credit |
Tapi, sekarang mereka berkata sebaliknya. Mereka berkata saya telah menjadi orang yang introvert dan melankolis. Sudah tak punya gairah, katanya. Jujur saya tertawa saat mereka berkata saya sudah tak punya gairah lagi, karena mereka pun menambahkan bahwa saya sudah tak bisa bersikap sadis. Hmm, mungkin mereka terlalu terpaku pada kepribadian yang saya ciptakan sebagai seorang yang sadis, hehe.
Kata orang yang baru kali pertama bertemu saya pasti akan berkata kalau saya adalah orang yang jutek, memang iya sih, hehe. Ditambah lagi kesan sadis yang saya ciptakan. Saat SMA saya sudah menjelma menjadi sie disiplin saat masa orientasi siswa. Dan ekstrakurikuler pecinta alam yang saya ikuti membuat kesan tersebut tak bisa hilang dari tubuh saya. Dan masa kuliah ternyata kesan sadis tersebut semakin kuat saja. Sadis, galak, jutek, tukang ngomel adalah gelar yang diberikan kepada saya oleh teman, junior, bahkan senior. Mungkin maksud saya sih tidak ingin menjadi "iblis" bagi mereka. Untungnya, mereka mengerti maksud dan tujuan saya menjadi seperti itu. Tuntutan peran, hehe
Dan, pelan-pelan, gelar yang mereka berikan kepada saya itu mereka cabut satu per satu. Fiyuh, akhirnya. Tapi kok ya mencabut sifat-sifat saya yang lainnya.
Jadi begini, saya tidak pernah berubah, teman. Saya tetaplah Ayu yang dulu. Saya masih cerewet, saya masih mempunyai emosi yang meluap, saya masih orang yang punya gairah dan ambisi tinggi. Saya memang punya unsur koleris dan sanguin yang cukup kuat, tapi bukan berarti saya tidak punya unsur lainnya yaitu melankolis dan plegmatis. Meski kadarnya rendah, tapi saya tetap memilikinya. Hanya saja, saya sedang belajar untuk mengontrol itu semua. Sifat tidak akan bisa diubah, tapi bisa dikontrol. Tujuannya, saya tidak ingin mencelakakan diri saya sendiri dan orang di sekitar saya dengan sifat yang saya punya. Tidak semua orang berkata apa yang saya punya ini baik. Jika kalian berkata senang dengan sifat saya yang dulu, pastinya ada orang yang tak suka, bukan? Atau bahkan ada yang membenci sifat saya.
Manajemen diri!
Ilmu itu sudah saya pelajari waktu memasuki awal kuliah tapi tidak benar-benar saya praktekkan. Nah, sekarang pertanyaannya adalah: Jika kita tidak bisa memimpin diri sendiri maka bagaimana kita bisa memimpin orang lain? Bagaimana kita bisa mengontrol ribuan partikel kehidupan di sekitar jika mengontrol diri sendiri saja tidak bisa? Masa' iya mau mengandalkan orang lain untuk selalu menegur kelakuan kita?
Itulah yang sedang saya lakukan. Saya tidak membuang sifat yang sudah diwariskan kepada saya, maka tugas saya adalah menjinakkan sifat itu. Semacam pencerahan untuk diri sendiri. Harus ada masa kebangkitan, harus ada penigkatan, harus ada keseimbangan. Ini bukan pencitraan. Tapi lakukan manajemen diri dengan sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas pribadi. Jika yang dilakukan adalah pencitraan, maka yang terjadi adalah sama halnya kita memakai topeng. Dan akan sangat lelah jika kita terus hidup dari balik topeng yang kita ciptakan. Jadilah diri sendiri, manfaatkan setiap unsur kepribadian yang ada. Tingkatkan kualitas diri.
Jangan merendahkan diri sendiri!
Betul Mbak, jadilah diri sendiri yang berusaha lebih baik dari hari kehari.. bukan menjadi orang lain yang menyiksa diri dan menipu orang lain..
ReplyDeleteNah, bener kan ya mas jika manusia itu harus meningkatkan kualitas pribadinya :)
DeleteMbak Ayu tambah dewasa ini mah namanya... :D
ReplyDeleteTapi aku masih suka nangis, mbak hehe
DeleteSenangnya banyak teman yang perhatiann,,, :)
ReplyDelete