Bunda Elisa dengan gaya khas kupluk merahnya, dok. elisa koraag |
Elisa Koraag, Nyonya Bawel Penuh Cinta – Arisan Link Blogger Perempuan kembali menelurkan satu blogger yang harus diulas oleh semua peserta dan kali ini pemenang ‘kocokan’ arisan link adalah Elisa Koraag (baca: Koraah) yang akrab dipanggil dengan Bunda Icha. Hmm, karena saya belum begitu akrab dengan beliau lebih baik saya menuliskan dengan Bunda Elisa, hehe. Jujur saja, saya keder membuat ulasan seorang blogger yang sudah sangat senior dan punya pengalaman melebihi umur sendiri. Lha beliau sudah mengenal dunia blog dari tahun 2006 sedangkan pada tahun yang sama saya baru saja mengenakan rok abu-abu, kemudian di tahun berikutnya membuat blog dengan platform lain saat saya malah baru belajar ilmu komputer. Bismillah, semoga ulasan saya berkenan untuk Bunda Elisa dan bisa memberikan cambuk semangat untuk peserta arisan link yang membaca.
Baca Juga: Hairi Yanti, Menulis dari Hati
Bunda Elisa mempunyai dua blog berplatform blogspot, kompasiana, indonesiana, dan blogdetik, yang akhirnya saya memutuskan untuk lebih banyak mengulik kisah dari sebuah blog dengan tajuk NYONYA BAWEL. Alasannya, pasti ada banyak hal yang bisa saya curi dari setiap postingan terutama tentang parenting, ehem, hitung-hitung sebagai bekal saya menjadi seorang ibu dalam 2 bulan lagi. Saya dan Bunda Elisa memang hadir dalam keluarga yang berbeda, latar belakang berbeda, karakter pendidikan pun pasti berbeda, tapi yang saya yakini adalah setiap ibu pasti punya naluri yang sama, itulah yang ingin saya curi dari beliau yang sudah berpengalaman membesarkan sepasang anak yang sudah remaja. Terlebih lagi keputusan beliau untuk berhenti bekerja dan menjadi seorang ibu rumah tangga penuh, hal yang selama ini selalu membuat saya galau. Sebuah keputusan yang sangat berani karena ibu saya sendiri pun masih bekerja hingga saat ini, saya tidak akan menyalahkan ibu sendiri karena setiap ibu pasti punya pertimbangan dan keputusan masing-masing.
“Pendidikan dasar pertama anak adalah dari orangtuanya”, jleb! Itulah kata Bunda Elisa. Sejak saat itu beliau selalu mendampingi si ganteng (anak sulung Bunda Elisa) ke sekolah dan menjadi lebih kreatif untuk membantu perkembangan anak-anaknya seperti membuat mini movie dari kemasan kaleng susu dan pasta gigi serta senter. Meskipun kedua anak beliau sudah remaja dan sekolah tapi beliau dan suami tetap mengontrol dan menyediakan waktu seperti belajar bersama atau sekadar membicarakan hal yang sedang trending, atau liburan bersama. Mendidik anak memang tricky kata Bunda Elisa, apalagi kedua anak beliau memiliki sifat dan karakter yang berbeda jadi harus memperlakukan sesuai dengan karakter masing-masing. Sebagai ibu pasti ada suka duka, kadang kesal, marah, bete, dan dicap bawel oleh anak-anaknya karena terlalu banyak ngomel. Tapi ternyata hal-hal tersebutlah yang membuat Bunda Elisa bahagia karena bisa mendampingi tumbuh kembang sang buah hati, bunda yang penuh dengan cinta.
“Pendidikan dasar pertama anak adalah dari orangtuanya”, jleb! Itulah kata Bunda Elisa. Sejak saat itu beliau selalu mendampingi si ganteng (anak sulung Bunda Elisa) ke sekolah dan menjadi lebih kreatif untuk membantu perkembangan anak-anaknya seperti membuat mini movie dari kemasan kaleng susu dan pasta gigi serta senter. Meskipun kedua anak beliau sudah remaja dan sekolah tapi beliau dan suami tetap mengontrol dan menyediakan waktu seperti belajar bersama atau sekadar membicarakan hal yang sedang trending, atau liburan bersama. Mendidik anak memang tricky kata Bunda Elisa, apalagi kedua anak beliau memiliki sifat dan karakter yang berbeda jadi harus memperlakukan sesuai dengan karakter masing-masing. Sebagai ibu pasti ada suka duka, kadang kesal, marah, bete, dan dicap bawel oleh anak-anaknya karena terlalu banyak ngomel. Tapi ternyata hal-hal tersebutlah yang membuat Bunda Elisa bahagia karena bisa mendampingi tumbuh kembang sang buah hati, bunda yang penuh dengan cinta.
