Istri ke Salon Menghamburkan Uang Suami

“Ngapain sih ke salon? Gaya hidup? Iya kan, itu hanya nafsu, saya seumur-umur ke salon hanya jika memang saya tidak bisa melakukan sendiri”

Itulah kalimat dalam sebuah percakapan di grup WhatsApp yang akhirnya membawa kami pada diskusi cukup panjang mengenai pola tingkah istri di dalam dan di luar rumah. Setelah kalimat tersebut, muncullah berbagai kalimat bijak dan terkesan menasehati kami, kaum wanita.  Jujur saja saat kalimat itu muncul saya menjawab sesuai apa yang saya pahami sebagai istri dan muslim. Kewajiban istri adalah selalu tampak cantik dan menarik di hadapan suami, salah satu caranya mungkin dengan pergi ke salon. Apakah pergi ke salon selalu identik dengan foya-foya dan menghamburkan uang? Saya tidak bilang ke salon adalah kebutuhan wajib para istri, jika memang hanya ingin merawat diri di dalam rumah ya silakan, semua tergantung kebutuhan masing-masing. Jika memang bisa memotong rambut sendiri atau ada anggota keluarga yang bisa membantu ya tidak perlu repot ke salon. Ladies, apa harus nunggu suami bilang istrinya jelek dulu baru kita dandan cantik dan pergi ke salon? Jujur saja, suami saya pun tidak pernah sekali pun meminta saya pergi ke salon atau beli kosmetik untuk mempercantik diri. Tapi saya sebagai istri tahu diri, beliau memberi nafkah kepada saya, ya salah satunya untuk mempersembahkan kondisi terbaik saya untuk suami. Be smart!

“Bukan berarti aku pelit dan tidak sayang tubuh, mending uangku untuk kebutuhan lain, kalau suami nyuruh ke salon baru berangkat”

Kalau saya boleh bilang ya memang pelit, nafkah yang diberikan suami di luar kebutuhan rumah tangga itu wajib dimanfaatkan sebijak mungkin. Tolong digaris bawahi kata “sebijak mungkin”, terus terang saya tidak setuju kalau ke salon dibilang sebagai ajang foya-foya dan menghamburkan uang. Kalau bisa mengelola keuangan dengan bijak, tentu selalu ada jatah untuk menabung, membeli tas atau baju, membeli kosmetik, dan ke salon. Saya malah merasa teguran dari suami itu menandakan istri tidak bisa menjaga tubuh dengan baik, harusnya tanpa disuruh pun sudah punya inisiatif, betul? Sampai di sini saya masih belum mendapat garis tengah antara pergi ke salon dan foya-foya, kecuali hal yang Anda pikirkan tentang salon adalah seperti gaya hidup kelas atas layaknya artis di televisi. Mbok ya hal seperti itu jangan dijadikan patokan. Don’t you know, sekali saya ke salon tidak lebih dari seratus ribu, kalau cuma potong rambut paling mahal tiga puluh ribu.

“Kalau ke salon nanti kufur sama suami karena keluar rumah”

Baca juga : Mencitai Sepatu dan Cara Merawatnya

Duh! Saya diceramahi tentang kodrat istri yang seharusnya di dalam rumah saja, jangan kluyuran ke luar dari rumah. Apa hanya karena pergi ke salon lantas kufur terhadap suami.  Silakan pergi ke salon jika suami Anda ridho dalam memberi ijin, jika perlu ajak serta suami menemani Anda saat di salon jika memang tidak ada kerabat yang mengantar. Beres. Tolong jangan dibuat rumit perihal istri pergi ke salon, minta ijin ke suami, jika ridho ya berangkat. Titik.

“Lebih baik uangnya untuk sedekah anak yatim, Kak”

Itu adalah komentar yang paling tidak saya suka sepanjang diskusi. Banyak orang berlomba-lomba menjadi bijak, tapi sayangnya cara berpikirnya tidak dibuka selebar mungkin.  Perihal sedekah biarlah menjadi urusan pribadi masing-masing dengan Tuhan mereka. Tidak perlu menasehati saya untuk bersedekah jika tidak tahu bagaiamana kehidupan saya sehari-hari. Lagi pula untuk apa bersedekah tapi dipamerkan? Akan menjadi tidak barokah, bukan? Kita tidak pernah tahu bagaimana sebuah keluarga mengelola keuangan mereka, berapa persen untuk menabung masa pensiun, berapa persen untuk dana sosial, berapa persen untuk tabungan haji atau umrah, berapa persen untuk cicilan rumah, atau berapa pun untuk hal lainnya. So, please, jangan pernah lagi ada kalimat “mending untuk sedekah” untuk menutupi ketidakmampuan diri menunaikan hal lain. Privasi manusia dengan Tuhan tidak perlu dipamerkan. Jadilah istri yang bijak, tahu kebutuhan suami dan diri sendiri. Jika dipercaya mengelola keuangan ya lakukan sebaik mungkin, berapa pun nafkah suami yang diberikan kepada istri, terima dengan ikhlas dan saling perlakukan pasangan sebaik mungkin. Dandan jangan cuma keluar rumah saja, justru seharusnya istri menyiapkan dandanan terbaik saat berada di dalam rumah untuk suami.

