Nice Homework #6: Belajar Menjadi Manajer Keluarga Handal

Kuliah matrikulasi sudah masuk di pekan ke enam yang artinya postingan ini khusus untuk mengerjakan Nice Homework alias tugas ke enam pula. Semakin kesini, materi belajar di kelas matrikulasi semakin berbobot dan semakin membuat saya bercermin. Materi dan tugas yang semakin membuat saya malu dan merasa sangat jauh dari kata pantas menjadi seorang ibu profesional. Tapi, Insyaallah tidak akan membuat nyali saya ciut untuk terus belajar dan mengasah diri. Berubah atau kalah! Itulah kalimat yang sering digaungkan oleh Mbak Susi, fasilitator kami. Kalau tidak mau kalah ya harus berubah demi masa depan keluarga, anak, dan diri sendiri yang lebih baik.

Tugas kali ini mengenai belajar menjadi manajer keluarga yang handal. Peran menjadi manajer keluarga itu cukup penting bagi seorang ibu, karena ibu-lah yang akan mendampingi anak-anak serta suami serta akan memudahkan kaum ibu memahami perannya, terutama peran hidup. Dari materi dijelaskan bahwa ada beberapa hal yang membuat kaum perempuan lupa atau tidak bisa menemukan peran hidupnya, salah satunya yaitu rutinitas yang biasanya monoton, itu-itu saja. Hal ini juga terjadi pada diri saya, menjadi ibu dan bekerja di ranah domestik membuat saya terjebak dalam aktivitas yang tidak ada habisnya. Setiap hari bertemu dengan cucian baju yang menumpuk, baju yang minta disetrika, cucian piring, dapur kotor, mainan anak yang berserakan, suami yang minta masakan ini itu, atau minta uang ke suami untuk ini itu. Bahkan kesempatan untuk mandi pun tergadaikan. Bukannya mau mengeluh, tapi saya memang mengeluh. Bukannya tidak bahagia, tapi badan pun terasa capek. Mungkin, saatnya untuk mendelegasikan tugas rumah tangga dan bukan berarti lepas tangan. Melalui tugas ini pula, saya akan memilih dan memilah aktivitas harian mana yang harus diprioritaskan dan mana yang bisa didelegasikan, entah itu kepada suami atau merekrut seorang asisten rumah tangga.

  • Tuliskan 3 aktivitas yang paling penting dan 3 aktivitas yang paling tidak penting.
3 aktivitas yang paling penting:
  1. Masak untuk suami dan anak. Memasak saya masukkan dalam aktivitas penting nomor satu karena saya dan suami cukup pemilih dalam hal makanan. Terutama sejak memiliki anak yang sudah makan, selalu ada hal yang menjadi pertimbangan jika harus beli makan di luar rumah. Kebersihan adalah hal utama yang selalu menjadi pertimbangan, nutrisi menjadi nomor sekian bagi saya dan suami tapi menjadi nomor satu pula untuk Izza. Kami selalu mengusahakan untuk memberikan bahan makanan terbaik dengan gizi tinggi untuknya. Hanya saja ada beberapa hal yang kadang menjadi hambatan bagi saya untuk selalu masak setiap hari. Seperti lokasi rumah yang jauh dari pasar dan lumayan keteteran untuk masak jika Izza turut bangun pagi. Dulu sempat ikut catering makanan ternyata tidak begitu cocok dan sekarang mulai masak lagi.
  2. Bermain bersama anak. Saya sebut bermain karena usia Izza baru saja menginjak satu tahun dan sedang aktif bergerak. Tidak ada target khusus untuk Izza saat saya mengajarinya sesuatu, hanya saja saya selalu memastikan perkembangannya sesuai dengan umur dan tidak terlambat. Oleh itu, kegiatan yang saya berikan setiap hari juga berupa stimulasi. Hal penting yang benar-benar ingin saya latih dalam membersamai Izza adalah sabar. Saat ini emosi saya masih sering meluap dan kesabaran masih saya batasi. Mungkin faktor lelah dalam ranah domestik atau kurangnya sosialisasi membuat saya mudah marah. Sungguh rasa sesal itu masih ada karena saya pernah membentak anak bayi yang baru berusia satu tahun hanya karena bermain selang air di dalam rumah.
  3. Menulis dan membaca. Saya sangat menyukai dua hal ini, tapi mulai menurun intensitasnya. Saya malas, itu alasannya. Seharusnya banyak waktu luang yang bisa saya gunakan untuk menulis blog atau membaca buku guna mengupgrade kemampuan dan jam terbang sebagai ibu. Rasa malas mengalahkannya, kadang deretan film gratis di layanan TV itu lebih menyenangkan. Saya meletakkan lagi dua hobi itu dalam urutan ketiga aktivitas penting karena dua hal itulah yang bisa membuat saya berubah.