Bunda Elisa dan keluarga, dok: elisa koraag |
Selain ilmu parenting yang bisa saya curi ternyata pengalaman beliau di dunia blogging dan tulis menulis juga patut diacungi jempol sebanyak mungkin. Tulisan beliau sudah banyak dimuat di beberapa majalah seperti: Majalah Bobo, Majalah Hai, Majalah Kartini, Tabloid Wanita Indonesia, Tabloid Nova, Tabloid Nakita, dan Majalah Rias, juga pernah menjadi kontributor di Harian Online Koran Indonesia. Ada lebih dari 20 buku yang sudah terbit baik fiksi maupun non fiksi dan beberapa buku lagi masih dalam proses penerbitan. Duh! Kemana saja saya selama ini, ngeblog tidak menghasilkan prestasi apa-apa, hiks. Terlebih lagi energi dan semangat beliau yang sepertinya tidak pernah habis untuk mengikuti berbagai kegiatan blogger termasuk yang keliling Indonesia, iri maksimal. Pesan kecil yang saya curi dari Bunda Elisa dan wajib saya sebarkan adalah “...waktu yang berlalu tidak akan pernah kembali. Jadi mengapa harus diisi dengan penyesalan karena kemarin melalui hari dengan sedih. Jadi mari kita selalu memilih bahagia. Agar setiap hari yang kita lalui bermakna.” Jadi bisa saya simpulkan menjadi nyonya bawel itu memang perlu karena hal tersebut yang bisa memberi energi dalam mendampingi anak serta semangat untuk tetap berkarya. Salam kenal, ya, Bunda.
Profil yang bagus sekali ya Mbak mengenai Bunda Elisa Koraag ini, punya banyak pengalaman khususnya di dunia blogging, dan pengalaman tulis menulisnya juga bener ya patut diacungi jempol, inspiratif,,, iya pesan kecilnya suka tuh ya.. jadi mari kita selalu memilih bahagia... keep smile hehehehehe :) Memang ibu-ibu itu bagai udah kodratnya bawel hehe, ibu saya juga bawel.... :)
ReplyDeletehahaha bapak2 juga banyak yg bawel kok :D
Deletearisannya khusus cewek ya? Dan Bunda Icha emang nyonya blogger yang yahud!!!
ReplyDeleteiya mas, khusus anggota komunitas :)
DeleteAku pernah berjumpa beliau di satu acara, orangnya ramah :)
ReplyDeleteaihh senengnyaa.. aku belum pernah
DeletePerihal blog beliau saya baru sekedar baca-baca, jadi pembaca hehe belum sempat berkomentar di blog beliau
ReplyDeletedikomen lah mas Fan :)
Deleteaih, jangan gitu duooong... saya jadi malu juga... ngeblog dari thn 2003 dan still NOTHING...
ReplyDeleteWah quote-nya keren... memang waktu yang sudah lewat gak bakal balik... Jadi mari yuuuuk, daripada nyesel gak blogging dgn baik mari persiapkan diri jadi blogger yg okeeeh ^_^
bener mbaak, mau jadi blogger macam gimana yg penting nyaman dan kece :)
DeleteWahhh.. quotnya suka bgt.. bener ya mba ayu.. ngapain nyesal mending dijalani setiap kesempatan...
ReplyDeletequotenya bunda icha bakal viral nih :)
DeleteSalut sama Bunda Icha, rela meninggalkan pekerjaan demi mendampingi anak-anaknya. Padahal anak-anak beliau bisa dibilang sudah besar tapi beliau mau mengorbankan pekerjaan demi menemani si buah hati tumbuh dan berkembang.
ReplyDeleteaku pun pengen seperti itu mbak, cumaaaa kok belum ikhlas yaaa hehe
DeleteAku kenal Mak Elisa ini gegara grup Facebook PEDAS. Semoga yaaa, suatu saat bisa berjumpa dengan Beliau di dunianyata, Aamiin :)
ReplyDeletePEDAS itu grup penulisan yg dibuat bunda icha
DeleteInsfiratif sekali jadi tambah semangat nulis dan Blogging, gak nyangka seorang Ibu yang sudah disibukan masalah dapur rumah tangga pun bisa jadi Inspirator buat banyak orang.
ReplyDeleteSaran: Mungkin tulisannya perlu diberikan sedikit paragraph lagi mbak Ayu, ini cuma saran loh mohon jangan tersinggung.
Happy Blogging
Salam
Mugianto.
makasih sarannya mas, sudah diedit heheh
Deletebunda icha selalu tersenyum lebar ya....
ReplyDeletebetul sekali, foto2nya sellau tersenyum lepas
Deletekeren nih sama bunda Icha, yang sangat memperhatikan akan tumbuh kembang sang buah hatinya, dan mengorbankan kepentingannya
ReplyDeletepengorbanan seorang ibu
DeleteBtw, punya blog berplatform blogspot, kompasiana, indonesiana, dan blogdetik, berarti 4 blog doong :D
ReplyDeleteiya mba, betul, hehe bisa yaa managenya
DeleteBunda icha bener - bener sosok yang inspiratif :)
ReplyDeleteaku ingat banget, pertama ketemu mami icha, langsung dipeluuuk, keibuaaan banget mami icha tuh,
ReplyDeleteWah, saya baru tau kalau Bunda Icha pernah nulis buat majalah Bobo juga :D
ReplyDelete