Kampung Oelin Cafe, Sampit |
Seperti biasa, weekend adalah waktu bebas tugas bagi saya dari semua pekerjaan rumah tangga seperti masak, nyuci, dan beberes rumah. Tugas tersebut beralih ke suami, hehe. Kalau suami sedang baik hati, maka beliau akan menggantikan tugas saya untuk masak, tapi jika beliau sedang senang hati, maka saya akan dibawa untuk makan keluar selama dua hari penuh. Boros, bokk. Maka dari itu setiap weekend paling tidak kami selalu mengagendakan untuk makan malam di luar, selebihnya masak sendiri.
Sabtu sore lalu suami membawa saya makan di tepian sungai Mentaya, pikiran saya mengarah ke salah satu warung makan yang dulu pernah kami kunjungi. Eh, tenyata bukan. Suami membawa ke Kampung Oelin Cafe yang dekat dengan terminal penyebrangan ke Mentaya Seberang. Secara tempat memang lebih nyaman di sini dan lebih tertata rapi. Setelah masuk ke dalamnya maka mata akan langsung melihat hamparan luas sungai Mentaya. Terdapat empat macam tempat yang bisa digunakan. Pertama, ruangan seperti restauran biasanya yang ada di dalam cafe. Kedua meja dan kursi di tata sedemikian rupa di pelataran belakang, jadi suasana terbuka semakin terasa. Ketiga yaitu sebuah perahu yang diletakkan di sungai tepat setelah pelataran, jadi harus menuruni tangga kayu untuk menuju perahu tersebut. Awalnya saya ingin makan di perahu untuk lebih menikmati suasana sungainya, tapi setelah duduk beberapa saat merasa tidak nyaman dengan goyangan perahu karena ombak. Dasar anak sawah jadi ya gak bisa kena ombak. Tempat terakhir yaitu lesehan di rumah panggung. Secara keceluruhan resturan ini meupakan rumah panggung, jadi tempat keempat tersebut dobel panggungnya, ngeri, deh. Kami memilih tempat pertama paling pinggir dengan pelataran agar tidak terlalu beradu dengan angin.
Pintu masuk Kampung Oelin |
Beberapa perahu dan kapal yang berlabuh di sekitar cafe |
Sendunya senja di Kampung Oelin |
Secara menu saya bilang biasa saja, seperti menu restauran seafood kebanyakan. Mungkin bisa dibilang seperti restauran yang punya slogan rasa bintang lima, harga kaki lima. Semua jenis menu ada mulai dari seafood, unggas, dan ikan. Pilihan kami cumi asam pedas, udang tepung telor asin, dan bebek goreng. Harganya standar sih, cumi dan udang 38 ribu, bebek 29 ribu kalau tidak salah. Untuk minuman saya memilih es selasih dengan ekspektasi tinggi, eh tenyata cuma selalih yang dicampur dengan sirup merah. Ada juga menu ala-ala cafe seperti kentang goreng, roti bakar, dan lainnya.
Menu yang kami pesan: udang telur asin, cumi asam pedas, bebek bakar, tumis tauge, tahu tempe goreng, es teh manis, es sirup selasih |
Untuk menikmati Kampung Oelin sebaiknya sore hari atau setelah maghrib, karena suasanyanya lebih indah dengan lampu hias yang digantung di perahu. Apalagi kehadiran beberapa kapal yang bertengger di sepanjang sungai membuat saya lebih bahagia, maklum lah ya selama ini yang dilihat puluhan bis dan truk, jadi kalau lihat kapal rada seneng, hehe. Kami datang sebelum maghrib dan saat adzan langsung bergegas pulang, untungnya tepat di depan Kampung Oelin ada mushala yang cukup besar.
Sendunya Senja di Kampung Oelin |
Kampung Oelin Cafe
Jl. Usman Harun no. 39
Mentawa Baru Hulu Utara, Sampit, Indonesia
0812-5412-2333
Jd pingin udang telur asin akuu
ReplyDeletebikin dewee yookkk.. aku juga pengen lagiii
Deletengecesss ngeliat udang telur asin... *yah, jadi laper beneran deh...*
DeleteIya, sendu banget lihat foto2nya. Bagian lain dr Indonesia di ujung sana.
ReplyDeletekalo malem lebih sendu lagi mbak
DeleteBanggalah kita jadi orang Indonesia mempunyai alam seindah kampung Oelin.
ReplyDeletekampung oelin cafe kali mas
DeleteAsyil banget tempatnya..makanannya juga endess ya kayanya :)
ReplyDeletebiasa aja sih mbak rasanya, gak se wow yg dibayangakan gegege
Deletecantik ya kalau deket2 sunset
ReplyDeletebetul sekali,mba
DeletePengen juga sesekali menikmati senja di luar rumah, moga kapan2 bisa sampe kampung oelin :)
ReplyDeletesilakan mampir ke sampit, mak
Deleteasyk banget tuh tempat, mungkin kalau malam hari lebih romantis
ReplyDeleteiya benar sekali,, lebih indah malam
Delete