Cara Menghitung Catering Pernikahan

Cara Menghitung Catering Pernikahan
Foto pertama gak nyambung, hehe.
Pernikahan saya sudah masuk usia 6 bulan dan merasa bersalah karena belum memenuhi janji seorang sahabat untuk menuliskan tentang porsi catering saat resepsi, maafkan, hehe. Catering pernikahan memang menjadi poin penting dalam menggelar resepsi pernikahan, pun yang paling mahal karena separuh budget pernikahan terambil oleh makanan yang harus disajikan kepada tamu, benar tidak?

Awalnya, (calon) mertua saya dulu berkata, “kok gak masak dewe aja, lebih hemat.” Pendapat tersebut bisa jadi benar jika pada tempat dan kondisi yang tepat pula. Misalkan saja, saya mengadakan resepsi pernikahan di desa dengan tamu satu desa dan kerabat dekat saja, yang masak tetangga dekat sehingga tak perlu bayar mahal jasa tukang masak. Pertimbangan saya mengambil jasa catering pernikahan dan tidak masak sendiri adalah: saya tidak mau pihak keluarga dekat dan tetangga repot dengan urusan dapur karena ini adalah hari bahagia yang mereka pun harus ikut merasakannya, karena mereka sudah repot masak untuk acara ijab kabul yang berbeda hari dengan resepsi. Cukup itu saja alasan yang tidak bisa diganggu gugat.

Baca juga : [Review] Sanggar Rias dan Kebaya Savaradhita

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan untuk menentukan jumlah porsi catering saat resepsi pernikahan, antara lain:
  1. Rangkaian acara yang akan dilaksanakan. Ada pasangan yang mengikuti pesta bergaya modern tanpa adat, biasanya pengaturan makanan sudah dihitung per meja jadi tidak terlalu bingung dengan “berapa kali makan”. Sedang saya dan suami menggunakan adat jawa yang melangsungkan dua acara selama resepsi tersebut yaitu temu manten dan pesta setelahnya. Meskipun temu manten hanya berlangsung satu jam saja, tapi kan tetap ada undangan dari pihak keluarga suami dan kerabat saya juga, yang harus diberi makan seusai temu manten. Jadi yang kami lakukan adalah mengeluarkan jatah catering sesuai dengan jumlah tamu undangan temu manten secara buffet. Selebihnya dan makanan dalam bentuk gubukan dikeluarkan saat pesta.
  2. Latar belakang tamu undangan. Ini pentiiiiiingggg, sebagai calon pengantin yang mengadakan pesta pernikahan harus tahu latar belakang tamu yang akan diundang. Gunanya, untuk menentukan menu dan jumlahnya. Untuk menu ya biar cocok di lidah mereka, setidaknya makanan yang bisa dinikmati oleh semua orang. Dan, latar belakang itu memengaruhi jumlah porsi, contoh saja: pihak keluarga dan tetangga yang berasal dari daerah akan membawa semua anggota keluarganya ke resepsi pernikahan. Hal ini sebenarnya sedikit kecolongan untuk saya, karena saya dan ibu sempat kaget dengan undangan yang membludak dengan banyak anak kecil dan orang-orang yang sama sekali tidak kami kenal, haha.
  3. Jumlah undangan tentunya. Jumlah undangan yang disebar 500 undangan, itupun sudah termasuk undangan untuk rekan kerja saya di Cikarang yang kemungkinan besar tidak datang sehingga bisa masuk dalam catering cadangan. Model makanan yang kami tampilkan yaitu buffet dan gubukan dengan perhitungan masing-masing 100%.
Makanannya habis saat jam 9 malam
Makanannya habis saat jam 9 malam, kasihan para tamu yang tidak kebagian. Saya pun baru tahu dari laporan para among tamu, karena saya dan suami sama sekali tidak turun dari pelaminan.
Berikut perhitungan yang saya gunakan:
  • Buffet : 500 x 2 = 1000 porsi, sengaja mengambil 100% karena beberapa piring untuk acara temu manten, jadi porsi ini tidak bisa diganggu gugat. Menunya: 2 macam nasi, 2 sayur, 4 lauk, es manado, gratis buah dan puding. Untuk menu VIP kami pisah sekitar 100 porsi, jadi untuk pesta sekitar 800 porsi. Sebenarnya ingin membuat menu untuk vegetarian juga, tapi budget mepet, hehe.
  • Gubukan : 200 porsi x 4 = 800 porsi, dengan menu bakso, tahu campur, kebab, dan es krim. Gubukan dikeluarkan saat pesta karena jumlah yang terbatas.

Dengan jumlah undangan 500 orang perhitungan tersebut saya pikir sudah cukup banyak, terlebih lagi jumlah undangan yang mengisi buku tamu tidak sampai 500 orang. Tapi pada kenyataannya makanan ludes di jam 9 malam. Resepsi pernikanan kami digelar mulai jam 5 sore hingga 9 malam, itupun masih ada beberapa orang yang datang di jam 9 sehingga tidak mendapatkan makanan dari kami, hiksss. Sedikit kecolongan memang, atau memang perhitungan saya sedikit meleset, entahlah. Tapi sepertinya memang perhitungan saya kurang banyak di menu gubukan, hehe. Semoga bride to be selalu lancar ya dalam persiapan pernikahannya. Semoga membantu.

13 comments:

  1. kalau di desa sini biasanya masih pakai jasa orang buat masakin, mba Ayu. bahannya beli sendiri. jadi tetep tetangga dan saudara ikutan riweuh di dapur, hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. di rumah mbehku juga gitu mbaa,, tapi kemaren kan di gedung jadi mending catering hehe

      Delete
  2. jumlah tamu undangan, ini point pentingnya yah, sering dapet undangan yang jamuannya minimalisss bagt padahal tamunya membludag hehehhe

    ReplyDelete
  3. makanan memang hal yang utama dlm resepsi pernikahan

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya bener mba,, paling mahal dan gak ikut nikmati hehe

      Delete
  4. jadi total porsinya harus berpa ? 1100 atau 1000 berapa ? kala gubukan sih sudah sewajarnya segitu mba :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo undangan 500 mungkin disiapkan 2000 untuk buffet mba

      Delete
  5. Kalau dari catering2 sini, perhitungannya
    Jumlah tamu undangan x 2 = Z orang (asumsi 1 undangan mengajak 1 org)
    Lalu, Z x 3 = jumlah porsi makanan yg dipesan (dengan asumsi 1 org mengambil 3 menu)
    Jadi, kalo 500 undangan x 2 = 1.000 orang
    Jd, jumlah porsi yg dipesan = 3.000 porsi.
    Terkesannya memang sisa banyak, tapi ini bisa dibagikan ke keluarga atau tetangga. Kalau dirasa kebanyakan, bisa langsung diasumsikan ke jumlah tamu yg hadir.
    Misal dr 500 undangan, mgkn sktr 75% yg dtg. Jd itu saja yg dikalkulasi :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya harusnya banyak sih yaaa,, aku mikirnya banyak undanganku yg gak hadir krn jauh, eh lha kok ketiban tetangga pada bawa satu rumah haha

      Delete
  6. wah perhitungan yang apik,, lumayan dapat pelajaran baru biar bisa efektif biaya pernikahan nya :)

    ReplyDelete
  7. ya..ya...perlu dipikirkan juga ini, soalnya kelak kita pasti mantu kan...?

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar Anda ^.^