3 aktivitas yang paling tidak penting:
  1. Laundry dan beres-beres rumah. Sebenarnya tugas ini penting karena hanya saya yang bisa menyelesaikannya, hanya saja dua hal yang ini paling meyita waktu saya. Dalam seminggu bisa 2 sampai 3 kali mencuci dan setrika baju. Untuk mencuci memang mudah karena menggunakan mesin, tapi untuk setrika bisa memakan waktu lebih dari 2 jam setiap harinya. Termasuk juga beres-beres rumah seperti cuci piring, ngepel, membersihkan dapur. Sebenarnya hal sepele, tapi menjadi luar biasa saat ada bayi. Ingin rasanya tugas ini saya delegasikan kepada asisten rumah tangga tapi nyata kami belum punya ART.
  2. Memantau media sosial. Bukannya hal ini tidak penting karena beberapa pekerjaan saya sebagai buzzer memang mengharuskan bermain dengan media sosial seperti instagram dan twitter. Hanya saja akhir-akhir ini saya menjadi kurang bijak dalam menggunakannya, karena terlalu terlena dengan akun gosip atau kecantikan akun tetangga, hehe. Hampir di setiap waktu luang bisa saya manfaatkan untuk scrolling tanpa henti bahkan saat direct feeding atau buang hajat. Sungguh perbuatan yang sia-sia. Harus bisa kontrol lagi.
  3. Nonton film/tv series. Di rumah menggunakan TV kabel dan mendapat layanan untuk menonton film-film atau tv series dengan jumlah melimpah secara gratis. Hal ini pula yang membuat saya lupa waktu, karena tv series terutama drama korea itu candu dan candu itu tidak baik. Saya bisa lupa diri, kadang saya asyik nonton dengan bayi yang asyik bermain sendiri. Sungguh tidak benar.

  • Waktu anda selama ini habis untuk kegiatan yang mana?
Waktu saya paling banyak dihabiskan untuk membersamai Izza dari dia bangun hingga tidur. Karena Izza masik aktif minum ASI secara langsung dari saya, jadi kemana pun saya pergi harus bersamanya, begitu pula sebaliknya. Saya dan Izza tak pernah terpisahkan, paling sejenak saya bisa istirahat atau melakukan aktivitas lain saat ayahnya ada di rumah yaitu malam hari dan akhir pekan. Ditambah lagi sifat insecure saya jika harus melepas anak dengan orang lain, meski beberapa kali tetangga menawarkan bantuan untuk menjaga Izza saat saya mandi atau masak. Harus saya tolak karena memang saya cukup posesif terhadap anak. Hal lain yang paling menyita waktu adalah memantau media sosial dan nonton tv series, yang ternyata adalah hal tidak penting. Banyak waktu luang terbuang sia-sia padahal bisa saya gunakan untuk belajar dan menambah pengetahuan.



  • Jadikan 3 aktivitas penting menjadi aktivitas dinamis sehari-hari untuk memperbanyak jam terbang peran hidup anda, tengok NHW sebelumnya ya, agar selaras.
Untuk memasak sendiri sudah saya lakukan sejak kembali dari rehat pasca lebaran. Suami pun tidak segan mengantar belanja ke pasar kaget atau membelikan titipan belanja sepulang kerja. Setiap pagi selalu masak dua menu yaitu menu keluarga dan menu untuk Izza, memang masih saya bedakan sesuai kemampuan Izza. Jika menengok NHW#2 tentang checklist indikator profesionalisme sebagai istri dan ibu, memasak sudah mulai saya kerjakan dengan cukup teratur. Sebagian besar ceklis indikator sebagai ibu adalah membersamai Izza, saya mulai menyusun jadwal bermain dengannya. Misalkan, 1 hari 1 permainan dan 1 lagu. Memang belum ada jadwal tertulis tapi sebisa mungkin saya tidak membuat agenda acak agar Izza tidak bingung karena terlalu banyak stimulasi. Untuk menulis memang masih agak sulit karena waktu yang benar-benar luang dan santai adalah malam hari sedangkan jika sudah nyusui anak bisa bablas tidur, hehe. Mungkin bisa disiasati dengan mencari referensi materi tulisan di siang hari dan menulis di malam hari. Ssaya tipe orang yang saat menulis tidak mau diganggu jadi harus benar-benar senyap, seperti halnya malam ini hingga dini hari.



