Kalimantan darurat asap.
Sumatera darurat asap.
Indonesia darurat asap.
Sudah hampir tiga bulan saya tinggal di Sampit yang selalu diselimuti kabut asap yang semakin hari semakin pekat dan tebal. Katanya sudah banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi kabut asap seperti membuat hujan buatan, yang sayangnya hanya untuk kota tertentu saja tidak untuk semua wilayah. Menurut kabar di televisi, katanya kabut asap sudah menipis berbeda dengan NASA yang mengatakan kabut asap semakin tebal dan merupakan kabut asap terparah sejak 18 tahun terakhir. Memang bencana ini sudah puluhan tahun dialami oleh warga Indonesia, sayangnya belum ada penanganan yang pasti untuk membuat bencana kabut asap benar-benar berhenti dan tidak terulang lagi. Setiap tahun selalu berulang, padahal sejak dulu sudah tahu kalau kabut asap terjadi karena kebakaran yang disengaja oleh oknum tertertu yang tamak akan uang. Secara teori, membakar lahan dan hutan memang cara yang paling ampuh dan cepat untuk membuka lahan baru yang subur. Biasanya lahan baru tersebut untuk membuka kebun sawit atau kopi. Otak bisnis yang kebablasan membuat orang menggunakan segala cara termasuk mengorbankan nyawa jutaan manusia. Orang seperti itu pantas disebut manusia, huh? Mirisnya lagi, sebagian oknum pengusaha tersebut tidak mempunyai ijin mendirikan lahan perkebunan, di Palangkaraya saja ada 30 pengusaha gelap yang sudah dijadikan tersangka. Mau sampai kapan negara kita terus dalam kondisi seperti ini?
Sumatera darurat asap.
Indonesia darurat asap.
Sudah hampir tiga bulan saya tinggal di Sampit yang selalu diselimuti kabut asap yang semakin hari semakin pekat dan tebal. Katanya sudah banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi kabut asap seperti membuat hujan buatan, yang sayangnya hanya untuk kota tertentu saja tidak untuk semua wilayah. Menurut kabar di televisi, katanya kabut asap sudah menipis berbeda dengan NASA yang mengatakan kabut asap semakin tebal dan merupakan kabut asap terparah sejak 18 tahun terakhir. Memang bencana ini sudah puluhan tahun dialami oleh warga Indonesia, sayangnya belum ada penanganan yang pasti untuk membuat bencana kabut asap benar-benar berhenti dan tidak terulang lagi. Setiap tahun selalu berulang, padahal sejak dulu sudah tahu kalau kabut asap terjadi karena kebakaran yang disengaja oleh oknum tertertu yang tamak akan uang. Secara teori, membakar lahan dan hutan memang cara yang paling ampuh dan cepat untuk membuka lahan baru yang subur. Biasanya lahan baru tersebut untuk membuka kebun sawit atau kopi. Otak bisnis yang kebablasan membuat orang menggunakan segala cara termasuk mengorbankan nyawa jutaan manusia. Orang seperti itu pantas disebut manusia, huh? Mirisnya lagi, sebagian oknum pengusaha tersebut tidak mempunyai ijin mendirikan lahan perkebunan, di Palangkaraya saja ada 30 pengusaha gelap yang sudah dijadikan tersangka. Mau sampai kapan negara kita terus dalam kondisi seperti ini?
#MelawanAsap |
Hal paling parah yang pernah saya alami adalah lumpuhnya bandara H.
Asan Sampit yang merupakan akses penting untuk bepergian. Menurut berita
setempat, pagar bandara roboh karena api yang memang letak bandara ada di
sekitar hutan. Hal tidak mengenakkan saat saya dan suami harus terbang ke
Makassar. Tidak bisa lewat Sampit maka harus dari Palangkaraya, itu pun dengan
delay 2 jam. Terjadi pula saat kami harus kembali ke Sampit padahal kami sudah
membeli tiket Makassar – Surabaya – Sampit yang ternyata harus dibatalkan. Saya
menghubungi beberapa maskapai di Palangkaraya dan Pangkalan Bun dan ternyata
semua penerbangan harus dibatalkan. Akhirnya kami mengambil rute Banjarmasin
lalu naik travel selama lebih dari 8 jam. Telerrr, bok. Sampai di Sampit,
kembali disambut dengan tebalnya asap yang semakin menguning.
