|
Pantai Sei Bakau, Seruyan |
Pada postingan sebelumnya saya bercerita tentang kunjungan wisata ke Pantai Ujung Pandaran yang ada di Teluk Sampit yang sayangnya sedikit
mengecewakan karena kondisi pantai yang tidak terawat. Berhubung hari masih
siang, saya, suami, dan beberapa teman dalam satu mobil melanjutkan perjalanan
ke kampung sebelah yang notabene jaraknya cukup jauh yaitu satu jam perjalanan
untuk mencari satu pantai lagi yang katanya cukup indah untuk dinikmati
wisatawan. Akhirnya kami sampai di pantai Sei Bakau yang ada di kabupatenSeruyan yang masih menjadi bagian dari Kalimantan Tengah.
|
Kondisi pantai dalam tahap pembangunan tanggul |
|
Perahu nelayan yang bersandar |
Untuk mencapai ke pantai Sei Bakau masih sama dengan ke Ujung Pandaran
yaitu dengan kendaraan pribadi dengan pemandangan alam sekeliling yang masih
sama. Tapi lebih indah ke arah Seruyan karena banyak pohon kelapa dan pinus,
beberapa kali juga melihat gerombolan monyet yang sekedar lewat atau nongkorng
manis di pinggir jalan. Di sebut sebagai Pantai Sei Bakau karena pantai ini
menjadi muara sungai (sungai dalam bahasa Banjar yaitu ‘sei’) dan kanan kiri
sungai banyak ditumbuhi pohon bakau. Cuma mungkin kami sedang tidak terlalu
beruntung, karena ternyata pantai ini sedang dalam tahap renovasi jadi semua
fasilitas yang ada sedang ditutup, tapi retribusi masuk pun ditiadakan, hehe. Sebagai
gambaran tentang Pantai Sei Bakau, merupakan pantai berair cokelat tapi tidak
lebih keruh daripada air di Pantai Ujung Pandaran. Di daratan pantai ditumbuhi
banyak sekali pohon kelapa dan banyak tumbuhan bakau di muara sungainya. Fasilitas
yang disediakan tampak lebih lengkap Sei Bakau daripada Ujung Pandaran karena
banyak sekali gazebo-gazebo di daratan pantai, ada pula pondok-pondok kecil
yang mungkin nanti akan disewakan untuk menginap. Kamar mandi lebih bersih dan
ada musholla tepat di pintu luar pantai. Di sekitar area parkir yang sangat luas terdapat banyak sekali gubuk-gubuk yang sepertinya untuk berjualan.
Meskipun kondisinya sedang dalam perbaikan tapi masih ada beberapa
kelompok remaja dan keluarga yang bermain di sekitar pantai atau sekedar
menyandarkan tubuh di pohon kelapa sambil menikmati semilirnya angin berhembus.
Karena tak mau melewatkan momen, saya dan suami pun turun bersandar di pohon
kelapa, dengan mata menerawang ke arah pantai dengan beberapa orang yang sedang
mengerjakan tanggul sambil menikmati bakso malang. Untungnya ada satu penjual
bakso malang yang saat kami memesan hanya tinggal satu porsi, satu mangkuk
berdua, deh, hehe.
Setelah menimati bakso, saya dan rombongan beralih ke muara sungai
untuk melewati jembatan gantung yang melintas di atas sungai bakau. Cukup jauh
jika harus berjalan kaki dan ternyata bisa membuat sepatu saya jebol karena
berjalan di atas pasir, hiks. Mendekati muara sungai ada beberapa perahu
nelayan yang sedang bersandar, mungkin ada pula yang disewakan. Terdapat beberapa
kios yang sepertinya menjual berbagai macam hasil laut karena bau ikan laut
sangat menyengat saat itu. Yang membuat saya takjub adalah saat dua orang membawa
sebuah gerobak berisi udang besar-besar yang sangat banyak.
