Rute Sampit - Palangkaraya |
Tahun ini akhirnya saya merasakan mudik berdua dengan suami setelah saya diputuskan untuk diboyong ke Sampit dengan sangat mendadak. Seneng rasanya bisa mudik dengan kekasih tercinta. Untungnya kan di Sampit sudah ada bandara yang melayani rute langsung ke Surabaya, meskipun bandaranya kecil yang penting kan tetap memudahkan langkah kami untuk mudik. Sayangnya keinginan tidak selalu sesuai dengan kenyataan.
Kebiasaan si mas yang berjudi dengan harga tiket pesawat memang tidak bisa dilawan, dia selalu melakukan trading dengan naik turunnya harga pesawat. Kebiasaan beli tiket dalam waktu yang mepet membuat dia selalu kalah judi. Rugi deh akhirnya. Judi di sini yang dimaksud adalah booking tiket pesawat saat harga tertentu sambil menunggu harga tiket tersebut akan turun dan tidak segera membayar tiket yang sudah dibooking sebelum harga tiket turun. Maunya sih harga turun, tapi kalo terus melonjak naik kan kita tidak tahu. Memang sih dalam kasus tertentu si mas bisa menang mendapat harga yang lebih rendah tapi keseringan mendapat harga lebih tinggi. Dan sialnya tiket yang sudah dibooking untuk mudik tidak segera dibayar hingga masa tenggang bayar habis dan habis sudah semua tiket penerbangan dari Sampit ke Surabaya pada hari Jumat hingga weekend. Nyesel banget kannn. Akhirnya kami memutuskan untuk membeli tiket dengan rute Palangkaraya - Surabaya dengan harga yang cukup fantastis. Gemes banget sama suami, kalau saya ya bisanya ngomel doang.
Itu berarti kami harus melakukan perjalanan darat terlebih dahulu dari Sampit ke Palangkaraya selama minimal 4 jam menggunakan travel. Seperti pada gambar peta di atas, jarak Sampit - Palangkaraya 220 km dengan topografi jalan yang sangat luar biasa. Jalanan yang membelah hutan naik turun dengan kondisi yang cukup curam. Setelah jalanan menanjak yang cukup tinggi, jalan turunan yang berupa lembah pun tidak hanya turunan biasa tapi bisa langsung berbelok ke kanan dan kiri secara ekstrim. Dan sopir pun tak tanggung-tanggung saat mengendarai mobil. Karena jalanan yang tidak terlalu ramai dan hanya dilalui beberapa kendaraan saja, sopir travel bisa memacu mocil hingga 110km/jam. Mabok dah. Untungnya saat setengah perjalanan ada satu tempat istirahat yang memang biasa digunakan yaitu di daerah Kasongan setelah 2 jam perjalanan.
Sampainya di Palangkaraya, kami singgah di kantor PLN rayon setempat untuk numpang tidur sejenak, minimal merebahkan tubuh setelah perjalanan yang melelahkan. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan mudik dari bandara Tjilik Riwut menuju Juanda. Ternyata penerbangan pun bisa macet, yang seharusnya ditempuh dalam 1 jam 10 menit, ternyata pesawat yang kami tumpangi harus mengantre di angkasa untuk landing. Jadi beberapa saat kami dibawa berputar di langit. Sesampainya, kami masih harus menumpang taksi hingga sampai di rumah mertua saya pas jam 8 malam. Berangkat naik travel dari Sampit adalah jam 8 pagi hingga sampai jam 8 malam. Itulah kisah mudik 12 jam yang kami lalui. Mungkin hal ini bisa saya jadikan pelajaran keras untuk suami agar stop bermain dengan harga tiket. Kalau ada murah dan tanggalnya pas kan bisa langsung dibeli. Hanya saja, sayangnya, jadwal kerja si mas tercinta kan tidak bisa diprediksi. Maklum kerja ikut negara, kalau piket atau terpaksa ada pekerjaan mendadak juga mau bagaimana lagi. Istri mah ngekor doang kemana pun suami pergi.
Haduh-haduh mudik dalam perjalanan 12 jam nggak kenapa-kenapa dede bayinya mak yang ada di kandungan? :)
ReplyDeletehehehe semoga aman mbakk
DeleteWah saya di Pontianaknya. Kalimantan Barat
ReplyDeleteHieiehiheiee
Waw, 12 jam. Semoga bumil selalu seha ya, istirahat yang cukup. :)
ReplyDeletesiyapp.. makasih mbak Ila :)
Deletewow 12 jam :O
ReplyDeletehttps://aksarasenandika.wordpress.com/2015/07/12/buat-bapak-semua-hanya-masalah-waktu/
wow juga ^^
Deleteadoh bangeeett thoo mbaak..yang Kudus-Bumiayu 8-10 jam wes remuk banget awake hehehe
ReplyDeleteahahah soalnya harus transit dulu mbak
Deleteperjalann darat memang sangat melelahkan, 12 jam lumayan lama
ReplyDeletebangeetttsss hehe
DeleteMumpung sempat daripada telat hehe..
ReplyDeleteTaqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriyah, mohon maaf lahir dan batin ya
maaf lahir batun juga yaa :)))
DeleteSampit ke palangkaraya. wow...belum pernah ngelewatin. Kalau aku mudik ,bisa 24 jam lebih banyak istirahatnya. Dimana saja jika capek tidur, bahkan diatas nisan sekalipun...hehehee... karena emang kanan kiri jalan cuma adanya makam. masih untung itu bisa istirahat di kantor PLN.
ReplyDeletekantor PLn sengaja soale tempat kerja suami mas hehe
DeleteSaya juga pernah mudik lebih ekstrim, berangkat jam 12 siang dari klaten sampe Surabaya jam 03.00 subuh. gilak
ReplyDeletewaaaa.. pasti capek banget ya mbakkk
Delete