Kesimpulannya, tolong jelaskan kepada saya kondisi seperti apa istri disebut foya-foya dan menghamburkan uang jika pergi ke salon. Tolong jangan berpikiran sempit, ya, ladies.

27 comments:

  1. Ukhti-ukhti sekalian itu mungkin khilaf dan lupa bahwa yang mereka lakukan itu sebagian dari riya yang sebenarnya mereka lupakan. Mau sedekah mau apa ya urusan orang. Mau ke salon atau enggak gak ada hubungannya sama foya-foya. Kalau sekali ke salon jutaaaaaaan rupiah bisa mungkin dibilang foya-foya, di Bandung creambath, potong, cuci blow itu Rp 30rb. Foya-foya? Beli KEEPSI aja segitu kali...

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah ya itu teh, pemikirannya terlalu ditutup untuk hal2 baik. yg doi liat artis kali makanya bilang foya-foya haha

      Delete
  2. wah mbak, perlu juga perawatan rambut, facial... gunting rambut, kan juga biar rapi n gak awut-awutan, muka gak kusam, kan suami juga seneng..., meskipun perawantan harian penting, tapi kadang kan tidak cukup...

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener, mba.. kalo suami ngasih ijin mah hayuk berangkat nyalon aja

      Delete
  3. Aku cuma ke salon kalo butuh potong rambut. Kalo perawatan ke klinik kecantikan dll ngandelin voucher ajalah. Hahaha :p
    Tapi menurutku hal spt itu tampaknya krg pantas diributkan. Aku jg milih begitu tp ga berpikir kalau yg melakukan sebaliknya foya-foya, apalagi kufur. Lucu sekali ya xD.

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah, vocer!!! kita kan emak2 kece dan kreatif ya, ke salon gak perlu pake uang suami hihi

      Delete
  4. kalo soal kayak gini kurang tahu aku.

    ReplyDelete
  5. Aku paling males kalau di group ngomongin preferensi karena jatohnya nanti pasti panjang berdasarkan banyak hal, antara lain pendidikan, spiritual, lingkungan dan yg terpenting siapa suaminya. Suaminya nggak ada yg sama kan? Makanya kalau ada yg bw tema begini mendingan tak tinggal umbah2. :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkkwwkk.. aku tersulut mba.. gemes aja kok ad aorang pikirannya sempit banget kayak gitu

      Delete
  6. Klo liat artis yg nyalon terus ya eman. Selama bs perawatan sendiri ya lakuin. Tp nyalon gak sering2 kan g pp ya. Bs jd itu dpt voucher perawatan dr ngeblog, gak pake duit suami

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener jiaahhh.. dia mah ngandelin duit suami doang sih

      Delete
  7. Istri bukan tidak boleh keluar, tapi menaati suami. Sayyidah Aisyah bukan hanya keluar rumah tapi memimpin perang :-) Intinya jangan ngurusin org lainlah. Biasa aja, masyarakat punya nilai masing-masing.

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener, mas.. cuma pikiran yg agak bengkok kayaknya perlu diluruskan biar gak sesat :)

      Delete
  8. saya bingung kalau saya foya foya itu yang kaya gimana ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo sekali ke salon abis 50 juta mbaa hihi

      Delete
  9. buat saya selama suami juga gak keberatan, gak perlu dianggap foya-foya. Lagipula belum tentu yang suka ke salon berarti gak bersedekah :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. benar sekali. urusan sedekah gak perlu diumbar :D

      Delete
  10. aku juga pengen selalu tampil cantik buat suami...dan itu ga salah ya yu..

    ReplyDelete
  11. seneng deh baca tulisan ini.., setuju, berusaha tampil cantik untuk suami selama tidak berlebihan yang bagus banget dongg, dan kalau mau berbuat baik seperti sedekah, dll, bukannya itu urusan kita dan yang di atas saja? banyak2 sedekah dan tetap cantik buat suami, ya ampuunnn, istri idaman banget kannn... #justathought

    salam kenal ya mba... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba,, selama suami oke aja ya lanjut ke salonnya asal bisa menggunakan dengan bijak. salam kenal juga mba :)

      Delete
  12. Kewajiban istri adalah selalu tampak cantik dan menarik di hadapan suami. Aduh Mba, saya catat ini baik baik ya Mba, mumpung saya masih single. Biar nantinya saya tau, sadar, peduli sama diri saya dan kebahagiaan suami dengan ngasih pemandangan cantik setiap hari.

    ReplyDelete
  13. Bener tuh, gak usah deh ngajarin sedekah klo gak tahu kehidupan org kayak gmana.. belum tentu jg yg berseru utk sedekah udh (rajin) bersedekah, holooohh..

    Istri kan kudu slalu cantik depan suami yaahh

    ReplyDelete
  14. kalo ada duit, saya malah senang istri ane ke salon, toh cantiknya buat ane juga kan, hak hak hak

    ReplyDelete
  15. mba... itu emak2 ribet amat ya?hi hi... yg pasti asal keuangan'y diatur dgn bijak rasanya klo cuma ke salon mah ga masalah ya ^_^

    ReplyDelete
  16. kalau menurut saya sich, semua kembali lagi kepada sudut pandang bagaimana cara menilainya, segala sesuatu pasti ada pro dan kontra.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar Anda ^.^