[Review] Rantau 1 Muara

dokumen pribadi
Judul                     : Rantau 1 Muara
Penulis                  : A. Fuadi
Editor                    : Danya Dewanti Fuadi, Mirna Yulistianti
Penerbit                : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman    : 408
Cetakan                : II, Juni 2013
ISBN                     : 9789792294736

Merupakan buku ketiga dari Trilogi Negeri 5 Menara. Untruk review pada 2 buku sebelumnya bisa melihat postingan saya pada review untuk Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna

Rantau 1 Muara bercerita tentang perjalanan tokoh sentral yaitu Alif untuk mewujudkan impiannya. Seorang mahasiswa yang telah mengarungi separuh dunia lewat pertukaran pelajar di Kanada dan Singapura. terlebih kemapuan menulisnya telah membuat berbagai karyanya berada di banyak media cetak. Alif pun menjadi salah seorang penulis kontrak untuk salah satu media. Puncaknya Alif berhasil diwisuda dan lulus dengan nilai terbaik. Namun, keadaan memang tak akan selalu berpihak seperti yang diharapkannya. Alif lulus pada saat kondisi ekonomi Indonesia sedang carut marut. Krisis ekonomi pada pemerintahan presiden Soeharto.

Awalnya, Alif berpikir dengan kemampuan dan segudang prestasinya, dia akan mudah untuk mendapat pekerjaan namun dia salah. Pergolakan reformasi di Indonesia membuat surat lamarannya lebih banyak mengalami penolakan. Uang tabungan semakin menyusut, tak bisa berkirim uang ke kampung halaman untuk amak dan adik-adiknya. Hingga debt collector pun mendatanginya.

Satu harapan muncul saat dia diterima kerja menjadi wartawan pada sebuah majalah nasional yang terkenal. Majalah yang juga melakukan reformasi bersama bangsa Indonesia. Di Derap pula, akhirnya Alif menemukan tambatah hatinya, Dinara. Perjuangan Alif pun kembali di mulai saat dia menerima beasiswa Fullbright ke Washington DC, mendapat pekerjaan sampingan, teman-teman baru dari Indonesia salah satunya Mas Garuda. Lalu bagaimana hubungan Alif dengan Dinara?

Kehidupan serasa sempurna saat Alif berhasil meminang Dinara setelah melalui proses yang cukup panjang dan meliuk. Dinara mendapat beasiswa, pekerjaan yang mapan, sekantor dengan tambatan hati. Semua menjadi lebih dari cukup. Namun peritiwa 11 September di WTC, New York menjadi satu tragedi yang memilukan. Kehilangan teman terdekat dan dihadapkan pula pada kondisi Dinara yang ingin pulang ke Indonesia.

Man Saara Ala Darbi Washala adalah mantra dari Rantau 1 Muara. Memaksa Alif untuk memikirkan muara yang harus dia pilih. Misi hidup seperti apa yang harus dia jalani. Apakah memang harus selamanya merantau?

Awal melihat buku ini cukup tebal dari 2 buku sebelumnya, namun saya masih merasa kurang dengan apa yang diceritakan di dalam buku ini. Seperti biasa, penulis berhasil menyihir saya dengan lekukan kalimat-kalimat yang mendayu namun sarat makna. Menurut saya, buku ini diksinya lebih ringan dan mudah dimengerti daripada 2 buku sebelumnya. Saya suka cara berceritanya, membuat seolah saya melihat kejadian tersebut secara langsung. Ditambah lagi dengan banyaknya kalimat motivasi yang kadang makjleb kadang juga membuat tersenyum sendiri. Siapa yang berjalan di jalannya akan sampai di tujuan. Suatu kisah perjalanan nyata yang tertuang secara detil dan menghanyutkan.

Hanya saja ada beberapa hal yang mengganjal di hati dari segi ceritanya. Walaupun berupa cerita fiksi namun ada bagian yang menggantung. Pertama masalah anak, kehidupan Alif dan Dinara yang sudah menikah sekian tahun namun belum memiliki anak menjadi satu pertanyaan besar bagi saya. Paling tidak, ada satu penjelasan kenapa tidak ada anak dalam kehidupan mereka yang sempurna. Bukankah setaun setelah menikah namun belum punya anak itu sudah menjadi pertanyaan yang mencemaskan? Yah, seharusnya memang dijelaskan. Kedua tentang Mas Garuda yang tak ada kabar. Saya kecewa dengan hilangnya Mas Garuda tanpa jejak. Masih hidupkah dia atau sudah meninggal? Padahal diceritakan Mas Garuda-lah yang menolong beberapa orang selamat. Ketiga tentang kelanjutan beasiswa Dinara ke Inggris. Bukankah telah disepakati jika Alif lulus kuliah di Washington DC, maka mereka akan pindah ke Inggris? 

Namun, secara keseluruhan buku ini sangat bagus. Buku ini membuat saya ketagihan untuk terus membaca dari pagi hingga malam dan berlanjut di dalam pesawat. Ada banyak sekali motivasi yang bisa saya ambil dari dalam buku ini. Yang belum baca, saya sarankan segera membaca buku ini dari buku pertama yaitu Negeri 5 Menara. Karena dari sanalah semua cerita berawal.

Hmm.. Thats a great book :)

9 comments:

  1. Penasaran bgt ni buku yg ketiga.skrg jd tambah penasarn baca postingan ini. Hehehe... kalo gw yu, baca buku 1 n 2 pas hamil 40 minggu dan aira ga lahir2. Hahaha... udah bosen baca buku kehamilan

    ReplyDelete
  2. satu lg yg ngeganjel..
    di bab 44 alif & dinara kluar dr travel sambil bawa tiket keliling eropa sbelum plg ke jkt..
    tp di bab trakhir pesawat alif lgsg terbang ke jkt..
    :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aduh, aku kok gak ngeh ya yg bagian itu mbak, lagi gak fokus kayaknya hehe

      Delete
  3. udah beli tapi belum baca hihi...

    oh ya.. mohon maaf lahir batin yaa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waahh.. cepetan dibaca ^^
      Maaf lahir batin juga mbak Novi :)

      Delete
  4. saya baru baca yg 5 menara mbak Ayu, pgn bgt baca yg laennya.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, aku aja buku ini cuma beberapa hari kelarnya mbak, pas nunggu di bandara..

      Delete
  5. Hehe punya buku ke1 yang negeri 5 menara aja belom dibaca. *keplak diri sendiri

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar Anda ^.^