sumber gambar |
Hai haiii taman blogger, How are you todayyyy??? Tetep semangat kan?? Mari selalu semangat dan menyebarkan energi positif untuk sesama :)
Let's... Saatnya saya mereview buku karangan Tere Liye. Sebenernya buku ini sudah selsai saya baca 3 bulan yang lalu, tapi saya lupa untuk menulis ulang dalam blog tercintah ini *alasan* hehe. Awal saya membeli buku ini karena saya tertarik dengan judunya yang unik "Daun Yang Jatuh Tak Pernah membenci Angin". Suatu konotasi yang unik menurut saya. Dengan bergenre romance remaja dan dengan kalimat-kalimat yang seperti biasa selalu menghipnotis untuk tidak mengalihkan pnadangan mata dari buku, hehe. Buku terbitan Gramedia ini tidak terlalu tebal dari novel sebelumnya yang saya baca yaitu Rembulan Tenggelam di Wajahmu. Tapi, menurut saya pribadi novel ini lebih tepat dinikmati oleh kaum remaja yang sedang kasmaran, hehe
Novel ini bercerita tentang kehidupan sebuah keluarga yang sangat miskin. Seorang ibu dengan dua orang anak yang sudah menanggalkan harapan bersekolah. Hingga akhirnya datanglah seorang malaikat yang memberikan sejuta impian terhadap mereka.
Seorang malaikat penyelamat yang mengangkat mereka dari rumah kardus dan memberikan tempat berteduh dan memberikan makan. Membiayai sekolah untuk kedua anak malang itu. Menyekolahkan hingga tinggi, Hingga semua cita-cita itu tercapai. Malaikat yang memberikan kasih sayang dan cinta dengan tulus. Dan akhirnya anak gadis dari ibu tua itu mencintai malaikat penyelamatnya. Mencintai namu tak pernah mengatakannya. Hanya ibunya yang tahu tentang perasaan anak gadisnya itu. Dan sebelum ibunya meninggal berpesan untuk tidak membiarkan perasaannya semakin berkembang. Namun pada akhirnya perasaan itu semakin berkembang dan akhirnya harus patah hati. Malaikatnya hanya menganggapnya sebagai adik yang manis dan tidak pernah lebih.
Cukup mengharukan membaca cerita ini. Perjuangan untuk tetap mempertahankan cinta yang dia punya hingga akhirnya dia harus merelakan malaikatnya itu bersama istrinya. huhu...
Berikut beberapa kutipan yang saya dapat dari novel ini:
"Daun yang jatuh tak pernah membenci angin... Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya."
"... prinsip hidup itu teramat lentur. Prinsip itu akan selalu berubah berdasarkan situasi yang ada di depan kita, disadari atau tidak."
"Kebaikan itu seperti pesawat terbang, Tania. Jendela-jendela bergetar, layar teve bergoyang, telepon genggan terinduksisaat pesawat itu lewat. Kebaikan merambat tanpa mengenal batas. Bagai garpu tala beresonansi, kebaikan menyebar dengan cepat."
"Hidup harus terus berlanjut, dalam bentuk apapun."
"Waktu benar-benar menjadi obat yang sempurna."
"…orang yang memendam perasaan sering kali terjebak oleh hatinya sendiri. sibuk merangkai semua kejadian di sekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap. sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun mimpi. sehingga suatu ketika dia tidak tau lagi mana simpul yang nyata dan mana simpul yang dusta."
Yup, cukup ringkas saja review dari saya, semoga bisa menginspirasi tema-teman semua. Silahkan baca bukunya, bisa juga pinjam di saya :)
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar Anda ^.^