Jumat, menjadi hari spesial jatuhnya lebaran idul fitri, hari spesial untuk seluruh umat muslim yang ada di dunia ini. Setelah menjalani tiga puluh hari penuh puasa wajib Ramadhan, hari lebaran semakin terasa lebih istimewa dan bermakna. Sedikit berbeda rasanya jika kita menyambut hari raya Idul Fitri tanpa melalui puasa Ramadhan, seperti saya. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak menjalankan puasa Ramadhan sesuai dengan anjuran dokter karena saat kontrol sebelum saya berangkat ke Sampit, beliau berkata kandungan saya cukup lemah sehingga saya harus mengonsumsi banyak nutrisi khususnya minum air karena saya memang punya riwayat gampang terkena dehidrasi. Jadi, jika ditotal, saya hanya menjalankan puasa sebanyak empat hari saja. Sedih rasanya, tapi setelah konsultasi ke beberapa pihak pun berkata sama, ada keringanan untuk ibu hamil jika tidak bisa berpuasa apalagi usia kehamilan saat itu baru 4 minggu.
Mau bagaimana lagi, pengennya kandungan dan calon janin sehat sehingga memberikan yang terbaik dengan nutrisi yang paling baik. Saat usg terakhir di Sampit pun dokter berkata keputusan saya memang yang terbaik untuk tidak berpuasa karena kondisi kandungan memang cukup lemah dan akan berakibat buruk jika saya memaksakan diri untuk berpuasa. Sebelum lebaran datang pun saya memutuskan untuk membayar fidyah terlebih dahulu sebanyak jumlah hari puasa yang saya tinggalkan kepada 2 orang fakir. Selanjutnya, saya akan berpuasa jika usia kandungan sudah cukup besar dan kuat untuk berpuasa lagi.
Kegalauan kembali muncul untuk memutuskan pulang mudik di hari sabtu atau minggu yang penting pulang saat weekend padahal tiket pesawat tujuan langsung ke Surabaya tanpa transit telah habis ditanggal tersebut dan baru tersedia hari selasa. Saya pun merengek kepada suami, pokonya harus pulang pas weekend bagaimana pun caranya. Suami yang awalnya keukeuh menolak permintaan saya akhirnya kalah dengan aksi mogok makan yang saya lakukan. Hmm, mau dikata bawaan bayi kok kesannya menyalahkan bayi saya yang masih di dalam rahim, jadi dikata saja saya lah yang keras kepala. Akhirnya suami membeli tiket pesawat rute Palangkaraya – Surabaya pada hari minggu siang dengan membawa 2 buah travel bag, yang berarti saya harus melalui perjalanan darat terlebih dahulu dari Sampit ke Palangkaraya selama 4 jam, seperti pada postingan saya tentang mudik 12 jam. Ini pun saya konsultasi pada dokter kandungan yang awalnya mendapat tentangan. Dengan berbekal obat penguat kandungan, dokter kalah dengan argumentasi saya. Dasar emang gak pernah mau kalah.
Tapi, apapun cerita dibalik Ramadhan selama 30 hari tersebut, Insya Allah tidak pernah mengurangi niat ibadah untuk meraih cinta Allah. Dan biarkan Tuhan yang memberikan nilai atas semua ibadah yang kita lakukan, semoga semua doa terbaik bisa dikabulkan, dan semoga kita bisa bertemu dengan bulan suci Ramadhan di tahun depan dengan keadaan sehat. Selamat lebaran.
Selamat lebaran Mbak, mohon maaf lahir dan bathin. Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum.
ReplyDeletemohon maaf lahir batin juga ya mass
DeleteSelamat lebaran mbak.. mhon maaf lahir dan batin.. :)
ReplyDeletemaaf lahir batin juga ya mass
DeleteMinal aidzin walfa idzin mbak au.. btw bulan dan tahun ini puasanya hanya 29 hari saja mba hihihi
ReplyDeletehehe iya mbakk kirain lengkap 30 hari
DeleteWaktu hamil kedua anak2ku terpaksa bayar fidyah :)
ReplyDeleteaku juga bayar fidyah mbak tp mau tetep ganti puasa
Delete