|
Gapura masuk jembatan kayu |
|
Muara sungai bakau di Seruyan |
|
Peringatan sebelum melewati jembatan gantung |
|
Jembatan gantung sungai bakau yang mulai rapuh |
|
Pemandangan sungai dari ujung jembatan |
Baca juga : Sakralnya Tanah Lot
Untuk menuju jembatan gantung sungai bakau, terlebih dulu harus melewati jembatan
kayu yang menurut saya sudah tidak layak untuk dilewati karena kondisinya yang
cukup rapuh, beberapa bagian dari jembatan juga sudah patah. Kami pun
melewatinya secara bergantian demi keselamatan. Dan, saat akan melintasi
jembatan gantung sungai bakau, ada sebuah papan pengumuman yang meminta
pengunjung tidak melewati jembatan karena alasan yang sama, jembatan sudah
rapuh. Meskipun saya ingin melintas, tapi akhirnya nyali tersebut menciut juga
karena jembatan gantung cukup panjang dan sedikit menakutkan. Tapi 3 teman kami
nekad untuk menyeberang jembatan. Saya dan suami kembali ke arah pantai dan
masuk mobil untuk tidur sembari menunggu teman lainnya menyeberang jembatan dan
berjalan melewati tanggul pantai lalu kembali ke mobil dalam keadaan basah
kuyup. Kami pun kembali pulang selepas ashar dengan menempuh sekitar 3 jam
perjalanan dan lebih dari setengah perjalanan saya tidur di sebelah suami. Cukup
menyenangkan satu hari bisa bertemu dua pantai.
Eaa di sana ada bakso malang jugaaa. Airnya agak keruh yaa mbak. Ndak nyoba naek perahunya mbakk
ReplyDeleteiyaaa airnya cokelat..
Deleteenggak, Ay, keburu puyeng duluan haha
Kalau mba kesana lagi kondisi yang ada disana sudah bagus dan jembatannya juga sudah di perbaiki ya :)
ReplyDeletehehe belum tentu juga sih, kayaknya uda lama kondisi kyk gt
DeleteWuiiih..udang segerobak kayak apa banyaknya ya Mbak #ngebayangin *ups..gagak fokus, maklum pecinta udang* :D
ReplyDeletebanyak bangeettt.. aku aja terpana haha
Deletebaugus juga pantainya. liburan yang menyenangkan ya mba.
ReplyDeleteudang segerobak mantap.
gak begitu menyenangkan sih haha
Deletewah kece badai y mbak pantainya semoga bisa gratisan sampai situ deh hehe
ReplyDeletekalau uda dibuka ya bayar hehe
Deletewah keren juga ya, aku jadi tertarik pengen liat udang besarnya
ReplyDeletekalo aku pengen makan udangnya wkwkkw
Deleteem.. baksonya enakan bakso Malang atau yang disitu ya mbak hehe...
ReplyDeleteenakan bakso malang polll massss
Deleteharus hati2 ya mbak kalo mau ngelewatin jembatan,ngeri rasanya
ReplyDeleteaku sih gak nyebrang mbaa.. ngeri duluan
Deleteitu pantai? Kaya sungai... tp keliatannya asik bisa jalan2 ke sana
ReplyDeletemuara sungai, Ji :)
DeletePemandanganya keren mbak, itu prahu prahu yang lagi bersandar bisa menjadi nilai ples kalau difoto :D
ReplyDeletekalo pecinta fotografi bagus kali ya hehe
Deletesayang ya.. agak gersang gitu :(
ReplyDeletehmmm arinya kayak keliatan basah dah
ReplyDeleteserem banget kalo ngelewatin jembatan yg kaya gitu jadi parno :"D
ReplyDeleteKalau tempatnya bersih pasti pengunjung juga kagak kecewa,, pantai sei bakau harus tetap dijaga terus terutama dijaga hutan bakaunya,, kalau perlu ditambah lagi.....
ReplyDeletedi sini gak ada foto wajah cemberut lagi ya :D
ReplyDeletenanti ke pantai ini lagi ya setelah renovasi ;)
Aku gak berani naik jembatan gantung, takuttt... Itu di sisi sungainya itu pohon Pinus ya Mba?
ReplyDelete