Tipe asap yang ada di Sampit itu membawa partikel seperti abu dari
pembakaran lahan, karena letak rumah kami dekat dengan hutan setiap pagi selalu
ada abu di depan pintu rumah. Tebalnya asap biasanya terjadi mulai sore hari
sekitar jam 2 hingga pagi jam 9, tapi bukan berarti selama siang kabutnya
menghilang. Tidak, hanya saja tidak begitu pekat. Jika parameter udara sehat
antara 0 – 50 PM10 dan parameter udara berbahaya adalah lebih dari
350, maka bagaimana dengan parameter udara di atas 2000 yang kami rasakan? Bahkan
beberapa kali kabut asap membuat jarak pandang hanya 1 meter dan masuk ke dalam
rumah melalui ventilasi udara. Otomatis AC dan kipas angin kami nyalakan
sepanjang hari. Usaha untuk memublikasikan kondisi Sampit ke media sosial
selalu saya lakukan setiap hari, bahkan mention langsung ke twitter presiden
kita yang terhormat. Mau minta bantuan kepada siapa kalau bukan pada pemerintah
Indonesia? Kami berhak mendapat kehidupan yang layak, at least, udara yang layak untuk bernapas. Tangkap semua tersangka
dan oknum yang terlibat pembakaran hutan, buat mereka jera dengan hukuman yang
setimpal. Pemerintah jangan mau disuap dengan uang lalu bisa membiarkan
penjahat tersebut berkeliaran tanpa beban.
Tunjukkan aksi nyata sebagai wakil rakyat yang punya janji
menyejahterakan rakyat, bukan malah ingin menyejahterakan diri sendiri seperti
minta kenaikan tunjangan yang jumlahnya puluhan juta padahal memberi sumbangan masker layak untuk kami saja tidak. Apa tidak malu??? Untuk teman-teman
yang lain, bantu kami dengan terus menyuarakan penderitaan kami dengan tagar
#MelawanAsap karena buruknya udara yang harus kami hirup setiap hari. Mari kita
berpegang tangan untuk memerangi kejahatan yang menghilangkan nyawa saudara
kita. Kalimantan dan Sumatera juga Indonesia.
ya Allah mba, semoga bencana ini segera berlalu. geram banget, siapa yg tega membakar hutan dan membahayakan nyawa ratusan orang ??
ReplyDeleteyang tega ya gila uang mbakk,, banyak pengusaha yang sudah ditangkap krn kasus ini
DeleteDisana sedang dilanda asap disini sedang kekeringan air mak, sedihhh :')
ReplyDeletesemoga kemarau cepat berlalu ya teh ai.
Deletealamnya lagi ngambek ini ya mbak, kemarau cukup panjang taun ini
Deletesudah separah itukah kabut asap yang melanda kawasan mbak hingga merupakan yang terparah dari 18 tahun terakhir.
ReplyDeletetemanku yang di Riau juga selalu mengeluhkan asap kapan berakhir.
Semoga cepat berlalu dan pemerintah cepat tanggap akan masalah ini.
taun ini dilansir paling parah mbak, sudah 3 bulan masih belum beres
Deletepindah ke jakarta aja yu bebas asap, maksudnya asapnya bebas berkeliaran
ReplyDeletemoohh.. sudah kapok saya tinggal di jakarta,, cukup untuk wisata saja
Deleteasapnya tebel banget itu :( semoga cepet ilang ya asapnya :|
ReplyDeleteaamiin.. makasih mas
Deletebetapa berat harus meenghisap asap yg tebal, asap pembakaran sampah yg sedikit saja sudah bikin sesak nafas , apalagi ini. Semoga selalu diberi kesehatan
ReplyDeleteaamiin.. semoga cepat berlalu
DeleteKapan ya ini berakhir? :(
ReplyDeletetanya ke presiden coba, nuy
DeleteKeterlaluan bgt ya memang. Duh apalagi komennya pemerintah. Kita di Medan jg kena dampak asap. Td malam sampai 800 dan beneran gak enak bgt. Semoga semua ini cepet selesai deh
ReplyDeleteiya mbaa.. uda kemana mana ini asapnya..
DeleteSepertinya dah genting bgt ya yu, moga asap ceoat berlalu seiring datangnya musim penghujan y
ReplyDeleteiya mba,, skrng mah doa aja biar turun ujan deress
DeleteAduh kabutnya makin parah gitu ya.. Jaga kesehatan mba yu.. >,<
ReplyDeleteiyaaa An, makasih yaaa
DeleteSemoga kejadian asap ini cepat berlalu, turut prihatin dan berduka mb
ReplyDeletemakaasih ya mbaa
DeleteDi riau juga gitu mba..... jadi stress..apalagi punya baby..... asap smpai masuk kerumah... hastg bukan lagi #melawanasap tapi #memakanasap ..he2
ReplyDeleteaku juga sempet mau diungsikan ke jawa sama suami, tapi akunya gak mau
DeleteSemoga kabut asap ini segera berakhir dan dipenjara itu perusahaan-perusahaan nakal
ReplyDeleteaamiinn.. aamiinnn
DeleteBanyak fasilitas umum yg lumpuh ya, Yuk. Sampai bandara juga. Hiks
ReplyDeleteiya mba, bandara padahal akses penting buat kalimantan
DeletePenginnya tidak berhenti sampai hujan turun ya, terus desak pemerintah agar tidak berulang terus dan makin parah.
ReplyDeleteiya mbakk, pemerentahnya leleettt bangeeetttttt
Delete