  • Kemudian kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan “kandang waktu” dan patuhi cut off time.
Karena saya belum ada asisten rumah tangga maka sebisa mungkin pekerjaan rumah dimulai 4.30 pagi dan harus selesai sebelum jam 7 pagi saat suami berangkat kerja. Aktivitas yang benar-benar harus selesai adalah memasak dan membersihkan rumah, jika mampu maka sekaligus laundry (kecuali setrika hanya saat malam). Jika tidak mampu maka laundry dilakukan saat Izza tidur pagi setelah sarapan. Saya bisa mematuhi cut off time hanya jika Izza belum bangun atau Izza sudah bangun dan mau bermain dengan ayahnya. Sebelumnya, saya selalu mengutamakan ranah domestik daripada Izza (dan lebih sering ‘menelantarkannya’ sendiri agar pekerjaan rumah cepat beres), tapi setelah bertanya dalam kelas dan dijawab oleh Mbak Susi sebaiknya menyesuaikan jam biologis bayi. Jadi bagaimana pun Izza is numero uno.



  • Jangan ijinkan agenda yang tidak terencana memenuhi jadwal waktu harian anda.
Saya tidak bisa menyingkirkan media sosial karena itu adalah salah satu pekerjaan lepas yang sedang saya tekuni, mungkin memang harus membuat batasan diri agar tidak terlena dengan scrolling terlalu jauh. Yang harus disingkirkan adalah film dan tv series gratis (ehm, tidak bisa disingkirkan, sih) dan untung saja masa gratisnya akan segera habis dalam 6 bulan ke depan. Semoga saya bisa menahan diri. Agenda tidak terencana suami kadang juga sangat memengaruhi jadwal harian, seperti tiba-tiba ingin nonton bola di stadion. Mau tidak mau saya yang mengalah.



  • Setelah tahap di atas selesai anda tentukan. Buatlah jadwal harian yang paling mudah anda kerjakan.
Kandang Waktu
Aktivitas
Keterangan
04.30 – 05.00
Mandi pagi, sholat subuh
*di jam ini biasanya Izza minta nyusu
Rutin
05.00 – 07.00
Memasak

Membersihkan rumah

Laundry di mesin cuci jika sempat

Jam Izza bangun
07.00 – 08.30
Memandikan Izza

Sarapan anak dan saya
08.30 – 09.30
Bermain dengan Izza
Dinamis dengan waktu tentative

Social media-ing

Izza tidur pagi
09.30 – 11.00
Menyelesaikan ranah domestik

Upgrade diri (membaca, membuat outline tulisan)

Sambil istirahat
11.00 – 14.00
Bermain dengan Izza

Makan siang Izza dan saya

Sholat dzuhur
14.00 – 15.30
Izza tidur siang

Membereskan rumah

Cuci piring

Ikut tidur
16.00 – 18.00
Mandi sore
Rutin

Sholat ashar

Izza biasanya main ke tetangga

Ayah pulang

Sholat maghrib + ngaji
18.00 – 19.00
Makan malam keluarga

Sholat isya’
19.00 – 20.30
Family time
Dinamis dengan waktu tentative

Izza tidur
20.30 – 22.00
Me time

Pillow talk dengan suami

Menulis, ngeblog


  • Amati selama satu minggu pertama, apakah terlaksana dengan baik? Kalau tidak segera revisi, kalau baik, lanjutkan sampai dengan 3 bulan.
Bismillah, Insyaallah SIAP!


#NHW6_AyuCitraningtias_IIPKalimantan1 http://www.gendhiss.com/2017/07/menjadi-manajer-keluarga.html

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar Anda ^.^