Movie Marathon: Ip Man 3, Pay The Ghost |
Kalau ada judul postingan tentang maraton nonton film di bioskop,
berarti saya baru saja pulang dari Palangkaraya. Kali ini bukan ikut suami
dinas, tapi mengganti liburan natal dan tahun baru yang harus kami habiskan di
kantor karena suami wajib masuk. Meski cuma tiga hari tapi ya Alhamdulillah,
bersyukur masih bisa liburan tipis-tipis sekaligus mencoba Pizza Hut yang baru
saja buka di Palangkaraya, akhirnya ngidam akan pizza dan lasagna terpenuhi,
haha. Sedikit sayang karena daftar film baru di bioskop Palangkaraya tidak
cukup baru, hanya ada 4 film yang terdiri dari 2 film luar dan 2 film
Indonesia. Rada malas jika harus nonton film Indo apalagi judulnya “Single” dan
“Ngenest”, tidak ada daya tarik bagi saya dan bisa-bisa membayar tiket hanya
untuk tidur. Dua film pilihan kami yaitu “Ip Man 3” dan “Pay The Ghost”, ehem,
film yang memang lebih punya daya tarik untuk ditonton selama 2 malam di
Palangkaraya.
Ip Man 3: Kungfu; Tinju; Roman
Sedikit pengakuan kalau saya belum pernah melihat prekuel dari film
ini dan judulnya pun sangat asing meski suami sangat antusias akan film ini. Awalnya
saya mengira Ip Man (baca: ip-man, bukan ip-man
in english) adalah film superhero seperti Superman, Batman, Ant Man, dan
lainnya, dan salah besar karena ini adalah film biografi dari Hongkong berbahasa
cina tentang seorang master kungfu yang dijuluki Ip Man. Ada 3 konflik besar yang disajikan sepanjang film. Pertama tentang
seorang bule kaya yaitu Mike Tyson yang ingin membeli lahan sekolah untuk
dikomersilkan sehingga terjadi kerusuhan di desa tersebut. Kehadiran Mike Tyson
membawa angin segar karena ada pertunjukan tinju tanpa sarung tinju melawan kungfu meski hanya
satu scene saja. Konflik kedua
tentang seorang yang juga pandai kungfu dan ingin mengalahkan Master Ip dalam
sebuah pertarungan Wing Chun. Konflik
ketiga yaitu istri Master Ip yang mengidap kanker dan harus meninggal. Kata suami,
laga aksinya memang lebih banyak pada seri pertama dan kedua dan Master Ip
lebih humble pada seri ketiga. Menurut
saya, jalan ceritanya sangat bagus karena tidak hanya berkisah tentang kungfu
melainkan memasukkan unsur kehidupan pribadi pelaku yang dikemas secara menarik
meski harus sad ending. Pertunjukan kungfu
pun sangat menarik untuk ditonton, seperti ada koreografi jadi tidak asal
kungfu. Sayangnya dalam bahasa Cina, hemm, saya lebih suka bahasa Inggris, sih.
Dan yang menyebalkan adalah ada dua subtitle
Indo dan Inggris saat film diputar, kalau ini sih kesalahan bioskopnya mungkin
ya. Kesimpulannya, film ini wajib ditonton.
Pay The Ghost: Mediocre;
Menyebalkan
Pay The Ghost adalah film yang terpaksa dipilih daripada memilih film
Indo, tapi sepertinya pilihan tersebut salah karena menonton film ini sungguh
menyebalkan bagi saya. Bercerita tentang seorang anak profesor yang hilang pada
malam Halloween setelah mendapat penglihatan tentang makhluk halus. Setelah satu
tahun menghilang, Nick Cage, ayah si anak tersebut dan istrinya mendapat
penglihatan anak laki-lakinya yang meminta tolong untuk diselamatkan hingga
akhirnya mereka harus membayar seorang dukun. Melalui bantuan temannya yang
mengerti tentang sejarah, kisah mereka mengarah pada cerita kuno tentang
seorang ibu yang membalas dendam karena kematian 3 anaknya dan dirinya dengan
mengambil 3 anak pada malam Halloween dan membawa mereka ke alam arwah. Hingga akhirnya
seorang gelandangan buta membantu Cage dengan menunjukkan jembatan menuju alam
arwah untuk menolong anaknya. Meski digadang sebagai film thriller tapi film ini sangat sukses membuat saya ngantuk dan suami
tidur pada 15 menit pertama film diputar hingga secara tiba-tiba muncul sosok
hantu wanita sangat besar di layar. Sebenarnya, jalan cerita cukup menarik
hanya saja penyajiannya sedikit membosankan karena terlalu banyak drama
daripada thrillnya. Dan sangat
menyebalkan karena suara yang tiba-tiba menjadi sangat keras dan gambar hantu
yang tiba-tiba muncul tipikal film horor Indo. Dan, jika memang hanya ingin
membuang waktu silakan nonton film Pay The Ghost ini.
biasany orang pada suka nonton single bahkan belum tayang pun udah di tunggu-tunggu banyak juga yang review, eh ternyata mba ayu beda ya.
ReplyDeletemarathon film seru ah.. ip man emang keren. kalo yang pay the gost belum nonton, kalo buang waktu nonton pay the gost kok kayaknya kurang menarik ya.
aku emang gak suka filmnya radit dika, hampir semuanya hehe
DeleteWahh boleh nih nonton
ReplyDeletesilakan, kalo di bioskop masih ada hehe
Deleteaku dah nonton film ini, di situ bisa ngerasain emosi sang istri klo anaknya diilangin termasuk ama bapaknya, walopun sebenere disembunyiin hantu
ReplyDeleteaku juga bakal kesel banget mba kalo jadi istrinya hahaha
DeleteBuang waktu. Coba sekali-kali liat ngenest haahay
ReplyDeletebagus, tak? aku kurang tergoda dgn film indo :p
Deletenice review mbak
ReplyDelete