonesia Berkibar, setelah saya baca syarat dan ketentuannya, saya rasa cukup mudah. Tapi kali ini sedikit mampet otak saya untuk memikirkan konsep yang akan saya tuangkan dalam tulisan ini. "Apa yang harus saya ceritakan tentang pendidikan dan guru?" Pertanyaan itu menggaung sangat dalam di benak saya. Hingga akhirnya, semalam sebelum saya tidur saya teringat sesuatu yang sangat indah, sesuatu yang hingga saat ini tidak akan pernah saya lupakan dalam hidup saya. Sesuatu yang telah mengubah hidup saya hingga bisa seperti saat ini.
Mari kita kembali ke masa lalu, 11 tahun yang lalu saat saya kelas 5 SD.
Hari pertama masuk sekolah di kelas 5, saya merasakan takut yang sangat luar biasa. Karena saya akan bertemu dengan guru yang konon katanya galak, guru yang selalu ditakuti oleh seluruh siswa dari kelas 1 hingga kelas 6, Bu Kasmiati nama beliau. Namun ada perasaan bungah yang terkira, bukan hanya saya, tapi juga seluruh teman-teman saya di kelas 5 ini. Teman-teman yang selalu bersama dari kelas 1 karena jumlah kami tidak pernah berubah. 25 orang. Kenapa kami senang? Karena kelas kami bersebelahan dengan kantor guru, kantor kepala sekolah, dan UKS yang tercampur jadi satu. Kelas kami hanya dipisahkan dengan sekat lemari. Kelas kami mendapatkan punggung lemari, sedangkan kantor guru (dan kantor kepala sekolah plus UKS) mendapatkan bagian depan lemari yang kami jadikan perpustakkan kecil di sekolah kami. Saya akan sedikit bercerita tentang sekolah kami yang sangat kami banggakan. Sekolah yang penuh dengan kenangan yang tak akan pernah saya lupakan. SDN Sugihrejo 1 itulah nama sekolah saya. Terletak di pinggiran desa persis di sebelah lapangan luas yang biasa kami jadikan lapangan upacara. Hanya ada 2 gedung utama dan jika dilihat dari udara akan berbentuk seperti huruf L. 1 gedung yang cukup panjang digunakan sebagai ruang kelas dari kelas 1 hingga kelas 5 serta digunakan untuk kantor guru seperti yang saya sebutkan tadi. Gedung kami ini tidak besar sehingga antar kelas hanya dipisahkan sekat dari triplek. Gedung kedua lebih kecil digunakan khusus untuk kelas 6. Pada awalnya saya tidak mengerti kenapa gedung itu tidak digunakan untuk ruang guru dan kepala sekolah tapi malah khusus untuk kelas 6 saja. Hingga suatu saat saya beranikan diri untuk bertanya kepada Bu Kasmiati dan jawabannya sangat membuat saya terkejut. Beliau berkata demikian "Karena kelas 6 harus fokus dan tidak boleh diganggu belajarnya, jadi kelas 6 harus mendapatkan kelas yang nyaman untuk belajar." Subhanallah, sungguh sangat mulia guru-guru kami dalam mendidik murid-muridnya.