[FlashFiction] Surat Untuk Bhirawa

Teruntuk Kapten Bhirawa,
Sekiranya sudah dua kali lebaran kau tak pulang ke rumah, meninggalkan istri cantikmu di kota ini. Tugasmu dengan seragam loreng itu memang mulia, Bhirawa. Kau laksana pahlawan bagi bangsa ini. Kegigihanmu memperjuangkan Indonesia di tanah perbatasan memang membuat petinggi negeri  ini tersenyum puas padamu. Keahlianmu memainkan bedhil di dalam rawa membuatmu menjadi kapten andalan yang tak tergantikan. Suara tegas dan derap kaki mantapmu tak pernah menciutkan nyalimu. Itu yang kutahu tentangmu, Bhirawa.

Bhirawa, sudah dua kali lebaran pula kau tak menyaksikan betapa kesepiannya istrimu di ranjang besar dan empuk yang telah kau belikan saat malam pertama. Bisa kau bayangkan tubuhnya menggigil dingin di tengah malam dan kau tak ada untuk memeluknya. Mungkin, saat itu kau sedang di rawa-rawa. Setiap pagi pula, masih ada asap yang mengepul dari balik dapurnya. Tapi, tak ada yang menemaninya bersantap pagi, pun siang dan malam. Sungguh kasihan, Bhirawa. Kenapa kau tak membawanya ke tanah perbatasan?

Kapten, masih ingatkah kau dengan surat cinta pertama yang dia kirimkan saat kau terkurung latihan di Kopassus? Surat yang mengatakan jawaban atas permintaanmu menjadikan dia pendamping seumur hidupmu. Wanita itu telah memilihmu, mungkin karena ketangguhanmu. Mungkin juga karena ketampananmu. Wanita itu telah berjanji setia menunggumu, membuka pintu saat kau kembali ke peraduan bersamanya. Tapi, aku rasa wanita itu kini lelah. Bhirawa, kini kau tak usah kuatir kepadanya. Akan kujaga dia dengan segenap jiwaku. Aku akan membuat harinya tak sepi lagi, aku akan membuat dirinya hangat di malam hari. Percayalah, Bhirawa. Semoga kau tetap menjadi kapten andalan di perbatasan.

*****

Tak perlu aku menunggu balasan surat dari Bhirawa, aku rasa dia akan setuju dengan kesepakatan ini. Bhirawa pasti juga tak inginkan istrinya menggigil dingin di malam-malamnya. Aku akan memboyong istrinya ke Surabaya, akan kuberikan kehangatan di malamnya yang panjang. Akan kuberi kenikmatan padanya, kenikmatan yang hanya diberikan sekali oleh Bhirawa, di malam pertamanya.

*****

Cerita  ini diikutsertakan pada Flash Fiction Writing Contest:Senandung Cinta

20 comments:

  1. *lagi mbayangin gimana perasaan Bhirawa mbaca surat ini... * :D

    ReplyDelete
  2. bhirwa akhirnya merasa kecewa ketika membaca surat itu.kemudian dia langsung pulang menjemput istrinya
    #bikin ending sendiri :D

    ReplyDelete
  3. Kyaaa :D pasti sang kapten menyesal hohoo

    ReplyDelete
  4. semoga lancar aja mba kontes nya...

    ReplyDelete
  5. makin lama makin seru aja FF nya Mbak Ayu :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. tapi saya sudah melewatkan beberapa prompt krn gagal nyari ide mbak :(

      Delete
  6. Wah, ngenes deh Bhirawa.

    Saya mengundang mbak Ayu untuk partisipasi dalam GA:
    forgiveaway.blogspot.com/2013/06/give-away-menyemai-cinta.html?m=1

    ReplyDelete
  7. wew,,, surat cinta bhirawa unyu2... :D

    ReplyDelete
  8. untung aku bukan istrinya Bhirawa..
    Ga mau kesepiaaan Hikss

    sukses ngontesnya yaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. gak enak ya Nchie punya suami yg kerjanya kayak gitu :(

      Delete
  9. kasihan sekali kau Bhirawa xixixii....
    keren FFnya mb Ayu

    ReplyDelete
  10. bhirawa.. langsung berhenti jadi kapten..., biar jadi pedagang asongan aja asal dekat dengan istri.. :p

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar Anda ^.^